Ini Bocoran Isi Diskusi Fans Bali United dan Ketum PSSI

Wasit masuk dalam pembahasan juga nih

Klungkung, IDN Times - Fans Bali United mendapatkan kesempatan untuk diskusi bersama Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Erick Thohir, di sela-sela penilaian terhadap Stadion Kapten I Wayan Dipta, Kabupaten Gianyar, Minggu (12/3/2023) lalu.

Ada beberapa hal yang menjadi pembahasan dalam diskusi itu. Mulai dari pembenahan jadwal liga, hingga masalah kesejahteraan wasit yang dianggap penting untuk meningkatkan kualitas pengadil di kompetisi Liga 1 Indonesia.

Baca Juga: Stadion Dipta Jadi Venue Piala Dunia U-20 2023, Polda Bali Uji Lapangan

1. Perlu ada perbaikan jadwal kompetisi karena sering bentrok dengan jadwal FIFA

Ini Bocoran Isi Diskusi Fans Bali United dan Ketum PSSIBali United VS Persita (baliutd.com)

Hal pertama yang dibahas dalam pertemuan itu adalah masalah perbaikan jadwal kompetisi. Ini merupakan langkah krusial untuk memperbaiki sepak bola Indonesia. 

“Selama ini jadwal Liga 1 tidak tentu dan gampang berubah. Bisa dibilang jadwal di Liga 1 Indonesia saat ini masih kacau. Apalagi setelah Tragedi Kanjuruhan, dalam 2 minggu setiap tim bisa melakoni 3 pertandingan,” ujar seorang Fans Bali United dari Kabupaten Klungkung, Komang Sanjaya, Selasa (14/3/2023).

Selain itu jadwal Liga 1 Indonesia saat ini dianggap tidak sesuai dengan kalendar FIFA. Sehingga kerap bentrok dengan pertandingan Timnas Indonesia.

“Membenahi jadwal kompetisi merupakan langkah awal memperbaiki sepak bola Indonesia,” ujar Erick Thohir, dikutip dari laman resmi Bali United.

2. Kaji masalah kesejahteraan wasit untuk meningkatkan kualitas

Ini Bocoran Isi Diskusi Fans Bali United dan Ketum PSSIPemain Bali United, Spasojevic saat berdiskusi dengan wasit. (baliutd.com)

Masalah kesejahteraan wasit juga sempat menjadi bahasan dalam pertemuan itu. Bahkan Erick Thohir secara gamblang membeberkan jika selama ini wasit di kompetisi tertinggi di Liga Indonesia mendapatkan bayaran Rp5,5 juta per pertandingan.

“Walau banyak yang memandang jumlah ini cukup, tapi dilihat juga kuantitasnya. Kalau bayaran wasit Rp5,5 juta tapi cuma tiga kali tiup peluit (memimpin pertandingan), kan sama saja penghasilan wasit belum mencukupi,” jelas Erick.

Menurutnya, pekerjaan seorang wasit juga harus menghidupi keluarganya secara layak. Pihak PSSI akan melakukan tinjauan, apakah jumlah wasit sudah ideal.

“Idealnya setiap wasit bertugas 10 sampai 15 kali dalam sekali kompetisi,” kata Erick.

Menanggapi rencana itu, Sanjaya sependapat dengan Ketum PSSI. Menurutnya, memperhatikan kesejahteraan wasit bisa menjadi langkah awal untuk meningkatkan kualitas wasit di Liga 1 Indonesia.

“Apalagi pekerjaan wasit di Liga 1 Indonesia ini cukup berisiko, karena suporter yang fanatik. Tidak jarang wasit jadi target kekerasan para suporter, bahkan wasit. Dengan meningkatkan kesejahteraan wasit, kami harap kualitas dan profesional wasit lokal juga ada peningkatan. Tentunya terhindar dari suap menyuap,” ungkap Sanjaya.

3. Kompetisi usia muda perlu ditambah lagi

Ini Bocoran Isi Diskusi Fans Bali United dan Ketum PSSIPemain muda Bali United. (baliutd.com)

Sanjaya yang juga Ketua Komunitas Fans Bali United Semeton Klungkung, sangat mengharapkan kompetisi untuk usia muda semakin ditambah. Karena menurutnya kompetisi usia muda menjadi pondasi bagi kualitas sepak bola Indonesia.

“Dengan kompetisi yang banyak untuk pemain muda, akan melahirkan banyak bibit-bibit sepak bola berkualitas. Kita bisa contoh Jepang dan Thailand, bagaimana kompetisi untuk usia sekolah sangat banyak, dan itu berpengaruh terhadap kualitas pemain lokal mereka,” terangnya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya