Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tahun 2025, 8 Ibu Hamil ODHA di Tabanan Jalani PMTCT

Ilustrasi wanita hamil (Pexels.com/ Pavel Danilyuk)
Ilustrasi wanita hamil (Pexels.com/ Pavel Danilyuk)
Intinya sih...
  • Dua bayi lahir dari program PMTCT di Tabanan
  • Keberhasilan PMTCT tergantung pada virus load dalam tubuh ibu hamil ODHA
  • Keberhasilan PMTCT di tahun 2024 mencapai 100% dengan dukungan keluarga dan obat TLD terbaru
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tabanan, IDN Times - Setiap pasangan usia subur memiliki hak untuk mendapatkan keturunan. Begitu juga dengan pasangan orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Namun, bagi ibu dengan HIV/AIDS sangat berpotensi menularkan virus ini kepada bayi yang dikandungnya. Untuk ini, pemerintah mengeluarkan program pencegahan penularan virus HIV dari ibu ke anak atau biasa dikenal dengan PMTCT (Prevention of Mother to Child HIV Transmission).

Program ini mengurangi penularan HIV dari ibu yang terinfeksi HIV kepada bayinya, baik saat kehamilan, persalinan, maupun menyusui. Hal ini dilakukan dengan empat pilar utama antara lain pencegahan HIV pada wanita usia subur, mencegah kehamilan yang tidak diinginkan pada ibu hamil dengan HIV, mencegah penularan dari ibu ke anak, serta memberikan dukungan perawatan, pengobatan, dan dukungan bagi ibu dan anak. 

Di Tabanan, tercatat 8 ibu hamil ODHA yang menjalani PMTCT di VCT Pelangi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tabanan. Dua bayi sudah lahir lewat program ini sementara sisanya masih menunggu waktu kelahiran.

1. Bayi yang lahir dari program PMTCT sedang menunggu pengetesan virus HIV

ilustrasi tes HIV (news-medical.net)
ilustrasi tes HIV (news-medical.net)

Perawat di VCT Pelangi RSUD Tabanan, I Nengah Sukarni, memaparkan saat ini tercatat 8 ibu ODHA yang menjalani program PMTCT. Dua di antaranya sudah melahirkan. "Bayi yang baru lahir ini harus menjalani serangkaian tes dan terapi obat dulu sebelum dinyatakan negatif HIV," ujarnya.

Untuk dua bayi yang lahir di tahun 2025 dari program PMTCT ini, kata dia tidak bisa langsung dilakukan pengetesan virus HIV. Bayi yang baru lahir ini akan menjalani profilaksis ARV yang diberikan selama enam minggu. Memasuki usia dua bulan, bayi akan menjalani  pemeriksaan EID (Early Infant Diagnosis) atau pemeriksaan HIV pada bayi yang lahir dari ibu dengan HIV. Apabila hasilnya negatif, maka dilanjutkan dengan tes EID kedua di usia bayi enam bulan.

"Sambil menunggu tes ke dua, bayi tetap diberikan profilaksis ARV. Jika hasil EID ke dua negatif, barulah langkah profilaksis ini dihentikan. Bayi kemudian menjalani tes antibodi di usia 18 bulan. Jika hasilnya negatif, maka bayi dinyatakan negatif HIV," jelas Sukarni, Rabu (3/12/2025).

2. Keberhasilan PMTCT tergantung dari virus load di dalam tubuh ibu

ilustrasi virus HIV (unsplash.com/The National Institute of Allergy and Infectious Diseases)
ilustrasi virus HIV (unsplash.com/The National Institute of Allergy and Infectious Diseases)

Sukarni menjelaskan, keberhasilan pencegahan penularan virus dari ibu ke anak lewat PMTCT ini tergantung dari virus load (jumlah virus dalam tubuh ibu). Oleh karenanya ketika hamil, ibu harus meminum ARV dengan kepatuhan tinggi untuk menekan jumlah virus di dalam tubuhnya.

Hal ini yang menjadi kendala dalam program PMTCT. Menurut Sukarni, ada beberapa ibu hamil yang terdeteksi menderita HIV saat pemeriksaan di Puksesmas maupun dokter swasta.

"Ketika mendapat rujukan untuk menjalani PMTCT mereka tidak segera datang untuk menjalani PMTCT. Itu pun harus ditelusuri dulu oleh petugas baru mau datang. Keterlambatan penanganan ini menjadi salah satu kendala PMTCT," ujar Sukarni.

Untuk itu diharapkan penemuan ibu hamil dengan HIV ini semakin digencarkan di fasilitas layanan kesehatan primer, bidan maupun dokter swasta. "Semakin awal dideteksi semakin besar persentase keberhasilan PMTCT. Selain itu program pengantin cantik (cantin) juga diharapkan ditingkatkan," ujar Sukarni.

3. Keberhasilan PMTCT di tahun 2024 sebesar 100 persen

ilustrasi bayi lahir (pexels.com/Lemniscate)
ilustrasi bayi lahir (pexels.com/Lemniscate)

Sukarni melanjutkan tingkat keberhasilan PMTCT di tahun 2024 lalu sebesar 100 persen. Dari 13 bayi yang lahir dari program ini, semuanya dinyatakan negatif HIV. Selain kepatuhan ibu dalam meminum obat, tingginya keberhasilan ini juga dari jenis obat terbaru yang diberikan.

"Dengan obat TLD terbaru ini, walau kita berikan pada trisemester ke-3, sampai saat ini hasilnya sangat bagus. Obat ini mulai kita gunakan sejak tahun 2023 lalu," kata Sukarni.

Ia melanjutkan dukungan dari keluarga juga sangat membantu keberhasilan program PMTCT. "Semua ibu hamil yang menjalani PMTCT mendapatkan dukungan keluarga. Bahkan empat di antaranya dari awal memang hendak memiliki anak bersama pasangannya lewat program ini," kata Sukarni.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us

Latest News Bali

See More

Minimarket Tumbuh Pesat di Bali, Pemprov Godok Raperda Pengendalian

03 Des 2025, 17:38 WIBNews