Setelah Mural Viral, Kini Terbitlah Vandalisme di Klungkung Bali

Kalau kamu sendiri gimana melihat pemandangan ini guys?

Klungkung, IDN Times - Kabupaten Klungkung beberapa waktu lalu mendapat perhatian publik, setelah adanya mural yang dibuat oleh pemerintah daerah (Pemda) setempat. Mural tersebut terlukis jelas di sepanjang tembok Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Dusun Karangdadi, Desa Kusamba, Kabupaten Klungkung. Mural tersebut bernada kritikan dan edukasi tentang sampah untuk warga setempat.

Namun setelah pemberitaan itu viral, kini muncul lagi gambar dan tulisan bernada kritikan di Klungkung. Namun warga menilainya sebagai vandalisme, karena kurang memiliki nilai seni dan merusak pemandangan umum.

Baca Juga: Beda Nih, Pemerintah di Klungkung Bali Kritik Masyarakat Pakai Mural

1. Gambar dan tulisan tersebut ditemukan di dua ruas jalan Kota Semarapura

Setelah Mural Viral, Kini Terbitlah Vandalisme di Klungkung BaliIDN Times/Wayan Antara

Gambar dan tulisan itu muncul di beberapa ruas jalan seperti Jalan Raya Gajah Mada, Kota Semarapura. Di lokasi itu ada tulisan CEGAH COVID-19 TAJEN BEBAS dan MERRY CRISIS AND A HAPPY NEW FEAR, yang dibuat di gerbang bangunan berwarna biru muda.

Sementara gambar dan tulisan lainnya juga ditemukan di belakang komplek pertokoan Jalan Diponegoro, Semarapura. Tepatnya di seputaran jalan menuju Pasar Senggol, Semarapura.

"Saya tidak tahu pasti kapan tulisan ini dibuat. Tapi semenjak ada ramai-ramai berita penghapusan mural, mulai muncul ini," ujar Gede Santi, warga Kota Semarapura yang ditemui di sekitar Pasar Senggol, Klungkung.

2. Warga menilai gambar dan tulisan tersebut telah merusak estetika di tempat umum

Setelah Mural Viral, Kini Terbitlah Vandalisme di Klungkung BaliIDN Times/Wayan Antara

Keberadaan gambar dan tulisan itu menurut beberapa warga dapat merusak estetika, dan lebih mengarah ke vandalisme karena dibuat secara asal-asalan.

"Kalau yang dihapus aparat di media itu memang karya seni mural. Tidak sebatas kritik, tapi ada seninya. Kalau yang ini bukan mural namanya, tapi vandalisme," ungkap seorang warga asal Lingkungan Sengguhan, Kabupaten Klungkung, Ketut Adi Pramana, Senin (6/9/2021).

Ia lantas mencontohkan gambar dan tulisan yang ada di belakang komplek pertokoan Jalan Deponogoro. Dinding pertokoan di lokasi tersebut sebenarnya kerap menjadi latar untuk pemotretan. Namun dengan adanya gambar dan tulisan tersebut dinilai merusak estetika lokasi itu.

"Kalau dibuat mural kan bagus, ada seninya. Ini apa. Corat-coret seperti ini, ngerusak keindahan tempat ini saja. Mohon aparat bisa tindak tegas orang-orang jahil seperti ini," kata Pramana yang juga seorang fotografer.

3. Pemkab Klungkung berencana akan mewadahi para seniman mural

Setelah Mural Viral, Kini Terbitlah Vandalisme di Klungkung BaliIDNTimes/WayanAntara.

Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta, mengatakan gambar dan tulisan di sejumlah ruas jalan Kota Semarapura tersebut adalah aksi vandalisme.

"Mural ada nilai seninya, ada juga pesan atau edukasi yang disampaikan. Kalau corat-coret tidak jelas seperti itu vandalisme namanya. Kerjaan orang usil," ujar Suwirta.

Meskipun demikian, pihaknya tidak memberikan penindakan karena gambaran dan tulisan itu tidak dibuat di fasilitas milik pemerintah.

"Itu ditulis di tembok dan gerbang milik pribadi," ungkapnya.

Suwirta berencana akan membuat wadah untuk menyalurkan bakat anak muda di Kabupaten Klungkung yang memiliki bakat mural.

"Setiap desa saat ini membuat TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu), dan ada temboknya. Jika ada sponsor dari swasta, kita akan buat event dan minta seniman mural menyalurkan bakatnya di tembok-tembok itu. Tentu mural harus memiliki nilai seni dan pesan edukasinya."

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya