Selain Dingin, Bali Dilanda Angin Kencang dan Gelombang Tinggi

Informasi buat yang mau ke Bali

Denpasar, IDN Times - Selain lebih dingin, akhir-akhir ini cuaca di Bali juga anginnya terasa kencang. Fenomena ini rupanya masih dipengaruhi oleh angin monsoon Australia yang menguat.

1. Pengaruh monsoon Australia dan angin kencang akan terjadi hingga tiga hari ke depan

Selain Dingin, Bali Dilanda Angin Kencang dan Gelombang Tinggireddit.com

Prakirawan cuaca BMKG Wilayah III Denpasar, Luh Eka Arisanti, menjelaskan fenomena ini akibat angin monsoon Australia yang menguat. Diperkirakan kondisi ini masih terjadi hingga tiga hari ke depan.

"Dalam beberapa hari terakhir ada gelombang tinggi dan angin cukup kencang. Secara umum karena angin monsoon Australia yang menguat ini berasal dari Australia," kata dia, Senin (15/7).

2. Kecepatan angin masih diambang normal

Selain Dingin, Bali Dilanda Angin Kencang dan Gelombang TinggiANTARA FOTO/Yusran Uccang

Untuk kecepatan anginnya saat ini mencapai 8 hingga 35 km per jam. Kendati demikian, masih dianggap normal. Pasalnya, indikator angin kencang adalah di atas 45 km per jam.

"Ini kategori masih normal karena batas ambang 45 km/jam," ujarnya.

3. Ombak tinggi terjadi di Bali utara dan selatan

Selain Dingin, Bali Dilanda Angin Kencang dan Gelombang TinggiIDN Times/Irma Yudistirani

Adapun terkait ombaknya, untuk wilayah Bali Utara mencapai 1,5 hingga dua meter yang meliputi laut Bali, Sumbawa, dan Selat Bali bagian Utara, dan Selat Lombok bagian Utara. Adapun di wilayah Bali Selatan mencapai dua hingga 3,5 meter yang meliputi Selat Badung, Selat Bali bagian Selatan, Selat Atas bagian Selatan, dan Samudera Hindia Selatan Bali.

"Kalau menguat kecepatan angin kemudian akan berpengaruh ke gelombang tinggi. Kemudian benua Australia yang sedang musim dingin udara yang kira rasakan lebih dingin," katanya.

4. Masyarakat diimbau mempertimbangkan kondisi ombak sebelum melaut

Selain Dingin, Bali Dilanda Angin Kencang dan Gelombang TinggiIDN Times/Irma Yudistirani

Untuk itu, masyarakat yang melakukan aktivitas di wilayah yang tercantum di atas diimbau supaya mempertimbangkan kondisi ombak sebelum melaut. Fenomena pasang maksimum air laut juga bisa berdampak pada terganggunya transportasi di pelabuhan dan pesisir.

Baca Juga: Musim Kemarau Tiba, 5 Desa di Karangasem Krisis Air Bersih

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya