4 Hal Bijak saat Mental Dihancurkan oleh Keluarga Sendiri

Selain kesehatan fisik yang perlu kamu dijaga, kesehatan mental juga tak kalah pentingnya. Ya, meski tak kasat mata layaknya kesehatan fisik. Namun, dampak ketika kesehatan mentalmu terganggu juga gak main-main. Mulai dari mengganggu konsentrasi dalam beraktivitas keseharian, hingga ikut merusak kesehatan fisikmu,.
Kesehatan mental sendiri dapat terganggu karena banyak hal. Satu di antaranya yang cukup fatal yakni diakibatkan oleh keluargamu sendiri. Orang terdekat dari kehidupanmu yang kamu anggap sebagai rumah, ternyata menyiksamu secara mental. Lantas, apa yang harus dilakukan? Sebagai bahan pertimbangan, coba simak ulasan hal bijak saat mental dihancurkan oleh keluarga sendiri berikut ini berdasarkan pengalaman pribadi penulis.
1. Introspeksi diri

Hal pertama dan utama yang perlu kamu lakukan ialah dengan introspeksi diri sendiri. Ya, sebelum menyalahkan orang lain, ada baiknya kamu menilai dirimu terlebih dahulu. Hal tersebut mungkin saja selama ini kamu terlalu fokus dan mudah menyalahkan keluarga atas penderitaanmu. Namun, tak pernah mengoreksi diri sendiri atas apa yang kamu rasakan itu.
Mungkin saja penderitaanmu secara mental itu, karena ulahmu sendiri dan mendapat masukan dari keluargamu? Sayangnya, kamu menangkapnya dalam wujud menyalahkan hingga menghancurkan mentalmu. Bukankah tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api? Coba pikirkan baik-baik, ya.
2. Sampaikan apa yang menjadi keluh kesahmu

Secara logika, bagaimana keluhanmu bisa diketahui oleh keluarga kalau kamu hanya diam saja tanpa membahasnya? Tentu mereka tidak akan paham. Mungkin sebagai anggota keluarga, kamu berharap mereka bisa memahamimu tanpa kamu menjelaskan.
Sayangnya, dari sisi keluargamu menganggap apa yang dilakukan atau disampaikan ke kamu itu sudah benar, pun tidak melukai mentalmu. Dengan begitu, kalau kamu merasa apa yang mereka perbuat itu menyakitimu, ya sampaikan, jangan hanya diam saja.
3. Apakah kamu bisa hidup tanpa mereka?

Nah, kalau kamu sudah berada di level yang ingin melepaskan diri dari keluarga karena tidak mampu secara mental, coba deh pikirkan secara jangka panjang terlebih dahulu. Apakah kamu benar-benar siap untuk hidup tanpa mereka? Bukankah hidup sendirian di luar itu keras? Coba bayangkan.
Mungkin mereka melukai mentalmu. Tetapi, nyatanya banyak kebaikan yang mereka kasih juga ke kamu. Sesederhana menanyakan kabarmu, menyiapkan makananmu, hingga merawatmu saat sakit. Apakah kamu yakin bisa melakukan semuanya sendiri, mulai dari yang kecil hingga kompleks? Membangun kebiasaan baru itu sulit, lho.
4. Kamu berhak mengambil keputusan dalam hidupmu sendiri

Pada akhirnya, ini adalah tentang kehidupanmu. Tentu kamulah pemegang kendali seutuhnya, bukan orang lain, pun bukan keluargamu. Jika kamu merasa lebih baik saat menghindar dari keluarga yang memberikan luka mental kepadamu, ya lakukan itu.
Namun, jika kamu merasa terjadi kesalahpahaman antara kamu dan keluarga, ya selesaikan. Jangan sampai ujung cerita dari penderitaan mentalmu ini jadi menggantung tanpa arah yang jelas.
Dalam kehidupan ini memang ada masa kamu merasa keberadaan orang lain itu melukaimu. Namun jika dipikir-pikir, kamu sendiri ialah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, lho. Lantas, kalau bukan hidup bersama dengan orang terdekatmu, apakah kamu yakin bisa hidup sendiri atau menemukan manusia yang lebih baik dari keluargamu saat ini? Jangan sampai salah ambil keputusan, ya!