Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Fenomena Low-Key Flexing, Cara Baru Pamer yang Gak Sombong

ilustrasi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pamer atau flexing di media sosial mungkin sudah jadi bagian dari gaya hidup banyak orang. Biasanya, pamer identik dengan menonjolkan segala pencapaian atau barang mewah secara terang-terangan. Tapi, belakangan ini ada tren baru yang muncul di dunia maya, yaitu low-key flexing. Pamer, tapi gak terkesan pamer. Lebih elegan, subtle, dan tetap stylish. Di tengah maraknya budaya pamer, low-key flexing jadi pilihan buat mereka yang pengen menunjukkan pencapaian tanpa bikin orang lain merasa minder. Gimana sih caranya?

Fenomena low-key flexing gak cuma soal pamer barang mahal atau pencapaian yang gemerlap. Ini lebih ke cara kita menunjukkan bahwa hidup kita oke, tanpa perlu teriak-teriak ke dunia. Kamu bisa aja pamer pencapaian atau keberhasilan, tapi tetap dengan cara yang gak menonjolkan diri secara berlebihan. Di era media sosial yang super aktif ini, tren ini semakin banyak diminati. Jadi, kalau kamu pengen tetap terlihat keren tanpa terkesan sombong, low-key flexing bisa jadi jawabannya.

1. Menunjukkan pencapaian tanpa terlihat sombong

ilustrasi happy (pexela.com/Andrea Piacquadio)

Siapa bilang pamer itu selalu identik dengan kesombongan? Low-key flexing justru menunjukkan kalau kamu bisa pamer tanpa perlu teriak-teriak. Misalnya, daripada foto barang mewah dengan caption yang kelihatan banget pamer harga, kamu bisa foto waktu jalan-jalan ke tempat kece tanpa harus nunjukin semua belanjaan mahal. Lebih natural, gak perlu dipaksakan.

Contohnya, kalau baru dapat pekerjaan impian, gak perlu posting foto meja kerja yang dipenuhi dengan barang-barang mewah. Cukup posting momen pertama kamu di kantor, dengan caption yang lebih personal tentang tantangan baru yang dihadapi. Dengan cara ini, orang tetap tahu kamu sukses, tapi tetap terlihat humble dan gak bikin orang lain ngerasa minder. Jadi, kamu tetep bisa low-key flexing, tapi dengan cara yang jauh lebih elegan.

2. Pencapaian yang berkelas tanpa drama

ilustrasi happy (pexels.com/Julia Avamotive)

Di dunia yang penuh drama ini, low-key flexing jadi cara baru untuk tetap eksis tanpa terjebak dalam drama. Daripada pamer pencapaian besar yang terkesan berlebihan, banyak orang sekarang memilih berbagi cerita perjalanan hidup mereka yang lebih elegan. Misalnya, kamu bisa cerita tentang momen liburan yang gak terlalu ramai dibicarakan, atau tentang momen kebersamaan dengan teman-teman yang lebih intimate.

Low-key flexing lebih fokus pada perjalanan hidup yang autentik. Gak perlu pamer hasil akhirnya, yang penting bagaimana kamu menjalani prosesnya. Dengan cara ini, orang lebih menghargai usaha yang sudah kamu lakukan, dan gak terfokus hanya pada hasil akhirnya. Jadi, kamu mengajak orang untuk lebih menghargai hidup yang sederhana, tapi tetap penuh makna.

3. Menghindari perbandingan yang tidak sehat

ilustrasi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pernah merasa gak nyaman karena terus-terusan membandingkan diri dengan orang lain di media sosial? Nah, low-key flexing bisa jadi solusinya. Dengan cara yang lebih subtle, kamu tetap bisa menonjolkan pencapaian tanpa harus bikin orang lain merasa inferior. Yang menarik, kamu malah bisa dihargai lebih karena cara kamu berbagi cerita gak terkesan sombong.

Low-key flexing ini mengajak kita untuk gak terjebak dalam budaya perbandingan. Coba deh, kamu berbagi cerita tentang hal-hal kecil yang penting buat kamu, tanpa harus membandingkan diri dengan orang lain. Ini bisa jadi contoh yang baik, bukan cuma buat kamu, tapi juga buat orang lain yang mungkin terjebak dalam perbandingan yang gak sehat.

4. Lebih relatable, lebih autentik

ilustrasi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Satu alasan kenapa low-key flexing makin populer adalah karena cara ini lebih relatable dan autentik. Alih-alih cuma pamer barang mewah atau status sosial, orang-orang lebih suka berbagi pengalaman hidup yang bisa bikin followers merasa dekat. Misalnya, kamu bisa posting tentang pencapaian kecil yang penuh makna, atau tentang perjalanan yang penuh perjuangan, tapi tetap gak berlebihan.

Low-key flexing ini gak cuma tentang pamer, tapi lebih ke berbagi kebahagiaan yang bisa dirasakan orang lain juga. Dengan cara ini, followers akan merasa lebih relate dan terinspirasi tanpa merasa tertinggal. Gaya ini ngajarin kita untuk menikmati hidup yang sederhana, tapi tetap bermakna. Jadi, gak perlu ribet untuk pamer, cukup berbagi kebahagiaan aja.

5. Membangun koneksi yang lebih kuat dengan audiens

ilustrasi (pexels.com/Christina Morillo)

Dengan low-key flexing, kamu bisa lebih mudah membangun koneksi yang lebih dalam dengan audiens. Ketika kamu berbagi cerita yang jujur dan gak terkesan dibuat-buat, audiens akan lebih menghargai keaslian dan perjalanan hidupmu. Ini bukan cuma soal pamer pencapaian, tapi soal bagaimana kamu berbagi kisah hidup yang bisa bikin orang merasa terhubung.

Daripada cuma nunjukin hasil akhir, coba ceritakan proses yang kamu lewati. Orang lebih tertarik dengan cerita yang bisa mereka hubungkan dengan diri mereka sendiri. Dengan cara ini, kamu bisa memperkuat hubungan dengan followers, karena mereka merasa bisa belajar dan terinspirasi dari pengalamanmu.

Jadi, kalau kamu lagi pengen pamer, tapi gak mau terkesan sombong, low-key flexing bisa jadi pilihan yang oke banget! Pamer dengan cara yang elegan dan subtle, tanpa harus ribet nunjukin barang-barang mahal atau pencapaian yang berlebihan. Selain bikin kamu tetap humble, cara ini juga bisa bikin orang lain merasa lebih relate dan terinspirasi. Jadi, mulai sekarang, coba deh berbagi kebahagiaan atau pencapaian dengan cara yang lebih santai, tapi tetap kece. Siapa tahu, gaya low-key flexing ini malah bikin kamu makin dihargai, kan?

Share
Topics
Editorial Team
Chelsea Resdian Khosiq
EditorChelsea Resdian Khosiq
Follow Us