Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

4 Alasan untuk Tidak Menjadi Jahat, Ini Demi Diri Sendiri

ilustrasi aku dan orang lain (pixabay.com/NoName_13)

Siapa sih yang tidak sakit hati saat ada orang yang menjahatinya? Tentu jadi emosional, ya. Lantas, apakah dengan begitu dibolehkan untuk membalas dengan kejahatan serupa? Coba pikir-pikir dulu deh.

Pikirkan bagaimana kamu bisa menjadi orang jahat, meski berdalih melindungi diri. Terlebih, bagaimana jika kamu terjerumus lebih dalam dan keluar dari dirimu yang baik? Jangan menyesatkan jalanmu sendiri, ya. Sebagai bahan pertimbangan, simak alasan untuk tidak menjadi jahat demi melindungi diri sendiri berikut ini, berdasarkan pengalaman pribadi penulis.

1. Jangan mengotori diri, kamu orang baik

ilustrasi kedamaian (pixabay.com/pexels)

Seberat apa pun itu masalahnya, jangan pernah kamu kotori hati dan pikiranmu dengan hal yang negatif. Alih-alih ingin melindungi diri dari orang yang menjahatimu, nyatanya kamu terperangkap menjadi jahat juga.

Ingat, kamu bukan dia, kamu orang baik, dan harus terus menjadi baik. Jadi, jangan terpancing untuk berbuat jahat hanya demi membalas kejahatannya.

2. Masih ada jalan lain yang lebih baik

ilustrasi persahabatan (pixabay.com/Anemone123)

Dengan tidak menjadi jahat untuk melindungi diri, bukan artinya kamu berpasrah diri, ya. Tentu kamu masih boleh melindungi diri. Hanya saja dengan cara yang baik dan tepat.

Misalnya saja, kamu bisa mencoba berbicara baik-baik. Pun jika gagal, kamu masih bisa meminimalisir interaksi dengan orang terkait. Dengan begitu, ia tidak akan terpancing berbuat jahat dengan kehadiranmu. Pun kamu tidak terpancing emosional saat melihat kehadirannya.

3. Kebaikanmu berpeluang mendamaikan keadaan

ilustrasi persahabatan (pixabay.com/Greyerbaby)

Meski terlihat klise, namun kenyataannya memang hal yang diusahakan secara baik-baik akan mendapatkan hasil yang baik pula. Begitu juga sebaliknya, ketika kamu berbuat jahat, tentu kejahatan akan berbalik kepada kamu.

Jadi, jika masih mampu, teruslah berbuat kebaikan pada orang yang jahat kepadamu. Sampai ada di titik ia merasa bahwa telah salah memperlakukan kamu. Entah sadar secara pribadi, atau ia mulai merasakan apa yang telah ia perbuat kepadamu. Dengan begitu, kebaikanmu menjadi jembatan untuk perdamaian kalian, nih.

4. Kejahatan tidak akan ada ujungnya

ilustrasi kebencian (pixabay.com/Victoria_Watercolor)

Jika kamu memilih untuk berbuat jahat demi melindungi dirimu dari kejahatannya, bukankah itu namanya balas dendam? Iya rasanya. Lantas, menurutmu apakah ia yang kamu balas akan tinggal diam begitu saja? Tentu tidak.

Dengan begitu, kejahatan yang ada tidak akan pernah ada ujungnya. Kejahatannya kamu respon dengan kejahatan. Lalu kejahatanmu akan dibalas dengan hal jahat kembali. Lagi, lagi, dan lagi seperti itu, lantas mau sampai kapan? Coba pikirkan.

Mengalah terkadang memang terasa sulit. Bahkan, rasanya seperti menjadi pihak yang kalah. Namun, ketika ia menjadi api dan kamu juga api ,tentu kalian berdua akan hangus terbakar. Sebaliknya, ketika kamu menjadi air, kamu bisa menyelamatkan kedua belah pihak, lho.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Melinda Fujiana
EditorMelinda Fujiana
Follow Us