2 Siswa SRMP 17 Tabanan Mengundurkan Diri, 1 Kursi Masih Kosong

- Siswa laki-laki dari Pupuan dan Selemadeg mengundurkan diri dari SRMP 17 Tabanan karena kerap kangen orangtua, tetapi dipantau untuk masuk sekolah yang diinginkan.
- Dugaan bahwa siswa yang mundur belum siap menjalani sekolah berbasis asrama, meskipun sudah mendapat pendampingan psikologi tiap hari.
- Satu kursi kosong di SRMP 17 Tabanan sudah terisi oleh siswa pengganti dari Desa Dajan Peken, sementara satu lagi masih dalam proses pencarian.
Tabanan, IDN Times - Proses belajar mengajar di Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 17 Tabanan baru saja dimulai. Namun, sebanyak dua orang siswanya malah mengundurkan diri. Adapun alasan pengunduran diri siswa tersebut karena kerap menangis dan ingin bertemu orangtua.
Pengunduran diri dari dua siswa ini membuat ada dua kursi kosong di SRMP 17 Tabanan. Pihak sekolah sendiri sudah mendapatkan satu siswa untuk menggantikan kursi yang kosong ini. "Sementara satunya masih dalam proses," ujar Kepala Sekolah SRMP 17 Tabanan, I Putu Jaya Negara, Senin (6/10/2025).
1. Siswa yang mengundurkan diri dipantau untuk masuk sekolah yang diinginkan

Menurut Jaya Negara, dua siswa yang mengundurkan diri semuanya siswa laki-laki yang berasal dari Kecamatan Pupuan dan Kecamatan Selemadeg. Alasan mereka mengundurkan diri karena mereka kerap kangen orangtuanya.
"Mereka sudah mengundurkan diri sejak September 2025 lalu. Jadi baru tiga bulanan ikut proses belajar mengajar. Saat ini kami memastikan mereka tetap bersekolah di sekolah yang mereka tuju," katanya.
Jaya Negara melanjutkan siswa yang mundur ini sudah mengikuti pembelajaran reguler di sekolah yang dituju. Hal ini berdasarkan surat pernyataan yang diterimanya dari sekolah yang dituju siswa tersebut.
2. Siswa belum siap menjalani sekolah berbasis asrama

Jaya Negara menduga dua siswa yang mengundurkan diri tersebut belum siap menjalani sekolah berbasis asrama. Mereka tampak biasa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Namun memasuki malam hari, ke dua siswa ini kemudian sedih karena teringat orangtua.
"Padahal pendampingan psikologi sudah dilakukan tiap hari. Kemungkinan siswa ini belum siap," ujarnya.
3. Satu kursi yang kosong masih dalam proses pencarian siswa pengganti

Dengan mundurnya dua siswa ini, tentunya ada dua kursi kosong. Untuk ini, kata Jaya Negara pihaknya sudah mendapatkan satu siswa pengganti yang berasal dari Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan.
"Sementara untuk satu lagi sedang dalam proses pencarian," ujarnya.