Nelayan Karangasem Semringah Bisa Nangkap 500 Ekor Ikan/Hari

Karangasem, IDN Times - Nelayan di Kabupaten Karangasem mulai semringah. Mengingat masa paceklik yang terjadi sejak awal 2025 mulai berganti. Hasil tangkapan ikan tongkol saat ini mengalami peningkatan drastis sejak seminggu terakhir.
Selain itu, cuaca di sekitar Perairan Karangasem atau Selat Lombok kondisinya bagus. Gelombang di tengah laut tidak tinggi, sangat bersahabat, dan kecepatan anginnya tidak kencang. Sehingga cocok untuk melaut.
1. Hasil tangkapan bisa mencapai 1.000 ekor per hari

Nurfiah, nelayan asal Banjar Ujung Pesisir, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, menceritakan hasil tangkapannya mengalami peningkatan sejak beberapa hari ini. Para nelayan di wilayahnya bisa menghasilkan tangkapan ikan di kisaran 500 sampai 1.000 ekor per hari.
"Alhamdulillah hasil tangkapan mengalami peningkatan. Rata-rata nelayan di Banjar Ujung Pesisir dapat 500 ekor lebih. Kalau sebelumnya paceklik, tidak ada ikan. Nelayan merugi di BBM," kata Nurfiah.
Hasil tangkapan meningkat secara bertahap, dan hampir semua nelayan di Kabupaten Karangasem dapat merasakannya. Seperti nelayan di Ujung Pesisir, Jasri, Seraya, Buitan, Candidasa, Tanah Ampo, Bugbug, Antiga Kelod, Bunutan, Amed, dan Kecamatan Kubu.
"Cuaca di tengah laut juga bersahabat. Biasanya nelayan di Banjar Ujung Pesisir melaut hingga ke Lombok. Ada juga hanya di Perairan Karangasem. Semoga kondisi terus bersahabat," harap Nurfiah.
2. Harga ikan masih normal per ekornya

Harga ikan tongkol di nelayan masih normal. Yaitu di kisaran Rp4 ribu sampai Rp5 ribu per ekor, tergantung dari ukuran ikannya. Hasil tangkapan ini cukup untuk biaya operasional, dan memenuhi kebutuhan sehari.
Seandainya dikalkulasi, harga per ekor sekitar Rp4 ribu dan hasil tangkapan 500 ekor, itu berarti nelayan berpenghasilan Rp2 juta per hari. Seandainya hasil tangkapan lebih dari 500 ekor, otomatis hasilnya lebih banyak. Cukup untuk kebutuhan setiap hari.
"Untuk biaya operasional melaut minimal habis Rp200 ribu sampai Rp250 ribu untuk beli bahan bakar minyak (BBM). Jika ditambah makanan, minuman, dan rokok bisa lebih 250 ribu. Ini belum termasuk biaya lelahnya," jelas suami Herawati ini.
3. Hasil tangkapan dijual ke pengepul lokal

Hasil tangkapan nelayan biasanya dijual ke pengepul lokal. Para pengepul lokal ini juga biasanya membeli secara borongan. Jadi, harganya disamaratakan baik ukuran kecil maupun besar.
Hasil borongan ini kemudian dijual kembali ke kampung, dan harganya lebih mahal. Yaitu sekitar Rp6 ribu sampai Rp7 ribu per ekor. Ada juga yang mengolahnya menjadi abon, atau direbus, dan harganya bisa semakin naik.
Jika hasil tangkapan ikan tongkolnya melimpah, nelayan akan menjualnya ke pengepul besar untuk dijadikan sarden.
"Kalau hasil tangkapan melimpah, biasa dijual ke pengepul besar dari Kusamba, Singaraja, dan Denpasar," terangnya.