Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Petani Tabanan Alih Tanam dari Palawija ke Padi di Musim Kemarau Basah

Sawah di Tabanan (IDN Times/Wira Sanjiwani)
Sawah di Tabanan (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Tabanan, IDN Times - Musim kemarau basah yang terjadi pada 2025 membawa dampak positif terhadap capaian target Luas Tambah Tanam (LTT) padi di Kabupaten Tabanan. Dinas Pertanian Tabanan optimistis target LTT minimal seluas 38.000 hektare dapat tercapai.

Musim kemarau basah ini menyebabkan banyak kelompok tani maupun subak di Tabanan yang melakukan alih tanam, dari palawija ke padi. Petani optimis menanam padi karena masih cukupnya ketersediaan air meski memasuki musim kemarau.

1. Sempat terjadi penurunan capaian LTT pada April 2025

Sawah di Tabanan (IDNTimes/Wira Sanjiwani)
Sawah di Tabanan (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Tabanan, LTT sempat mengalami penurunan capaian pada April 2025. Namun capaian LTT kemudian mengalami penambahan pada pertengahan Juni 2025. Total LTT di Tabanan telah mencapai 19.983 hektare.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan, I Made Subagia, mengatakan target LTT nasional yang harus dilaporkan ke Pemerintah Pusat berada pada angka 80 persen setiap bulan. Sepanjang tahun berjalan, capaian Tabanan relatif konsisten di atas target, kecuali pada April 2025 yang sempat menurun menjadi 79 persen.

"Penurunan ini terjadi karena adanya ketidaksesuaian jadwal tanam, baik yang mundur maupun yang maju di beberapa sentra produksi," ujarnya, Selasa (17/6/2025).

2. Petani beralih tanam ke padi dari palawija

Sawah di Tabanan  (IDNTimes/Wira Sanjiwani)
Sawah di Tabanan (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Subagia melanjutkan, kondisi curah hujan yang masih tinggi di musim kemarau mendorong sejumlah kelompok tani dan subak untuk memilih menanam padi ketimbang palawija. Seperti yang terjadi di wilayah subak Kecamatan Kerambitan. Semula, mereka berencana menanam jagung. Lalu mengalihkannya ke padi karena dukungan irigasi yang memadai.

“Musim sekarang ini menyebabkan ketersediaan air masih memadai. Sehingga banyak petani yang tidak jadi menanam palawija dan memilih menanam padi,” ujar Subagia.

Meski optimis target LTT mencapai angka 38 ribu hektare seperti tahun 2024, Subagia mengakui target pusat sebesar 43 ribu hektare sulit dicapai. Hal ini karena adanya perbedaan data Lahan Baku Sawah (LBS) yang digunakan antara pusat dan daerah, serta kondisi indeks pertanaman (IP) di Tabanan yang umumnya maksimal hanya 2 hingga 2,2 akibat pola tanam adat setempat.

"Namun potensi penambahan tetap terbuka dengan adanya program budi daya Padi Gogo yang direncanakan mulai Juli–Agustus 2025,” ujarnya.

3. Petani tergiur harga jual gabah

Sawah di Tabanan. (IDN Times/Wira Sanjiwani)
Sawah di Tabanan. (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Ketua KTNA Kecamatan Kerambitan yang juga menjabat sebagai Ketua Perkumpulan Penyuluh Pertanian Swadaya Indonesia (P3SI) Kabupaten Tabanan, I Gusti Subagia, mengungkapkan sejumlah subak kini mengubah rencana tanam palawija menjadi padi, menyusul membaiknya kondisi irigasi berkat curah hujan yang stabil.

Kondisi ini bukan hanya didorong oleh kondisi cuaca yang mendukung, tapi juga karena faktor ekonomi. Saat ini, harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani mengalami kenaikan signifikan. Yakni mencapai Rp 6.600 per kilogram, melampaui Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram.

“Musim kemarau basah ini lebih disambut antusias untuk menanam padi, karena harga gabah juga sedang bagus. Ini tentu menjadi dorongan kuat bagi petani untuk memaksimalkan musim tanam,” tambahnya.

Share
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us