Kelvin Wiratama Pameran Keramik Tunggal di Sanur, Bicara Keheningan

Denpasar, IDN Times - Untuk pertama kalinya ARTOTEL Sanur Bali memfasilitasi seniman keramik dalam pameran tunggal di Artspace yang berlangsung, pada Selasa (20/5/2025) hingga Senin (21/8/2025). General Manager ARTOTEL Sanur Bali, Agus Ade Surya Wirawan, mengatakan pihak hotel memfasilitasi pameran seni setiap 2 hingga 3 bulan sekali. Art exhibition bertajuk Where Did the Time Go? ini memberikan pengalaman pertama bagi hotelnya.
"Ini untuk pertama kalinya bagi kami memfasilitasi pameran keramik," terangnya.
1. Inspirasi awal mula saat berkunjung ke museum nasional

Sang seniman, Kelvin Wiratama (33), mengatakan awal karya seninya tersebut terinspirasi saat ia mengunjungi museum nasional dan melihat berbagai gambar maupun patung prasejarah sebelum masuknya Hindu dan Buddha. Hal itu menginspirasinya membuat karya seni dengan fitur wajah yang diam dan lekat dengan struktur seperti huruf T di bagian dahi hingga hidungnya.
"Aku coba mikir kenapa kayak patung-patung ini seolah-olah itu kayak berdiam, tapi seolah-olah kayak berusaha untuk berkomunikasi dengan kita," ungkapnya.
Inspirasi tersebut kemudian ia buat menjadi karya yang lebih minimalis, harapannya agar orang-orang bisa berkomunikasi dengan karya-karya tersebut. Ide ini ia akui muncul sekitar 5 tahun yang lalu.
2. Kelvin mengabadikan wajahnya sendiri

Kelvin membawa tema yang garis besar tentang keheningan. Tema ini dianggapnya menjadi tempat atau lokasi ketika seseorang sedang bengong atau tidak sedang ingin berpikir apa pun. Kelvin juga membuat wajahnya sendiri pada seni keramik, yang dia akui memiliki kemiripan hingga 60 persen. Karya tersebut menjadi karya paling berkesan baginya dan dibuat selama 3 hari.
"Intinya keheningan dan rasa bengong sambil kita berpikir ke mana sih perginya waktu-waktu ini," terangnya.
3. Item banyak terjual di hari pertama pameran

Sebanyak 30 item karya seni keramik dipamerkan. Pada pameran hari pertama ini telah terjual sekitar 7 item. Karyanya kali ini paling banyak berbentuk hewan, terutama anjing yang banyak ia temui di Bali. Proses pembuatan dan penyelesaian keramik itu sendiri memakan waktu sekitar satu bulan untuk satu item.
"Tantangan utama keramik itu karena mereka sangat tidak terprediksi, dan kita harus banyakan legowo ketika membuat harus siap dengan segala sesuatu yang mungkin terjadi, retak, pecah, meledak gitu," jelasnya.