Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Selamat Jalan Laura, Saya Banyak Belajar dari Kamu

Instagram.com/idntimes

Edelenyi Laura Anna atau akrab disapa Laura Anna atau Lora telah meninggal dunia, Rabu (15/12/2021). Kabar ini meramaikan trending di Twitter. Seluruh netizen yang mengikuti perjalanan dia tidak ada yang menyangka. Termasuk saya.

Jujur saja, saya tidak tahu siapa dia sebelumnya. Saya bukan orang yang update tentang dunia entertainment. Namun malam itu, Kamis (15/12/2021), saya scroll YouTube dan melihat podcast milik Deddy Corbuzier. Tanpa menekan kanalnya, saya bisa melihat video yang judul thumbnail-nya SAYA DICACATKAN. LAURA EDELENYI diputar.

Deddy tampak menggendong perempuan muda ke kursi roda. Hati ini berdesir. Siapa dia? Karena dari awal lagi konsen banget sama kasus kekerasan dan pelecehan seksual, saya jadinya ngeklik video tersebut. "Dia korban kekerasan seksualkah?" Tanya saya dalam hati.

Empat puluh satu menit 23 detik. Saya tonton video tersebut sampai habis. Saya menonton sambil baca komentar pengikutnya Deddy. Adakah yang merundung atau bahkan menyalahkan dia? Tidak. Saya hanya menemukan banyak dukungan di video itu, meskipun ada juga yang mengatakan kalau Laura seperti bingung menjawabnya.

Tanggal 15 Desember 2021, saya membaca kabar kematiannya di grup kantor. Kaget! Perempuan yang saya tonton itu meninggal di usia muda, 21 tahun. Sama seperti kamu, saya juga langsung melihat instastory dia. Dia ternyata repost instastory teukuchwanul. Kemarin (14/12/2021) adalah sidang di Pengadilan Tinggi Jakarta Timur dengan agenda menghadirkan saksi ahli fisioterapi Laura.

Lalu saya mencari informasi nama penyakit spinal cord injury, dan menemukan Repository.umy.ac.id. Situs itu memaparkan Spinal Cord Injury (SCI) adalah lesi traumatik akut elemen saraf dari kanal tulang belakang, termasuk sumsum tulang belakang dan cauda equina, yang menghasilkan defisit sensorik, motorik, atau disfungsi kandung kemih sementara atau permanen (Oteir et al, 2014). SCI adalah keadaan yang diakibatkan oleh trauma ataupun nontraumatik yang menyebabkan adanya keterbatasan dalam perawatan diri, bergerak dan beraktivitas sehari-hari (Sayılır, Erso¨z and Yalc¸ın, 2013).

Intinya, Laura mengalami cedera saraf tulang belakang. Penyebab umumnya adalah kecelakaan pada saat berkendara, olahraga, hingga kekerasan fisik. Laura mengalami kecelakaan hebat dua tahun lalu. Kecelakaan itu membuatnya lumpuh total. Satu dari beberapa gejala yang ditimbulkannya adalah kehilangan kontrol untuk buang air kecil maupun besar. Makanya, Laura terlihat memakai kateter di podcast Deddy.

Saya amat sangat berduka atas meninggalnya Laura. Dia tidak hanya sakit secara fisik saja, tetapi juga psikis. Mungkin dia sering mengunggah kebahagiaan di Instagram pribadinya. Termasuk di podcast tersebut, Laura tampak baik-baik saja. Dari Laura, saya belajar banyak hal.

1. Luka itu pasti ada, dan akan terus mengikutimu (Mungkin) sampai akhir hayat. Susah sembuhnya, apalagi jika itu adalah luka hati. Tetapi ingatlah, bahwa mengatakan diri sedang tidak baik-baik saja itu perlu lho

Laura Anna meninggal dunia (instagram.com/juragan_99)

Segala postingan yang diunggah oleh Laura adalah bukti bahwa luka hati itu akan terus ada. Mungkin Laura mengunggah foto yang manis-manis. Namun caption-nya mengandung "Sedang tidak baik-baik saja." Ada unfinished business atau urusan yang tidak selesai dari masa lalu.

