Denfest ke-17 Hadirkan 190 UMKM dan 30 Grup Musik

- Denfest ke-17 digelar 22-25 Desember 2024
- Terdiri dari ragam kuliner, kriya, fashion, hingga hiburan
- Melibatkan 190 UMKM unggulan, 30 grup musik, dan 450 orang pendukung pementasan budaya
Denpasar, IDN Times - Gelaran Denpasar Festival (Denfest) kembali digelar tahun 2024, yakni tanggal 22-25 Desember mendatang. Tahun ini, Denfest ke-17 akan menghadirkan ragam kuliner, kriya, fashion hingga hiburan.
Kadis Pariwisata Kota Denpasar, Luh Putu Ryastiti mengatakan, Denfest tahun ini bertema Ngarumrum Kerta Langu, Kilau Denpasar.
"Ini sebagai salah satu festival yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat melalui sinergi ekonomi kreatif, yang menghadirkan 190 UMKM unggulan yang sebelumnya telah melalui proses kurasi oleh lembaga profesional," kata Luh Putu Ryastiti pada Jumat (20/12/2024).
Tahun ini, kata dia, Denfest juga diramaikan 30 grup musik dan 450 orang untuk pendukung pementasan budaya. Diantaranya terdapat pementasan Tari Kathak dari Konsulat Jenderal India serta Tari Seka Kamoro, Mimika, Papua Tengah.
1. Denfest menyuguhkan perpaduan antara kreativitas tradisi dan modernitas
Sementara itu, Wakil Wali kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa menjelaskan bahwa pelaksanaan Denfest sebagai festival rakyat merupakan upaya untuk menghadirkan hiburan serta menjadi puncak apresiasi bagi UMKM. Dia berharap, Denfest mampu menjadi wahana promosi pelaku usaha dan perajin Denpasar untuk lebih dikenal masyarakat.
Secara keseluruhan, Denfest menjadi wahana utama untuk menyaksikan, memamerkan, dan memanggungkan beragam produk kekinian dari berbagai sektor ekonomi kreatif di Kota Denpasar. Berbagai macam acara interaktif turut mengisi rangkaian acara diantaranya workshop dan lomba fotografi, parade merangkai bunga, hingga parade Ngelawar.
"Denpasar Festival hingga kini selalu berhasil menyuguhkan perpaduan antara kreativitas tradisi dan modernitas sehingga dapat memberikan inspirasi bagi khalayak luas untuk terus berinovasi pada kemajuan kota," terangnya.
2. Denfest juga menjadi wadah untuk pertumbuhan ekonomi

Pelaksanaan Denfest harus mampu menjadi Hub sekaligus ruang publik yang memberikan dorongan pertumbuhan perekonomian, lewat lahirnya UMKM, yang meliputi kuliner, kriya, ekraf hingga agrobisnis yang berdaya saing.
Di sisi lain, Denfest tetap bisa memberikan hiburan rakyat yang menjadi pilihan rekreasi jelang akhir tahun.
"Harapan kami sebagai wadah inovasi, pelestarian budaya, dan akselerator ekonomi kreatif yang dinamis," kata I Kadek Agus Arya Wibawa.
Penataan tempat penyelenggaraan Denfest ke-17 dibagi dalam 4 zona. Ini rinciannya:
- Zona A Kawasan Catur Muka yang merupakan area persimpangan antar zona, lokasi dimana inagurasi pembukaan juga digelar
- Zona B di sepanjang ruas Jalan Veteran bagian selatan (depan Inna Bali Hotel) yang diperuntukkan bagi stand UMKM Kriya dan Fesyen serta dilengkapi dengan panggung Fashion Show, untuk peragaan busana
- Zona C berada di sepanjang ruas Jalan Gajah Mada bagian timur (depan kantor walikota) yang diperuntukkan bagi stand UMKM Kuliner dan Kopi
- Zona D yakni Lapangan Puputan I Gusti Ngurah Made Agung yang diperuntukkan untuk Panggung Musik, Panggung Budaya Barat, Stand Kuliner kekinian, Food ruck dan Wirausaha Muda Denpasar (WMD), Stand Kartun Denpasar, Denah Sosial Kota Denpasar, HIPMI, Pos Kesehatan, Pos Keamanan Terpadu, INBIS Binaan Dinas Koperasi UMKM Kota Denpasar
3. Tema Denfest menggambarkan perjalanan Kota Denpasar

Sementara, Kadis Pariwisata Kota Denpasar, Luh Putu Ryastiti menjelaskan tema Denfest tahun ini mencerminkan dua aspek penting, yakni identitas kultural Denpasar dan dukungan pemerintah dalam bentuk strategi pembangunan.
“Filosofi tema ini diibaratkan seperti layangan Bali yang menari indah di langit. Simbol harmoni antara tradisi yang kokoh dan modernitas yang memesona. Tema ini merupakan sebuah metafora yaitu kaya dan mendalam, yang menggambarkan perjalanan Kota Denpasar sebagai destinasi kesejahteraan dan keindahan yang berkelanjutan,” ujarnya.
Kota Denpasar, kata dia, tidak hanya melestarikan warisan leluhur, tetapi juga mengembangkannya menjadi sebuah ekspresi kontemporer yang relevan. Budaya menjadi akar yang kuat, dari mana tumbuh cabang-cabang kreativitas yang beragam, inklusif, dan terbuka terhadap pengaruh global.