5 Penyebab Peristiwa Terasa Bisa Diprediksi Setelah Kejadian

Pernahkah kamu mengalami momen ketika sesuatu yang tak terduga terjadi, dan seolah semua tanda-tanda sebelumnya menjadi jelas? Kita sering mendapati diri berkata, “Aku tahu itu akan terjadi!” meskipun sebenarnya kita sama sekali tidak melihatnya. Fenomena yang membuat kita merasa bisa memprediksi kejadian setelah fakta, sebenarnya memiliki penjelasan psikologis dan neurologis yang menarik.
Kita cenderung mencari pola dan makna dalam kejadian sehari-hari, terutama setelah terjadi sesuatu yang tidak terduga. Otak kita, dengan cara yang sangat cerdas, mencoba membuat rasa dari kekacauan dan ketidakpastian. Berikut adalah lima alasan mengapa kejadian tak terduga sering kali terasa bisa diprediksi setelah terjadi. Yuk, simak ulasannya, dilansir dari verywellmind.com dan berbagai sumber lainnya.
1. Bias konfirmasi

Setelah kejadian terjadi, otak kita cenderung mencari informasi yang membenarkan kejadian tersebut. Ini dikenal sebagai bias konfirmasi. Kita secara tidak sadar mengabaikan detail yang bertentangan, dan hanya fokus pada yang mendukung asumsi kita. Ini adalah mekanisme pertahanan otak yang membuat kita merasa lebih nyaman dengan keputusan yang telah kita buat.
Namun, bias konfirmasi ini bisa menyesatkan. Kita mungkin merasa yakin telah memprediksi suatu kejadian, karena kita hanya mengingat momen-momen ketika prediksi itu benar, sementara kita mengabaikan ketika melakukan kesalahan. Ini menciptakan ilusi bahwa kita lebih prediktif daripada kenyataannya.
2. Efek hindsight

Efek hindsight adalah kecenderungan untuk percaya bahwa kita sudah bisa memprediksi kejadian setelah kejadian tersebut terjadi. Ini membuat kita merasa lebih bijaksana, dan seolah memiliki kontrol lebih atas situasi yang tidak terduga. Kita sering kali merasa bahwa kita telah 'melihatnya datang’.
Paradoksnya, efek hindsight ini bisa membuat kita kurang siap untuk masa depan. Kita mungkin tidak belajar dari kesalahan karena percaya ,bahwa kita sudah tahu apa yang akan terjadi. Sehingga kita tidak melakukan perubahan yang diperlukan untuk menghindari kesalahan yang sama di masa depan.
3. Memori yang diperkuat oleh kejutan

Kejadian yang mengejutkan atau tidak terduga memicu lonjakan norepinephrine, yang meningkatkan perhatian dan memperkuat memori. Ini adalah alasan mengapa detail-detail kecil dari kejadian tak terduga sering kali teringat dengan jelas. Otak kita dirancang untuk bereaksi terhadap kejutan dengan memperkuat memori tersebut.
Selain itu, kejutan tersebut bisa menjadi pelajaran yang berharga. Ketika kita mengalami sesuatu yang tidak terduga, kita cenderung mengingatnya dengan lebih baik dan menggunakan informasi tersebut untuk membuat prediksi di masa depan. Ini adalah bagian dari proses pembelajaran otak kita.
4. Pembelajaran dari kesalahan

Otak kita dirancang untuk belajar dari kesalahan. Ketika sesuatu yang tidak terduga terjadi, kita secara alami ingin memahami mengapa itu terjadi dan bagaimana kita bisa menghindarinya di masa depan. Proses ini sering kali membuat kita merasa seolah-olah kita sebenarnya bisa memprediksi kejadian tersebut.
Proses pembelajaran ini penting untuk adaptasi dan kelangsungan hidup kita. Dengan memahami kesalahan, kita bisa membuat perubahan yang diperlukan untuk menghindari kesalahan yang sama di masa depan. Ini adalah bagian dari cara otak kita mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang dunia di sekitar.
5. Kebutuhan akan kontrol dan prediktabilitas

Manusia memiliki kebutuhan bawaan untuk merasa memiliki kontrol dan dapat memprediksi lingkungan mereka. Ketika kejadian tak terduga terjadi, kita sering mencari cara untuk mengembalikan rasa kontrol tersebut, salah satunya dengan meyakinkan diri sendiri bahwa kita sebenarnya bisa melihatnya datang.
Rasa kontrol ini penting untuk kesejahteraan psikologis kita. Tanpa rasa kontrol, kita mungkin merasa cemas dan tidak aman. Dengan meyakinkan diri sendiri bahwa kita bisa memprediksi kejadian tak terduga, kita mencoba untuk mengembalikan rasa aman dan kontrol atas hidup kita.
Kejadian tak terduga memang bisa membuat kita terkejut. Tapi reaksi otak kita setelahnya yang membuat kita merasa bisa memprediksinya. Memahami alasan di balik fenomena ini bisa membantu kita menjadi lebih sadar akan bias-bias kita dan mungkin, lebih siap menghadapi kejutan di masa depan. Semoga bermanfaat!