Seorang Psikolog, Hipnoterapis, dan Psikiater di Klinik Sudirman Medical Center (SMC) Kota Denpasar, dr I Gusti Rai Wiguna SpKJ, pernah memaparkan:

"Karena kita memaksakan untuk melupakannya atau pura-pura lupa. Padahal dengan cara seperti itu, masalahnya tetap tidak akan tuntas."

Dokter Rai menyebutkan, seseorang tidak akan mudah untuk melupakan unfinished business. Masalahnya juga tidak akan tuntas. Jadi ia menyarankan seseorang supaya meluangkan waktu untuk benar-benar memikirkan masa lalu.

Sebab hanya ada dua cara saja untuk menyelesaikannya. Pertama, mengubah hal-hal yang bisa kamu ubah. Kedua, memaklumi atau menerima masa lalu itu bahwa kamu memang tidak bisa mengubahnya.

"Setelah itu kita bisa fokus pada pelajarannya, dan tidak lagi pada lukanya. Ketika unfinished business itu terselesaikan baik dengan cara diubah atau dimaklumi, maka akan jadi ringan untuk memecahkan masalah-masalah yang sekarang."

Rasanya hal itulah yang sedang dilakukan oleh Laura selama dua tahun ini. Butuh waktu yang sangat panjang bagi Laura berjuang untuk menerima masalahnya. Ketika sudah menerima dan mengikhlaskannya, Laura mulai fokus untuk memecahkan masalah tersebut yaitu kasus kecelakaan yang dialaminya. Laura menuntut Gaga Muhammad (Mantan pacar) dan proses persidangannya sedang berjalan.

2. Bercerita tentang masalah pribadinya kepada keluarga dan orang terdekat adalah hal yang utama

Laura Anna meninggal dunia (instagram.com/edlnlaura)

Menjadi pesakitan fisik dan psikis itu berat lho. Inilah pentingnya keberadaan keluarga dan teman dekat. Mereka bisa jadi support system kamu ketika menghadapi masalah yang berat sekalipun.

Tidak semua orang kuat melewati sebuah ujian secara sendirian. Butuh orang lain di sampingnya. Seseorang yang pemikirannya sedang tidak jernih karena ada masalah, terkadang hanya pengin didengarkan saja.

Sebab kata Dokter Rai, putus asa bisa muncul ketika kamu hanya memiliki satu rencana saja dan memaksakan diri harus menggunakan cara itu. Padahal ketika menghadapi halangan, kamu harus punya banyak rencana.

Terus gimana cara menemukan banyak rencana ketika pikirannya lagi tidak jernih? Ya kamu harus menerima banyak masukan dari orang lain untuk menyusun plan A sampai Z. Kalau gagal? Ya, kembali ke poin pertama dulu.

Laura pernah bercerita dalam podcast Deddy, bahwa dia butuh Gaga di sampingnya. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Gaga GAGAL berada di sampingnya. Akhirnya, keluarga dan teman dekat Laura terus menerus memberikan dukungan. Dia jadi merasa tidak sendiri. Dia juga mendapatkan banyak masukan.

Makanya ada kalimat "Sejauh apa pun seorang anak pergi, sesungguhnya keluarga adalah sebaik-baiknya tempat untuk kembali."

3. If the world seems cold to you, kindle fires to warm it

Film When They See Us. (Deadline.com)

Tanggal 12 Desember 2021, Laura mengunggah gambar cuplikan film serial berjudul When They See Us, yang tayang di Netflix tahun 2019 lalu. Film ini tentang kisah nyata Antron McCray, Kevin Richardson, Yusef Salaam, Raymond Santana, dan Korey Wise di era 1989. Ada seorang pelari perempuan diperkosa dan ditinggalkan hingga hampir mati. Perempuan itu adalah Trisha Meili. Kelima remaja tersebut dipaksa untuk mengakui sebagai pelakunya.

