Karya seni Yaari Rom bertajuk tentang The Art of Mother Earth. (IDN Times/Ayu Afria)
Setibanya di Bali pada tahun 2003, Yaari langsung merasa seperti pulang kembali ke rumah dengan keindahan pulau dan unsur spiritualitas budaya Bali yang menakjubkan. Yaari mengaku ia tidak ingin kembali ke negaranya dan memilih tinggal sampai akhir hidupnya di Bali. Diprakarsai oleh ibu dan teman-temannya, Yaari akhirnya mendirikan studio pertamanya di Penestanan, Ubud.
"Sejak tahun 2003 sampai sekarang, Bali telah berubah. Untuk beberapa alasan, saya tidak setuju dengan perubahan itu. Perusakan lingkungan. Saya percaya kita tidak bisa menghentikan industri. Akan tetapi kita bisa memperlambatnya," ungkapnya.
Ia mengajak berpikir untuk menjaga lingkungan karena hal inilah yang bisa diwariskan kepada generasi selanjutnya. Keindahan alam yang memikat, menginspirasi Yaari untuk membagikan visinya dan menciptakan sekolah kecil untuk anak-anak lokal. Setelah bertahun-tahun membangun sekolah, ia tertarik pada pengembangan yang lebih besar. Yaari lalu memutuskan untuk pindah ke Seminyak dan membangun Yaari Toya Center keduanya.