Hemat Air, Desain Toilet Ini Cocok untuk di Daerah Kesulitan Air

Badung, IDN Times - Sejumlah stan meramaikan ajang World Water Forum 2024. Sejumlah produk yang dinilai mendukung konservasi air, dipamerkan dalam stan tersebut.
Salah satunya adalah produk toilet SATO, yang diklaim lebih hemat dalam hal penggunaan air. Leader SATO Indonesia, IGN Agung Kamasan menjelaskan, produk buatan mereka didesain sedemikian rupa hingga hanya memerlukan 1 liter air saja untuk membersihkan kotoran. Sebagai perbandingan, toilet konvensional berleher angsa membutuhkan 5 liter air untuk membersihkan kotoran untuk sekali siram.
“Kami sebenarnya meng-improve toilet konvensioinal dari segi trap-nya ya," kata IGN Agung Kamasan.
1.Teknologi pada toilet didesain untuk menghemat air

Agung Kamasan juga menjelaskan teknologi dengan sistem I-Trap mendukung penghematan penggunaan air untuk membilas toilet sekitar 1 liter sekali bilas.
“SATO ini salah satunya juga untuk membantu percepatan pengentasan buang air besar sembarangan untuk di beberapa daerah. Teknologi yang kami bawa itu sesuai yang dibutuhkan untuk water conservation,” terangnya.
2. ini cocok untuk pedesaan dan daerah-daerah yang sulit mengakses air

Desain ini ia ungkap cocok digunakan di pedesaan apalagi yang mengalami kesulitan air. Selain itu ringan, dan harganya juga terjangkau. Beberapa sebaran wilayah di Indonesia yang masyarakatnya telah menggunakan teknologi toilet ini, diantaranya di Kabupaten Mamberamo Tengah Papua, dan di wilayah Jawa.
“Sejak Mei 2023 sampai saat ini sudah hampir 2000 unit,” ungkapnya.
3. Peningkatan sistem sanitasi di Indonesia jadi isu penting

Sementara itu Wakil Presiden Senior dan Pemimpin SATO dan LIXIl Public Patners, Erin McCusker menyampaikan, permasalahan toilet dan sanitasi di kalangan masyarakat perlu mendapat perhatian khusus.
Hingga tahun 2020, kata dia, lebih dari 13 juta orang masih buang air besar di tempat terbuka. Dan lebih dari 4 juta orang di Indonesia yang masih menghadapi masalah terkait dengan sanitasi dasar, yakni penggunaan toilet yang tidak memadai.
Selain itu 20 persen sekolah baik sekolah dasar maupun menengah, tidak memiliki layanan sanitasi yang baik sehingga mempengaruhi kesehatan dan pendidikan anak-anak.
“Ini kesempatan kami untuk memperkenalkan toilet yang mendukung sanitasi yang baik,” ungkapnya.