KPRP Ungkap Semangat Polri dari Bali Harus Dipulihkan

Denpasar, IDN Times - Komisi Percepatan Reformasi Kepolisian Republik Indonesia (KPRP) melakukan serap aspirasi ke beberapa daerah, termasuk Bali. Agenda tersebut dilakukan di Fakultas Hukum Universitas Udayana (Unud), pada Jumat (19/12/2025) pagi. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mendapatkan aspirasi dari perwakilan masyarakat yang lebih mendalam dan komprehensif terkait dengan perbaikan dan reformasi di tubuh Polri. Sejumah pihak hadir diantaranya tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, akademisi, mahasiswa, pengusaha atau pelaku bisnis, organisasi profesi, hingga ormas atau LSM.
Anggota Komisi Percepatan Reformasi Polri, Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD mengatakan, mendapatkan banyak masukan terutama dari internal Polri sendiri. Para internal Polri yang hadir diungkapnya juga tidak segan-segan menyampaikan kritik internal. Salah satunya kecilnya anggaran dari negara yang diterima Polri yang kemudian ia masukkan kedalam catatannya. Terkait hal tersebut, Mahfud menyinggung kepemimpinan I Made Mangku Pastika dalam menyelesaikan permasalahan bom Bali yang tidak mengandalkan uang negara namun permasalahan bisa selesai.
"Semangat Polri yang seperti ini yang harus kita jaga. Harus kita kembangkan kembali gitu karena Polri kebanggaan kita," ungkapnya.
Masukan lain di antaranya kerja sama dengan masyarakat; kerja sama dengan pecalang; dari mahasiswa reformasi struktural, instrumental dan struktural; dan lain sebagainya.
Mahfud mengatakan, bahwa citra Polri tidak buruk-buruk amat, hal ini dikarenakan kepolisian menangani 750.400 desa di Indonesia. Kondisi dinyatakan aman terutama di wilayah pedesaan, ia ungkap sesederhana masyarakat yang minum kopi sampai tengah malam tanpa gangguan. Ia tidak menampik bahwa kondisi bermasalah adalah pada polisi penegak hukum. Saat ini rakyat lebih mengenang NKRI menjadi Negara Kepolisian Republik Indonesia karena alasan polisi-polisi yang baik sakit. Banyak dari mereka yang kemudian masuk dalam berbagai sektor ditambah lagi orang sipil yang tidak bersikap dewasa. Sementara itu, Polri seharusnya penting bagi negara dalam membangun repubik dan ketentraman masyarakat.
"Ya memang tujuannya memperbaiki citra kepolisian. Memang yang banyak masalah itu polisi dalam proses penegakan hukum. Nah, kalau disitu banyak backing-backing-an, pemerasan, counter perkara, melindungi koruptor, melindungi kejahatan tambang dan sebaagainya. Ini yang mau diperbaiki kembali ke semangat yang tadi," ungkapnya.
Sementara itu purnawirawan Polri asal Bali, I Made Mangku Pastika, menyampaikan harapannya agar semua pihak menghayati kembali tugas kepolisian berdasarkan UU Nomor 2 Tahun 2002 diantaranya memelihara kamtibmas; melindungi, melayani, mengayomi masyarakat dan menegakkan hukum. Selain itu pihaknya mengomentari pakaian Polri yang terkesan berbau militer sehingga dimungkinkan bisa memengaruhi perilakunya.
"Ini gak sederhana tugas ini. Yang saya harapkan adalah tim ini dengan presiden dan semua polisi yang ada kembali lagi menghayati itu. Tugas pokok itu. Tugas pokok itu aja kerjakan dengan tulus ikhlas sebaagai abdi utama," tegasnya.


















