Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Nyampaht Simbol Kekuatan Kolektif Menghadapi Sampah di Bali

beberapa karya seni yang dipamerkan di Nyampaht (dok.pribadi/Natalia Indah)

Komunitas Malu Dong menggelar pameran seni rupa bertema Nyampaht di Sudakara Artspace, Sudamala Resort Sanur, Kota Denpasar. Pameran ini merupakan rangkaian ulang tahun ke-16 komunitas tersebut, yang berkolaborasi dengan komunitas dan seniman lokal Bali. Karya seni yang ditampilkan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan isu lingkungan, khususnya masalah polusi plastik yang semakin meningkat di Bali.

Komang Sudiarta, Pendiri Komunitas Malu Dong, mengatakan pameran ini bukan hanya kesempatan untuk memamerkan bakat seniman lokal, namun juga ajakan bagi semua orang untuk merenungkan hubungan manusia dengan dampak pada lingkungan.

“Nyampaht yakni nyampah dan nyampat, yang mengangkat filosofi sapu lidi sebagai simbol persatuan dan kekuatan kolektif dalam menghadapi persoalan sampah di Bali. Sapu lidi yang terbuat dari lidi pelepah pohon kelapa atau aren, menggambarkan kebersihan dan ramah lingkungan, serta pentingnya membersihkan sampah bersama-sama, termasuk pemerintah, pebisnis, seniman, hingga masyarakat,” ungkapnya dalam pembukaan pameran di Sudamala Resort Sanur, Kamis (10/4/2025).

Dia menambahkan, pameran ini lebih dari sekadar kesempatan memamerkan bakat seniman lokal. Ini juga ajakan untuk semua orang agar merenungkan hubungan manusia dengan dampak pada lingkungan, hingga melindungi keindahan alam di Pulau Bali itu sendiri.

1. Ajakan seluruh pihak untuk aktif menjaga kebersihan Bali

Putri Suastini Koster (kanan) saat memberikan sambutan dalam pembukaan pameran Nyampaht (dok.pribadi/Natalia Indah)

Seni menjadi alat yang kuat untuk berperan aktif dalam menjaga kebersihan Bali, dan mengurangi sampah demi masa depan yang lebih bersih serta berkelanjutan. Komang Sudiarta menambahkan, melalui pameran tersebut pihaknya berharap dapat menginspirasi perubahan serta mengajak orang-orang untuk bergabung dalam gerakan kepedulian pengurangan sampah, terutama sampah plastik.

Putri Suastini Koster, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali, yang menghadiri pembukaan pameran seni Nyampaht, menuturkan bahwa pentingnya pengelolaan sampah berbasis sumber.

“Tidak hanya Bali saja, Indonesia pun sedang darurat sampah sehingga hal ini perlu diperhatikan lebih serius. Dari Bapak Gubernur sendiri sejak periode pertama tahun 2019 sudah menekankan pengelolaan sampah berbasis sumber. Yang dimaksud adalah di mana muncul sampah, selesaikan di sana. Sehingga sampah tidak meluber ke tempat lain. Saya harap masyarakat bisa menjalankan hal ini dan kami sangat mengapresiasi inisiatif komunitas serta para seniman yang telah menyuarakan isu lingkungan melalui seni,” terangnya saat memberikan sambutan dalam pembukaan pameran Nyampaht.

2. Didukung oleh industri perhotelan

Beberapa hasil karya yang dipamerkan (dok.pribadi/Natalia Indah)

Ricky Putra, COO Sudamala Resorts, menjelaskan seni mempunyai kekuatan yang luar biasa untuk menginspirasi, menggugah pemikiran, dan mendorong perubahan. Melalui kolaborasi dengan Komunitas Malu Dong, pameran tersebut bisa mendorong dan memberikan kesadaran masyarakat untuk melindungi lingkungan serta menjaga keindahan alam Bali.

“Kami sangat bangga menggelar pameran ini di Sudakara Artspace. Ekspresi kuat para seniman ini mengajak kita semua untuk tidak hanya mengapresiasi seni saja. Namun juga merenungkan peran kita dalam menjaga dunia sekitar dan mendorong untuk melakukan aksi nyata,” ujarnya pada kesempatan yang sama.

Pameran ini menampilkan koleksi lukisan yang dipilih dengan cermat. Tidak hanya memukau penonton secara visual saja, tapi juga menyampaikan pesan kuat tentang tujuan, refleksi, dan kesadaran lingkungan. Setiap karya, akan mengajak pengunjung untuk berhenti sejenak dan merenungkan peran mereka dalam melindungi lingkungan serta masa depan Pulau Dewata ini.

3. Komitmen penuh untuk mengurangi sampah plastik

para pengunjung yang menikmati pameran Nyampaht (dok.pribadi/Natalia Indah)

Komunitas Malu Dong merupakan sebuah organisasi lingkungan yang berbasis di Bali, dan berkomitmen penuh untuk mengurangi sampah plastik serta melestarikan lingkungan sekitar, pantai, kehidupan laut, maupun kesehatan masyarakat Bali. Komang Sudiarta mengatakan, pihaknya terus mengajak dan membangun karakter mental masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan. Di samping itu juga terus mempromosikan pembuangan sampah yang bertanggung jawab.

“Pameran seni rupa ini merupakan bagian integral dari misi tersebut. Kami pun terus mengajak seluruh pihak untuk tetap berperan aktif dalam menjaga kebersihan Bali dan mengurangi sampah. Demi masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan,” terangnya.

Pameran Nyampaht menampilkan karya 13 seniman lokal yang berbakat, di antaranya Uuk Paramahita, I Made Gunawan, Eni Astiarini, I Made Somadita, I Nyoman Loka Suara, Made Bayak, Ida Bagus Gde Surya Dharma, Jango Pramartha, Agus Kama Loedin, Made Kaek, Ni Way, Ni Luh Vonidewi, dan AA Putu Oka Astika.

Pameran Nyampaht akan berlangsung selama satu bulan penuh, mulai 10 April hingga 10 Mei 2025 mendatang di Sudakara Artspace, Sanur. Kamu bisa datang kemari, sebab pamerannya terbuka untuk umum dan menjadi ajakan terbuka bagi siapa saja untuk ikut berperan menjaga kebersihan serta kelestarian Pulau Bali. Jangan lupa mampir, yuk!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us