Pelepasan Tukik Jadi Bagian Menjaga Alam di Sanur

Denpasar, IDN Times – Bisnis hospitality tidak melulu mencari keuntungan semata, tetapi juga memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan alam. Seperti yang diungkapkan Direktur Griya Santrian a Becah Resort and Spa, Ida Bagus Sidharta Putra, bahwa Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI) sangat mendorong peningkatan responsible tourism terhadap lingkungan. Menurutnya, praktik ini telah dilakukan di wilayah Sanur, satu di antaranya Griya Santrian a Beach Resort and Spa.
“Mudah-mudahan little effort dapat membantu keseimbangan alam,” ungkapnya.
1.Beberapa kegiatan kecil dapat mendukung keseimbangan alam

Sidharta, yang juga merupakan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Denpasar, menyebutkan praktik untuk menjaga keseimbangan alam ini dapat dilakukan melalui langkah kecil seperti penanaman pohon, dan pelepasan tukik.
Kegiatan tersebut sudah dilakukan oleh beberapa hotel di kawasan Sanur. Terutama untuk pelepasan tukik, juga dilakukan di event-event besar yang diselenggarakan di Sanur. Mengingat dalam rentang Maret sampai Juni banyak ditemukan tukik di kawasan Sanur. Temuan ini berada di pantai depannya Griya Santrian a Beach Resort and Spa.
“Ini memang hal-hal rutin yang kami lakukan di Sanur. Memang Sanur itulah yang kami kedepankan. Sustainable tourism. Jadi ini responsible tourism,” terangnya.
2.Kegiatan keseimbangan alam di Sanur dapat meningkatkan repeater client

Kegiatan menjaga keseimbangan alam yang dilakukan oleh pihak hotel merupakan investasi untuk destinasi. Menurut Sidharta, kegiatan ini dinilai berdampak positif terhadap hotel yang melakukannya. Mengingat wisatawan cenderung memilih kegiatan yang lekat dengan alam pascapandemik.
Dampak itu diakuinya dirasakan pada market tourism di Sanur, yang terpantau didominasi oleh wisatawan asal Eropa dan Australia. Hal tersebut mencatatkan repeater client yang sangat tinggi di wilayah Sanur. Termasuk di hotelnya, lebih dari 50 persen merupakan repeater client.
“Sustainable itu adalah hal yang sangat menarik sekarang. Jadi di mana mereka lari dari overtourism crowd, macam-macam begitu ya. Lari ke hal-hal yang lebih ke nature,” ungkapnya.
3.Sanur menerapkan sustainability budaya dan perekonomian

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Yayasan Pembangunan Sanur ini mengungkap selain sustainability terhadap lingkungan, Sanur juga telah menerapkan sustainability budaya. Ia mencontohkan nilai-nilai budaya yang tetap dijaga. Selain itu, menurut Sidharta, sustainability perekonomian di Sanur juga sangat besar. Delapan puluh persen karyawan yang dipekerjakan di sektor hospitality dan pariwisata merupakan warga Sanur. Sedangkan 60 persen warga lokal Sanur menjadi owner (pemilik) usahanya sendiri.
“Jangan sampai mati tikus di Lumbung Padi, gitu lho,” ungkapnya.