Kesaksian Tetangga Terduga Teroris di Bali, Jarang Interaksi

Denpasar, IDN Times - Detasemen Khusus 88 Anti Teror (Densus 88) telah mengamankan terduga teroris berinisial FSI (28) dan istrinya DYA di rumah kontrakan daerah Dusun Banjarejo, Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, pada Selasa (6/9/2022) lalu. Pascapenangkapan itu, Tim Densus 88 menggeledah rumah kos mereka di Jalan Satelit Dusun Bumi Asri, Desa Dauh Puri Kelod, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar, Provinsi Bali.
Berdasarkan hasil penelusuran ke lokasi tempat tinggal terduga diketahui, bahwa pasutri tersebut jarang berinteraksi dengan warga sekitar. Berikut ini kesaksian yang disampaikan oleh Ketua Musala Al-Ikhlas Dusun Bumi Asri, Iswanto (53).
1.Tinggal bersebelahan dengan orangtuanya, FSI lahir di Kota Denpasar. Ia jarang berinteraksi dengan tetangga sekitar
Lokasi tinggal pasutri terduga teroris tersebut berada di gang buntu Dusun Bumi Asri. Mereka menyewa kos bulanan yang bersebelahan dengan orangtua FSI. Keluarga ini sudah lama tinggal di sini, dan hanya terpisah dengan satu kamar kos saja.
FSI diketahui merupakan anak kedua dan lahir di Kota Denpasar pada Juni 1994 lalu. Ia kemudian menikahi DYA dan dikaruniai 2 orang anak. Selama tinggal di lokasi tersebut, pasutri ini jarang berinteraksi dengan tetangga kos. Pintu kamar kos pun hanya dibuka sedikit. Anak-anaknya selalu diungsikan ke rumah mertuanya yang tinggal di Kota Denpasar, pada saat jam kerja.
Tak banyak tetangganya yang tahu kondisi sebenarnya pasutri tersebut. Mereka hanya mengetahui dari orangtua FSI, bahwa yang bersangkutan bekerja di bagian pipa (konstruksi).
“Mungkin terlalu sibuk, kami ndak (tidak) tahu. Mungkin kesibukan di luar. Jadi semua tetangganya gak tahu. Tahunya kerja di Lumajang, di Lombok. Tahunya pas ketangkap ini,” jelas Ketua Musala Al-Iklhas Banjar Bumi Asri, Iswanto, pada Jumat (9/9/2022).
Sementara itu tetangga sebelah kamar kos FSI, pun memilih bungkam dan mengatakan tidak tahu apa yang terjadi.