Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Ada 2 Kasus Bunuh Diri di Jembatan Tukad Bangkung

Ilustrasi kesehatan mental (freepik.com/freepik)

Denpasar, IDN Times - Kamis, 3 April 2025 lalu, seorang perempuan mengakhiri hidup di Jembatan Tukad Bangkung, Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. Setahun lalu, tepatnya pada 26 Mei 2024, kakak beradik juga mengakhiri hidup di jembatan yang sama.

Korban mengakhiri hidup dengan melompat dari jembatan setinggi 71,14 meter dan panjang 360 meter. Diklaim sebagai jembatan tertinggi se-Asia Tenggara, kasus bunuh diri justru terus terjadi. Apa langkah dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali terkait kasus ini dan bagaimana telaah psikolog? Berikut informasi selengkapnya.

1. Gubernur Bali mengusulkan lihat dari aspek sekala dan niskala

Gubernur Bali, Wayan Koster (IDN Times/Yuko Utami)

Gubernur Bali, Wayan Koster, menanggapi kasus bunuh diri di Bali bukan hal baru. Sebab, sejak dari dulu sudah ada.

“Kaitannya dengan angka bunuh diri fenomena belakangan di Bali, lebih banyak karena ekspos media sosial. Kalau hal-hal seperti ini, dari dulu ada. Bukan hal baru sebenarnya,” kata Koster saat diwawancarai awak media di Halaman Depan Gedung Gajah, Jayasabha, Kota Denpasar, pada Minggu (6/4/2025).

Koster menjelaskan, kasus bunuh diri di Jembatan Tukad Bangkung akan dibicarakan bersama Bupati Badung. Ia akan membahas dari aspek sekala dan niskala.

“Apakah sewaktu jembatan itu dibangun sudah sesuai dengan upakara saat melaspas,” ujarnya.

Secara sekala, Koster menilai agar jembatan dibangun lebih tinggi. Sehingga tidak mempermudah akses orang untuk melompat dari jembatan. Menurut Koste, pemasangan closed circuit television (CCTV) di sekitar jembatan hanya satu solusi. Saat ditanya faktor bunuh diri terkait masalah sosial dan ekonomi, Koster berujar, “belum tentu masalah ekonomi, orang berduit ada juga yang bunuh diri.”

2. Tingginya angka kasus bunuh diri di Bali

ilustrasi depresi (pexels.com/Pixabay)

Bali berada di peringkat ketiga kasus bunuh diri tertinggi se-Indonesia. Ini berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Polri pada periode 1 Januari hingga 15 Maret 2024. 

Data itu mencatat terdapat 287 kasus bunuh diri di Indonesia sepanjang periode tersebut. Ada 31 kasus bunuh diri di Bali dalam periode itu. Kedua, Provinsi Jawa Timur sebanyak 47 kasus. Paling tinggi atau urutan pertama yaitu Jawa Tengah, sebanyak 97 kasus. 

IDN Times mencari data terbaru dari Pusiknas Polri, tapi situs resmi tersebut sedang dalam perbaikan saat diakses pada pukul 12.15 Wita, Senin (7/4/2025).

3. Alarm bagi semua orang agar peduli kesehatan mental

ilustrasi bergandengan (pexels.com/NEOSiAM 2024+)

Psikolog Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Ngoerah, Lyly Puspa Palupi, menjelaskan angka bunuh diri tersebut sangat memprihatinkan.

“Jadi di satu sisi sangat memprihatinkan ya. Karena artinya ada permasalahan terkait kondisi kesehatan mental di masyarakat Bali yang cukup kompleks. Sehingga memicu orang untuk memutuskan mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri,” jelas Lyly.

Tingginya angka bunuh diri di Bali, menurut Lyly adalah sebuah alarm bagi seluruh pihak untuk peduli terhadap kondisi orang terdekat.

“Angka yang tinggi ini seharusnya menjadi 'alarm' bagi kita semua untuk bisa menunjukkan kepedulian lebih besar terhadap kondisi mental atau psikis orang-orang di sekitar kita, dimulai dari lingkungan terdekat yakni keluarga,” kata dia.

Depresi bukanlah persoalan sepele. Jika kamu merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.
Kementerian Kesehatan Indonesia menyarankan masyarakat yang membutuhkan bantuan terkait masalah kejiwaan untuk langsung menghubungi profesional kesehatan jiwa di puskesmas atau rumah sakit terdekat.
Dalam keadaan darurat, berikut ini nomor kontak yang dapat dihubungi.

Bali Mental Health & Suicide Prevention Helpline
Love Inside Suicide Awareness (LISA)
Bahasa Indonesia +62 811 3855 472
Berbahasa Inggris +62 811 3815 472

Jangan Bunuh Diri || telp: (021) 9696 9293 || email: janganbunuhdiri@yahoo.com

Organisasi INTO THE LIGHT || message via page FB: Into The Light Indonesia (@IntoTheLightID) || direct message via Twitter: @IntoTheLightID

Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) Telp. 021-8514389 Website: http://www.skizofrenia.org/
LSM Jangan Bunuh Diri || Telp 021-0696 9293.

Share
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us