Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

WWF Menilai Industri Kelapa Sawit Bisa Jadi Bisnis Sustainable

pembukaan ICOPE 2025 di Sanur (dok.pribadi/Natalia Indah)
pembukaan ICOPE 2025 di Sanur (dok.pribadi/Natalia Indah)

Denpasar, IDN Times - International Conference on Oil Palm and Environment (ICOPE) merupakan konferensi dua tahunan di dunia yang mengeksplorasi keseimbangan antara pengembangan serta keberlanjutan kelapa sawit. Konferensi ini diselenggarakan oleh Sinar Mas Agribusiness and Food, The French Agricultural Research Centre for International Development (CIRAD), dan World Wildlife Fund (WWF) Indonesia.

Acara yang berlangsung mulai tanggal 12 Februari hingga 14 Februari 2025 di Sanur, Kota Denpasar ini dibuka oleh Sudaryono, Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia. Dengan tema Oil Palm Agro-ecological Transformation: Toward Climate and Nature Positive Agriculture, Sudaryono mengatakan, tema tersebut sangat bermanfaat bagi industri sawit atas isu yang berkaitan dengan lingkungan termasuk perkebunan besar dan petani plasma.

“Konferensi ini concern terhadap pemulihan kondisi tanah, pengurangan risiko polusi dari pestisida dan pupuk kimia, serta pemulihan ekosistem yang terdegradasi. Sehingga konferensi ini tidak hanya penting bagi Indonesia saja, namun juga bagi seluruh negara penghasil minyak sawit dan konsumen di seluruh dunia,” terangnya dalam pembukaan ICOPE 2025, Rabu (12/2/2025).

1. Segala hal baik untuk sawit berkelanjutan akan dibahas

Sudaryono, Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia saat memberikan sambutan di ICOPE 2025 (dok.pribadi/Natalia Indah)
Sudaryono, Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia saat memberikan sambutan di ICOPE 2025 (dok.pribadi/Natalia Indah)

Sudaryono menambahkan, 58 persen palm oil bersumber dari Indonesia dan pihak pemerintah sendiri sangat menekankan bagaimana meningkatkan produktivitas yang berkelanjutan menuju renewable energy. Di samping itu, dalam menaikkan palm oil ini ada dua cara.

“Di semua komoditi pertanian, beras, jagung, dan termasuk palm oil, kita sangat menekankan khususnya yang paling cepat itu adalah intensifikasi. Intensifikasi itu tanahnya gak bertambah atau sama luasnya, tapi dengan input bibit yang baik, dengan treatment pohon yang benar dan pemberian dosis pupuk yang tepat. Kedua, ekstensifikasi dengan cara memanfaatkan lahan-lahan tandus atau bekas rawa,” terangnya.

Hal tersebut penting karena dengan produktivitas intensifikasi yang naik, produksi nasional bertambah jadi lebih besar, perusahaan kelapa sawitnya juga tambah baik. Selain itu, kesejahteraan petani pun tambah baik.

2. Sinar Mas Agribusiness and Food perkuat komitmen terhadap keberlanjutan

pemukulan gong sebagai tanda dibukanya ICOPE 2025 (dok.pribadi/Natalia Indah)
pemukulan gong sebagai tanda dibukanya ICOPE 2025 (dok.pribadi/Natalia Indah)

Pada kesempatan yang sama, Franky O Widjaja, Chairman dan CEO Sinar Mas Agribusiness and Food, mengatakan konferensi ini sebagai sebuah momentum untuk memperkuat semua pemangku kepentingan terhadap keberlanjutan.

“Kami percaya bahwa masa denpan industri kelapa sawit bergantung pada inovasi berkelanjutan dan kolaborasi erat antara berbagai pihak seperti pemerintah, pelaku usaha, lembaga swadaya masyarakat, akademisi, hingga masyarakat itu sendiri. Kami pun telah berkomitmen untuk menerapkan praktik terbaik dalam pertanian berkelanjutan dan melindungi keanekaragaman hayati maupun ekosistem di sekitar kita.”

Franky mengungkapkan, melalui diskusi dan kolaborasi selama ICOPE 2025 akan menghadirkan solusi nyata untuk menjadikan industri kelapa sawit sebagai bagian dari solusi global terhadap tantangan iklim dan lingkungan.

3. Industri kelapa sawit bisa bertransformasi jadi bisnis sustainable

ICOPE 2025 juga menghadirkan exhibition (dok.pribadi/Natalia Indah)
ICOPE 2025 juga menghadirkan exhibition (dok.pribadi/Natalia Indah)

Dewi Lestari Yani Rizki, Conservation Director WWF Indonesia, menuturkan industri kelapa sawit sendiri dapat bertransformasi menjadi bisnis yang sustainable untuk mendukung capaian Pemerintah Indonesia dalam penurunan emisi karbon dan juga menyelamatkan keanekaragaman hayati.

“Untuk itu perlu keseriusan bagi industri kelapa sawit untuk menerapkan tata kelola menuju keberlanjutan agar bisa menjawab tantangan pasar global. Beberapa strategi yang sedang dikembangkan di antaranya seperti tindakan lanskap kolaboratif, pendekatan kebijakan dan advokasi, hingga bekerja sama dengan universitas untuk melakukan berbagai studi serta penelitian tentang isu-isu kelapa sawit,” jelasnya.

ICOPE 2025 diikuti oleh sejumlah delegasi dari berbagai negara seperti India, Belanda, Perancis, Malaysia, Inggris, Finlandia, Kolombia, dan Spanyol untuk berkolaborasi dalam merumuskan formula keberlanjutan, iklim, dan transformasi industri minyak sawit yang ramah iklim serta lingkungan.

Share
Topics
Editorial Team
Natalia Indah Kartikaningrum
EditorNatalia Indah Kartikaningrum
Follow Us