Petani di Tabanan Ungkap Penyebab Harga Kelapa Genjah Mahal

- Harga kelapa genjah naik signifikan, sempat mencapai Rp10 ribu per butir
- Produksi terbatas akibat musim kering panjang tahun lalu, hanya 350 butir dari 35 pohon kelapa yang dipanen
- Kelangkaan kelapa genjah bisa diatasi dengan menanam di lahan pura dan perlu program pemerintah untuk mewujudkan kemandirian desa adat
Tabanan, IDN Times - Harga kelapa genjah tengah naik signifikan. Biasanya dihargai Rp4000 per butir di tingkat petani, harga kelapa genjah sempat menyentuh Rp10 ribu per butir.
Jenis kelapa ini merupakan salah satu perlengkapan upakara bagi umat Hindu di Bali.
Petani asal Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan bernama Anak Agung Made Subagia mengungkapkan, harga kelapa jenis genjah meningkat karena terbatasnya produksi buah kelapa akibat musim kering panjang yang terjadi tahun 2024 lalu.
1. Kelapa membutuhkan waktu 1 tahun 2 bulan untuk berbuah

Subagia menjelaskan, kelapa rata-rata mulai menghasilkan buah saat usia pohon berusia enam tahun. Lama waktu yang diperlukan dari bunga hingga menjadi buah siap panen adalah 1 tahun dua bulan. Sementara periode masa petik buah adalah dua bulan sekali.
"Buah yang ada saat ini tergantung dari kondisi musim tahun sebelumnya. Dimana tahun lalu terjadi musim kering yang panjang," kata Subagia, Jumat (18/4/2025).
Kondisi itu, kata dia, berdampak pada buah yang dihasilkan tahun ini. Pada musim panen tahun ini, Subagia mengaku hanya memanen 350 butir kelapa dari 35 pohon kelapa yang ia miliki. Padahal, biasanya jika musim mendukung, ia bisa memanen sebanyak 1.000 butir kelapa.
2. Kelapa bukan komoditas prioritas petani

Meski saat ini harga kelapa genjah sedang naik tajam dan sempat menyentuh harga Rp10 ribu per butir pada Maret 2025, namun menurut Subagia sebagai petani ia memang tidak fokus mengembangkan kelapa. ''Kelapa tidak menjadi skala prioritas dan ditanam sebagai tanaman penaung. Sehingga tidak banyak jumlah yang ditanam," kata Subagia.
Alasan mengapa kelapa tidak menjadi skala prioritas dikarenakan petani lebih mengutamakan tanaman yang waktu panennya lebih cepat. "Kelapa itu butuh waktu lama untuk sampai panen. Itupun buahnya dipetik dua bulan sekali. Petani biasanya mengutamakan tanaman yang bisa panen mingguan," tutur Subagia.
Ia menambahkan harga kelapa genjah saat ini sudah mulai turun ke harga Rp7.000 per butir di petani. "Selain kelapa jenis genjah, kelapa jenis konsumsi yaitu kelapa dalam sudah mulai merangkak naik harganya," katanya.
3. Atasi kelangkaan kelapa genjah dengan manfaatkan lahan pura

Menurut Subagia, kelangkaan kelapa genjah sebetulnya bisa diatasi dengan menanam kelapa di lahan pura. "Untuk memenuhi kelapa upakara di tengah kekurangan bahan baku diperlukan peran serta program dari pemerintah. Contohnya, program Bumi Banten yang teralokasi ke desa adat dengan memanfaatkan laba (lahan) pura," kata dia.
Dengan demikian, menurut dia, kebutuhan dimasing-masing desa adat bisa terpenuhi dan sekaligus mewujudkan kemandirian desa adat sehingga tidak tergantung penuh kepada pasar.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Tabanan total luas kelapa genjah di Tabanan pada tahun 2024 adalah 647,30 hektare (ha) dengan jumlah produsi 435,37 ton. Sementara untuk kepala dalam seluas 15.038,42 ha dengan jumlah produksi sebesar 15.735,89 ton.