Laura tampaknya mengambil banyak pelajaran di film tersebut. Ia mengunggah percakapan "People hate us out there," dan "They hate your brilliance. They hate your beauty. They hate us. But we not gonna hate ourselves."

Intinya, orang lain boleh membenci kekurangan fisik dan psikis kamu. Tetapi kamu tidak akan membenci diri sendiri. Maka, ketika dunia sedang tidak bersahabat denganmu, buatlah jadi hangat dengan semangatmu.

4. Ada keinginan yang kuat untuk sembuh

Transformasi Laura Anna (instagram.com/edlnlaura)

Laura dan Deddy adalah dua orang yang pernah mengalami gangguan saraf di tulang belakangnya. Laura terkena SCI dan Deddy terkena Hernia Nukleus Pulposus (HNP), yaitu melemahnya jaringan di bantalan tulang belakang. Mereka sama-sama tidak bisa bergerak.

Dalam podcast, Deddy bercerita pernah mengalami gangguan di saraf tulang belakangnya kepada Laura dan kini bisa bergerak. Begitu pula Laura, yang awalnya tidak dapat bergerak, kini sudah bisa menggerakkan jari-jari hingga lengan meskipun belum sempurna.

Laura berjuang supaya bisa menggunakan jari-jarinya. Hal itu terlihat di unggahan Instagram tanggal 3 Desember 2020. Pada 1 Januari 2021, dia sudah bisa mengetik di smartphone dan mengunggah foto di Instagram pribadinya. "Aku mau dan pasti bisa," kata Laura di caption. Namun jarinya masih belum kuat untuk menekan home button di smartphone dia.

"Mens sana in corpore sano atau dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat." - Karya sastra pujangga Romawi, Decimus Iunius Juvenalis -

Tidak sampai satu bulan, Laura berhasil melakukannya. Ada keinginan yang kuat untuk sembuh, dan Laura meyakininya. Sesuai kalimat pujangga Romawi tersebut.

5. Berterima kasih kepada diri sendiri dapat memulihkan kesehatanmu secara cepat

Laura Anna meninggal dunia (instagram.com/edlnlaura)

Tanggal 14 Maret 2020, Laura mengunggah video dan menulis caption:

Teruntuk aku, Laura...
Semoga kamu mengerti kenapa Pencipta memberikan kamu pilu dan hambatan yang mungkin di kepalamu itu tidak masuk akal. Semoga kamu paham apa maksud dari semua ini, percaya saja rasa pilu ini akan tergantikan
dengan rasa yang jauh lebih indah. Aku yakin angin akan segera reda entah itu kapan tapi Lora harus yakin kalau Lora tuh kuat kamu pasti bisa sembuh dan menjadi pribadi yang lebih baik. Tidak perlu dipikirkan rasa
sakitnya ya lorr!!! Hidup kamu keren bgt kok!! Malah harusnya kamu berterima kasih udah bisa rasain sakit ini karena sebenarnya Penciptamu tidak pernah memukulmu. Selalu kamu kan yang kurang menghargai diri sendiri, selalu kamu juga yang menyakiti diri sendiri. Kamu bisa Lora.

Kalimat di atas sangat menyentuh. Laura berupaya untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena melalui kuasa-Nya, Laura tetap bertahan dan kuat dari pesakitannya.

Saya mengutip artikel IDN Times berjudul 7 Alasan Kamu Harus Sering Berterima Kasih Kepada Diri Sendiri. Berterima kasih kepada diri sendiri itu sangat perlu untuk mengapresiasi atas pencapaian usaha kamu.

Karena fisik dan psikis yang sehat tidak hanya berasal dari asupan makanan dan istirahat saja. Tetapi juga energi yang ada di tubuh kamu sendiri. Bersyukur juga menjadi jalan untuk mendapatkan hidup yang bahagia.

Terima kasih Laura dan selamat jalan. Saya belajar banyak hal dari kamu. Semoga amal ibadah kamu diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa, sang Penciptamu.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
Ni Ketut Sudiani
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us