7 Keluh Kesah Seorang Guru yang Selama Ini Terpendam

Guru sering disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Mereka adalah orang-orang yang membangun fondasi pengetahuan dan karakter generasi masa depan. Namun, di balik senyum yang selalu mereka tunjukkan di depan kelas, ada banyak keluh kesah yang mungkin jarang mereka ungkapkan.
Sebagian dari mereka memilih memendamnya demi menjaga profesionalitas dan memberikan yang terbaik bagi para murid. Apa saja keluh kesah terpendam itu? Simak, yuk!
1. Tekanan administratif yang menguras waktu

Di luar mengajar, guru sering kali dibebani tugas administratif yang gak sedikit. Mulai dari membuat rencana pembelajaran, laporan, hingga pengisian dokumen sekolah yang terus bertambah.
Tugas-tugas ini sering kali mengurangi waktu mereka untuk benar-benar fokus pada kebutuhan siswa. Kadang, mereka merasa seperti pegawai administrasi dibandingkan pendidik. Padahal, yang mereka inginkan hanyalah memberikan perhatian penuh pada proses belajar mengajar.
2. Ekspektasi tinggi dari banyak pihak

Sebagai guru, mereka sering diharapkan menjadi sosok sempurna yang selalu tahu segalanya. Orangtua, siswa, hingga masyarakat menaruh ekspektasi besar pada mereka.
Sayangnya, gak semua memahami bahwa guru juga manusia biasa. Ada kalanya mereka salah, lelah, atau gak bisa memenuhi semua harapan. Tekanan ini terkadang membuat mereka merasa terjebak dalam standar yang sulit dicapai.
3. Gaji yang gak selalu sepadan dengan tanggung jawab

Meski profesi guru sangat penting, kenyataannya gak semua guru mendapat penghargaan finansial yang memadai. Banyak guru honorer yang harus berjuang keras untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Di sisi lain, tanggung jawab mereka tetap besar, bahkan sering kali lebih berat dibandingkan pekerjaan lain. Mereka bekerja bukan hanya untuk mencari nafkah, tetapi juga untuk mengabdikan diri pada pendidikan, yang sering kali gak dihargai sebagaimana mestinya.
4. Kurangnya dukungan dari orangtua murid

Guru gak bisa bekerja sendiri dalam mendidik anak. Namun, gak jarang mereka merasa kurang mendapat dukungan dari orangtua murid.
Beberapa orangtua cenderung menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab pendidikan kepada sekolah. Ketika ada masalah dengan anak, guru sering kali menjadi pihak pertama yang disalahkan, tanpa mempertimbangkan peran orangtua di rumah.
5. Tantangan menghadapi siswa dengan berbagai karakter

Setiap siswa adalah individu unik dengan karakter dan latar belakang berbeda. Bagi seorang guru, ini adalah tantangan besar yang memerlukan kesabaran dan pendekatan khusus.
Namun, gak semua siswa mudah diarahkan. Ada kalanya guru merasa lelah secara emosional karena harus menghadapi sikap siswa yang kurang kooperatif atau bahkan gak menghargai upaya mereka.
6. Perubahan kurikulum yang sering terjadi

Satu keluhan yang sering muncul dari guru adalah perubahan kurikulum yang terlalu sering. Hal ini memaksa mereka untuk terus beradaptasi dan mempelajari hal baru dalam waktu yang singkat.
Sementara itu, pelatihan yang diberikan sering kali gak cukup untuk benar-benar memahami perubahan tersebut. Ini membuat mereka merasa kewalahan dan kurang siap dalam menerapkannya di kelas.
7. Rasa kesepian dalam perjuangan

Meski dikelilingi oleh siswa setiap hari, guru juga bisa merasa kesepian. Mereka memikul tanggung jawab besar, tetapi jarang ada tempat untuk benar-benar meluapkan perasaan atau berbagi beban.
Kadang, mereka hanya ingin didengar tanpa dihakimi. Dukungan dari rekan sejawat atau pihak sekolah bisa sangat berarti, tetapi gak selalu mudah didapatkan. Hal ini membuat mereka sering merasa harus memendam segalanya sendiri.
Di balik dedikasi mereka, guru adalah manusia biasa yang juga memiliki rasa lelah, kecewa, dan frustasi. Apa yang mereka lakukan setiap hari adalah bentuk cinta yang luar biasa untuk masa depan generasi muda. Oleh karena itu, sudah saatnya kita memberikan lebih banyak apresiasi dan dukungan kepada mereka. Sebab, tanpa guru, kita semua gak akan menjadi seperti sekarang ini.