Dikira Mercon, Warga Sanur Kaget Bule Jerman Tembak Kepalanya Sendiri
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Denpasar, IDN Times - Kamis (29/11) malam, warga di Jalan Sekuta 114, Sanur, Denpasar Selatan mendadak geger. Sebab seorang Warga Negara Asing (WNA) asal Jerman diketahui meninggal dunia dengan cara menembak kepalanya di dalam kamar rumah.
1. Korban ditemukan dalam keadaan bersimbah darah
Tetangga korban, Made Berati, mengatakan saat itu ia sedang berjaga di toko miliknya. Sekitar pukul 21.00 Wita, tiba-tiba rumah di depannya ramai dan didatangi banyak polisi. Saat ia ke sana, ternyata Roland sudah ditemukan meninggal bersimbah darah dengan pistol tergeletak di sampingnya.
"Kata pembantunya dikira bakar mercon. Ternyata pistol yang meletus," katanya, Jumat (30/11) pagi.
Sekitar pukul 23.00 Wita, korban lantas dibawa ke kamar jenazah RSUP Sanglah untuk dilakukan pemeriksaan luar.
Baca Juga: Tangkap Pembuang Sampah Sembarang di Denpasar Dapat Rp1,5 Juta, Mau?
2. Diduga karena sakit
Ia menuturkan, korban dikenal baik dengan tetangga-tetangganya. Bahkan sangat suka bermain dengan anak-anak kecil. Ia menduga aksi bunuh diri tersebut dilatari oleh sakit yang dideritanya. Pasalnya, selama tiga bulan terakhir korban tak pernah kelihatan keluar rumah.
"Kata istrinya sebelum kejadian sempat diantarkan ke klinik untuk kontrol. Sakit stroke ringan sama komplikasi jantung," ujarnya.
Setelah pulang kontrol, sang istri keluar sebentar. Setelah balik ke rumah ternyata sudah menemukan suaminya meninggal bersimbah darah.
3. Sudah 20 tahun lebih tinggal di Bali
Ia menambahkan, Roland sudah lama tinggal di Bali dan menikah dengan Wayan Beji. Dari pernikahan tersebut memiliki dua anak. Anak pertama Veronica (22) yang kini tinggal di Jerman untuk kuliah. Sementara anak kedua Udhi Andreas Praster (21) kuliah di Bali.
"Baik orangnya. Sering nyapa dengan tetangga-tetangga," ungkapnya.
4. Dari mana ia mendapatkan pistol?
Sementara itu anak korban, Udhi Andreas Praster (21) kepada petugas mengatakan tidak pernah mengetahui jika ayahnya memiliki senjata api. Namun saat masih kecil ia pernah melihat ayahnya memiliki senapan angin untuk menembak burung.
Ia mengaku tahu kematian ayahnya setelah dihubungi oleh ibunya ketika sedang makan di Roti Canai Jalan Bypass Ngurah Rai, Denpasar. Sekitar 20.45 Wita, ia dihubungi ibunya sambil menangis dan meminta Andreas agar segera pulang. Ketika pulang, saat itulah ia melihat ibunya sudah menangis histeris dan ayahnya tergeletak bersimbah darah.
Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor (Kanit Reskrim Polsek) Denpasar Selatan, Iptu Hadimastika Karsito Putro, membenarkan adanya peristiwa tersebut. Terkait pistol yang digunakan, pihaknya kini masih menyelidiki dari mana asalnya.
"Masih dalam proses dan penyelidikan dari mana pistolnya itu," katanya, Jumat (30/11).
Baca Juga: Data Dinkes Bali: 7246 Orang di Denpasar Terjangkit HIV & AIDS