Tantangan Petugas Disdukcapil Tabanan Saat Rekam e-KTP untuk ODGJ

- Mood ODGJ bisa berubah-ubah, mempengaruhi perekaman e-KTP
- Harus ada pendamping yang mengenal kondisi ODGJ saat perekaman
- Dengan data kependudukan yang aktif, para ODGJ dapat mengakses layanan dasar
Tabanan, IDN Times- Kabupaten Tabanan, khususnya Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil), menghadapi berbagai kendala saat melakukan perekaman e-KTP. Salah satunya, saat petugas menangani orang dengan gangguan jiwa atau ODGJ.
Perekaman e-KTP pada ODGJ termasuk dalam layanan jemput bola dari Disdukcapil Tabanan. Petugas memiliki trik khusus, agar perekaman ini bisa berjalan sukses. Berikut pemaparan salah satu petugas Disdukcapil Tabanan, Ni Wayan Seriasa saat melakukan perekaman e-KTP pada ODGJ.
1. Mood ODGJ bisa berubah-ubah

Seriasa memaparkan pengalamannya saat melakukan perekaman e-KTP pada ODGJ. Menurutnya, mood ODGJ bisa saja berubah-ubah dan tidak bisa diprediksi. Seperti pengalamannya saat bertugas perekaman di wilayah Desa Pejaten, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan.
Menurut Seriasa, pada awalnya ODGJ yang direkam terlihat pendiam dan kooperatif. "Perekaman kala itu berjalan lancar. Tetapi ketika kami bersiap mau pulang, situasi berubah. ODGJ-nya mulai marah, mengumpat, melempar barang di sekitarnya, bahkan mencabut pohon dan mengejar kami,” ujarnya, Jumat (13/6/2025)
2. Harus ada pendamping saat perekaman pada ODGJ

Dalam menghadapi ODGJ, petugas membutuhkan pendekatan berbeda dan biasanya membutuhkan waktu yang lama juga. Menurut Seriasa, mereka tidak bisa dipaksa dan harus ada pendamping yang mengenal baik kondisi ODGJ tersebut.
Tingkah laku ODGJ pun berbeda-beda, ada yang sulit diam, kadang kalem dan bahkan ada yang kadang sampai mengamuk. Menurutnya, kunci dari penanganan ODGJ selama perekaman e-KTP adalah membujuk dengan kesukaan mereka baik itu makanan atau memberinya rokok.
"(Petugas) Harus punya kesabaran juga. Kalau orang normal biasanya cuma butuh lima menit, untuk ODGJ bisa seharian. Dalam sehari, rata-rata perekaman itu bisa untuk dua orang ODGJ saja," terang Seriasa.
3. Dengan data kependudukan yang aktif, para ODGJ dapat mengakses layanan dasar

Seriasa menambahkan, belum semua ODGJ di Tabanan sudah menjalani perekaman e-KTP. Salah satunya ODGJ di wilayah Kecamatan Selemadeg yang belum bisa direkam karena sangat agresif dan kerap membawa senjata tajam.
Meski penuh risiko, Seriasa dan tim lainnya tetap menunaikan tugasnya. “Tugas tetap tugas. Kami harus jalani, sambil terus berdoa semoga selamat dan berjalan lancar,” ujarnya.
Program perekaman e-KTP ODGJ termasuk layanan jemput bola dari Disdukcapil Tabanan. Layanan ini menjadi bentuk nyata keberpihakan pemerintah kepada kelompok rentan. Dengan data kependudukan yang aktif, para ODGJ dapat mengakses layanan dasar seperti pengobatan, bantuan sosial, dan jaminan kesehatan.