47 Orang Bekerja Melayani Makan Bergizi Gratis di Jembrana

Jembrana, IDN Times - Makan bergizi gratis tahap awal telah memasuki hari kedua, Selasa (7/1/2025). Provinsi Bali baru menjalankan program ini di wilayah Kabupaten Jembrana. Merujuk pada Data Pokok Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbud), total jumlah keseluruhan siswa TK, SD, SMP semester 2024/2025 ganjil di Provinsi Bali sebanyak 646.700 orang. Sedangkan siswa TK, SD, SMP di Kabupaten Jembrana 5,5 persen dari jumlah total keseluruhan atau berjumlah 35.584 orang. Dari 35 ribuan siswa itu hanya 8,7 persen saja yang mendapatkan kesempatan program senilai Rp71 triliun ini.
Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Jembrana, I Gusti Putu Anom Saputra, merinci jenjang pendidikan TK sebanyak 144 sekolah; SD negeri dan swasta sebanyak 185 sekolah; SMP negeri dan swasta sebanyak 21 sekolah; dan SMA/SMK ada sekitar 12 sekolah.
Namun, dalam tahap awal program yang dilaksanakan pada Senin, 6 Januari 2025 kemarin baru menyasar 3.109 siswa dari 15 sekolah di Jembrana.
Mitra yang dilibatkan dalam Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Jembrana ini adalah Yayasan Boga Bahagia. Bagaimana cerita mereka bisa ditunjuk sebagai mitra? Berikut ini uraian penjelasan selengkapnya.
1. Idealnya memerlukan 20 dapur untuk melayani seluruh siswa yang ada di Kabupaten Jembrana
Anom menyebutkan, jika ditotal secara keseluruhan, siswa penerima manfaat ini seharusnya lebih dari 59 ribu orang. Jumlah ini sudah termasuk seluruh jenjang pendidikan di bawah Disdikpora Jembrana dan Kementerian Agama (Kemenag). Idealnya, untuk memenuhi kebutuhan makanan mereka, diperlukan sekitar 20 dapur sehat. Namun sementara ini, yang baru jalan adalah mitra yang ditunjuk oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Pihaknya belum bisa menjadi pelaksana, karena menunggu petunjuk teknis (juknis).
"Kita sudah ada perencanaan (jika ditunjuk jadi pelaksana), tapi rinciannya (anggaran) belum ada," jelas Anom Saputra, Senin (6/1/2025).
2. Jadwal makannya dibagi secara berjenjang

Jadwal pemberian makan bergizi gratis dilakukan secara berjenjang. Untuk jenjang TK atau PAUD, pihaknya mengusahakan diberikan sebelum pukul 09.00 Wita, SD sekitar pukul 09.10 Wita, dan SMP pukul 12.30 Wita. Sehingga penyedia harus menyiapkan makanan sebelum jam tersebut. Anom menyebutkan, pelaksanaan program bakal diawasi dan dievaluasi secara berkala.
"Kami rasa seluruh program biasanya pasti menemui kendala. Program ini mungkin dievaluasi setiap 5 hari kerja atau seminggu sekali," ujarnya.
3. Yayasan harus memasak sesuai standar BGN

Yayasan Boga Bahagia merupakan mitra yang lolos seleksi dari BGN sebagai penyedia makanan di Jembrana. Mereka sebelumnya harus mengikuti pengajuan, seleksi, dan verifikasi. Kini, mereka melayani siswa di 15 sekolah negeri. Total ada 47 orang yang bekerja di mitra ini, dan 3 orang ahli gizi yang ditentukan oleh pusat. Ahli gizi ini bertugas untuk memantau dan menakar pemberian kalori kepada penerima manfaat sesuai nilai Rp10 ribu per porsi.
Setelah berhasil lolos verifikasi, pihak yayasan harus membangun dapur sehat sesuai standar dari Pemerintah Pusat. Dapur sehat pertama dibangun di wilayah Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara. Anggarannya sangat besar. Untuk satu dapur, mereka harus menyediakan anggaran Rp4 miliar. Pembangunannya juga dilakukan secara mandiri.
"Itu meliputi tanah, bangunan dapur, dan perlengkapan pendukung untuk pengerjaan makanan hingga siap disantap," kata Penanggung Jawab Yayasan Boga Bahagia Jembrana, I Ketut Sutarka, saat diwawancara Senin, 6 Januari 2025 kemarin.
4. Total ada 47 orang Jembrana yang bekerja di Yayasan Boga Bahagia

Empat puluh tujuh orang itu bekerja secara shift. Mereka mulai bekerja pada pukul 23.00 Wita, dan memasak pukul 02.00 Wita. Mereka juga harus mendistribusikan makanannya ke 15 sekolah. Armada yang digunakan untuk mengantar dan mengambil makanan juga telah disediakan.
Bahan makanannya sendiri mengambil dari lokal Bali seperti daging ayam, ikan, telur, sayur, dan buah-buahan. Sedangkan ompreng stainless disediakan oleh BGN.
"47 orang ini dari lokal Jembrana semua. Kita ingin memperdayakan SDM kita sendiri. Bahan bakunya dari masyarakat kita. Misalnya telur, kita mengambil dari peternak kita untuk meningkatkan perekonomian di Jembrana," ujar Sutarka.
Sutarka berpendapat, penerima manfaat akan terus bertambah yang kemungkinan dilakukan pada April 2025 mendatang. Menurutnya, diperlukan 20 dapur untuk mencakup seluruh siswa di Kabupaten Jembrana. Jumlah ini nantinya akan tersebar di masing-masing kecamatan, menyesuaikan tempat dan jumlah siswa.
Misalnya, di Kecamatan Negara ada 12 ribu siswa, maka diperlukan tiga sampai empat dapur untuk melayani mereka. Ia menilai, satu dapur dapat melayani sekitar 3 ribuan siswa. Dapurnya juga harus dibangun berjarak maksimal 15 menit ke sekolah. Dapur ini ke depannya akan melayani program untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan lansia. Sutarka memahami bahwa pihaknya bakalan terus dievaluasi.
"Kita akan bekerja dan melayani dengan maksimal," katanya.