Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Indeks Risiko Integritas Riset Unud Masuk Kategori Merah

Kampus Universitas Udayana (IDN Times/Irma Yudistirani)
Kampus Universitas Udayana (IDN Times/Irma Yudistirani)

Gianyar, IDN Times - Profesor Lokman Meho dari American University of Beirut mengeluarkan Research Integrity Risk Index atau Indeks Risiko Integritas Riset. Indeks ini mengungkapkan berbagai kondisi riset universitas di dunia. Metodenya dengan analisis ketergantungan pada jurnal, yang berdampak pada dicoretnya dari daftar penyedia pusat jurnal terkemuka, seperti Scopus dan Web of Science

Melalui metode itu, laman Research Integrity Risk Index turut mencantumkan keterbukaan keberatan atas temuan indeks tersebut. Ada empat kategori dalam metode itu. Pertama, warna merah artinya kondisi integritas dan sistemik yang ekstrem; kedua, ada warna oranye dengan penyimpangan dari norma global; ketiga, warna kuning dengan risiko cukup tinggi, sedikit mengkhawatirkan; dan keempat, warna hijau yakni sesuai standar yang diharapkan riset global.

Ada 11 universitas di Indonesia yang masuk dalam kategori merah. Satu di antaranya Universitas Udayana (Unud) ada di peringkat ke-10. IDN Times mencoba konfirmasi pihak Unud atas temuan indeks itu. Namun, hingga tulisan ini dimuat, belum ada tanggapan dari pihak Unud. Lalu, bagaimana tanggapan mahasiswa atas temuan itu? Baca selengkapnya di bawah ini.

1. Mahasiswa tak menyangka dengan peringkat tersebut

Ilustrasi berpikir heran tak menyangka (pexels.com/Resume Genius)
Ilustrasi berpikir heran tak menyangka (pexels.com/Resume Genius)

Sinta, mahasiswi semester tiga Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Unud, mengaku syok setekah membaca hasil indeks riset Unud berwarna merah. Sebab dirinya selalu mendengar cerita para dosen, bahwa mereka serius dan turun langsung ke pedesaan sebagai lokasi penelitian.

“Dosenku kemarin riset pas pengabdian benar-benar sampai turun ke pedesaan. Kalau mahasiswa kayak aku riset, masih ada kemungkinan risetnya acak adul sih karena ada peluang minta bantuan ke ChatGPT,” ungkap Sinta sambil tertawa.

Ia berharap dari temuan data itu, Unud dapat membenahi sistem pembinaan riset di kampus.

2. Selain masalah sistem, ada pula masalah sumber daya manusia

ilustrasi penelitian jurusan psikologi (pexels.com/Alex Green)
ilustrasi penelitian jurusan psikologi (pexels.com/Alex Green)

Selama berkuliah, Sinta baru semester ini mendapatkan mata kuliah metode penelitian. Khusus semester tiga, Ia mempelajari metode penelitian kuantitatif. Sinta mengaku kesulitan dalam memahami proses penghitungan data dan cara memasukkannya.

Sebelumnya, saat semester satu, Sinta telah mendapatkan tugas membuat laporan awal riset. Dosennya saat itu meminta melakukan analisis dari penelitian yang terpublikasi di Google Scholar.

“Dapat buat laporan cuma gak sampai tahap wawancara karena datanya kami ambil dari Google Scholar, dan itu pun tugasnya berkelompok,” lanjutnya.

Seingatnya, Sinta dan teman-temannya mengolah laporan riset bertema fenomena sing beling, sing nganten (tidak hamil, tidak menikah) dan bagaimana peran media sosial mencegah fenomena tersebut.

Sementara itu, Mahasiswa semester tujuh Fakultas Hukum (FH) Unud, Firmansyah Krisna, mengatakan hasil riset indeka itu seharusnya menjadi bahan refleksi serius bagi seluruh civitas akademika.

“Hal ini bukan semata persoalan reputasi institusi yang terancam, melainkan momentum untuk melakukan introspeksi kolektif,” ungkap Firman, Senin (13/10/2025).

Introspeksi kolektif yang dimaksud Firman berkaitan dengan sistem, ekosistem, dan budaya riset Unud. Refleksi ini untuk setiap individu peneliti agar menjunjung tinggi nilai-nilai integritas dalam setiap tahapan penelitian yang dilakukan. Ia berpendapat, temuan Unud sebagai kampus dengan kategori merah pada riset tersebut, bukan hanya masalah sistem.

"Tapi semua aspek baik kampus maupun civitas akademika memiliki peranan penting dalam menciptakan iklim riset yang integritas dan sehat,” kata dia.

3. Selama meneliti, Firman merasa dukungan dosen dan fasilitas di fakultasnya cukup baik

ilustrasi penelitian (pixabay.com/Pexels)
ilustrasi penelitian (pixabay.com/Pexels)

Sementara itu, dari pengalaman pribadi Firman selama meneliti penelitian hukum, Ia merasa dosen pembimbing dan fasilitas di fakultasnya cukup baik.

“Selama riset saya gak mengalami hambatan berarti. Dukungan dari dosen dan fasilitas cukup oke,” kata dia. 

Namun, Firman menyoroti adanya arus informasi dan sosialisasi tentang riset masih belum merata. Sehingga belum menjangkau secara holistik potensi mahasiswa dengan minat penelitian hukum.

“Menurut saya, kalau Unud bisa memperluas akses informasi dan membangun iklim yang lebih inklusif untuk riset, hasilnya pasti jauh lebih baik,” katanya.

Share
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us

Latest News Bali

See More

Indeks Risiko Integritas Riset Unud Masuk Kategori Merah

13 Okt 2025, 22:16 WIBNews