9 Pendekar Perempuan dari Berbagai Zaman

Sejarawan Amerika, Pamela Toler, menerbitkan sebuah buku berjudul Women Warriors yang berisi sejarah pendekar perempuan dari berbagai zaman. Selama menyelesaikan buku tersebut, Toler dan tim melakukan serangkaian proses riset. Seperti tes DNA forensik, pemeriksaan ulang artefak makam, dan dokumen asli.
Bukti dan pemeriksaan tersebut membuka pandangan baru bagi sejarawan yang membidangi sejarah militer dan sejarah perempuan ini. Toler memahami bahwa pada masa peperangan, perempuan ada yang bertempur sendiri dan ikut bertempur bersama laki-laki. Lalu siapa saja para pendekar perempuan itu?
1. Fu Hao

Fu Hao adalah Jenderal Dinasti Shang dan menurut buku ini dikatakan sebagai pendekar perempuan pertama yang diketahui. Ia yang hidup di kisaran 1200 sebelum masehi (SM) ini merupakan istri utama dari Kaisar Wu Ding.
Menurut kajian modern tulisan Tiongkok kuno bahwa Fu Hao mengerahkan pasukan dan memimpin kampanye perang. Makam Fu Hao berisi lebih dari 100 senjata.
2. Cynane

Pemimpin Masedonia ini adalah saudara seayah dari Iskandar Agung. Sebelum berusia 20 tahun, Cynane meraih reputasi sebagai pemimpin militer berbakat. Perempuan ini memimpin pasukan Masedonia.
Polyaenus, seorang penulis abad kedua masehi menuliskan bahwa Cynane pernah mengalahkan suatu pasukan. Ia juga membunuh ratu dalam pertempuran langsung itu. Cynane hidup kisaran 358 hingga 320 SM.
3. Mawiyya

Pemberontak anti Romawi adalah seorang Ratu Arab yang menjanda. Ia adalah Mawiyya, ketua aliansi suku yang disebut Konfederasi Tanukh. Pada abad keempat masehi, Ia memimpin pemberontakan terhadap orang Romawi.
Lokasi pemberontakan itu kini dikenal dengan Suriah. Romawi akhirnya tunduk pada syarat perdamaian wilayang yang diajukan Mawiyya. Ia menggunakan strategi perang gerilya gurun pasir dan diperkirakan hidup pada 361-411 SM.
4. Njinga

Ratu Afrika Barat bernama Njinga ini diperkirakan hidup pada tahun 1582-1663. Ada startegi perang gerilya dan diplomasi yang digunakan Njinga untuk melindungi kerajaannya. Kerajaannya bernama Ndongo dan Matamba.
Kala melindungi wilayahnya dari Bangsa Portugis, Njinga telah berusia 75 tahun saat memimpin pasukannya. Ia menyiapkan tentara yang berusia puluhan tahun lebih muda serta melatih mereka dalam latihan tari perang, tombak yang intens dan berat.
5. Laskarina Bouboulina

Pasukannya menjuluki Bouboulina dengan sebutan Kapetanisa atau Kapten Perempuan. Komandan Perang Yunani ini adalah pemilik kapal dan nasionalis Yunani. Dalam diam, Ia memesan kapal perang memimpin armada perang.
Kala itu bangsanya hendak meraih kemerdekaan dari Kekaisaran Utsmaniyah. Bouboulina disebut berhasil memimpin serangan laut di pelabuhan penting Utsmaniyah. Ia ada dan berjuang pada masa 1771-1825.
6. Juana Azurduy de Padilla

Azurduy hidup di masa 1780 hingga 1862 sebagai pemberontak dari Amerika Selatan. Ia mendampingi sang suami, Manuel Padilla. Pada awal abad ke-19 mereka sebagai penentang dominasi Spanyol.
Mereka secara kompak menggalang pasukan dan bertempur di daerah yang kini adalah Bolivia dan Argentina. Meskipun suaminya gugur, Azurduy tetap beraksi di medang perang.
7. Nakano Takeko

Takeko seorang samurai Jepang memimpin 30 samurai perempuan melawan tentara kekaisaran dalam pertempuran abad ke-19. Perempuan yang hidup pada tahun 1847-1868 ini menggunakan pedang dan senjata naginata untuk membunuh tentara bersenjata api.
Peperangan yang terjadi di wilayah Jepang Utara ini menewaskan Takeko dengan luka tembak akibat peluru. Saat terakhirnya, Ia meminta agar kepalanya dipenggal dan dikubur agar tidak dijadikan trofi bagi musuh.
8. Lozen

Petarung Apache yang diperkirakan hidup dari tahun 1840 hingga 1889 ini digambarkan sebagai perisai bagi kaumnya oleh kakaknya, pemimpin Perang Apache Chiricahua, Victorio. Lozen kerap ikut dalam perang akhir abad ke-19.
Ia juga seorang pasukan penjarah di daerah Barat Daya Amerika. Keahliannya adalah menjarah kuda musuh, strategi perang, hingga strategi pengobatan.
9. Milunka Savic

Savic hidup pada tahun 1892 hingga 1973. Semasa hidup Ia menerima beberapa medali perang dan dijuluki sebagai Pahlawan Perang Serbia. Seperti kisah dalam film Mulan, Savic masuk militer dalam Perang Balkan dan menyamar sebagai laki-laki.
Identitas Savic terbongkar saat terluka dalam Perang di Bulgaria akibat granat. Meskipun identitasnya sebagai perempuan terungkap, Savic tidak mundur dan diizinkan mengabdi bahkan dalam tiga peperangan.