Hari Baik Menurut Hindu Bali 4 Oktober 2025, Baik Meramu Herbal

Selamat pagi semuanya, semoga kabar baik dan sehat selalu ya. Sebelum memulai aktivitas pada Sabtu, 4 Oktober 2025 ada berbagai ramalan hari baik menurut Hindu Bali. Ramalan ini berdasarkan Kalender Bali Digital, ada yang dimaksud dengan kala rau.
Kala rau merupakan hari baik untuk meramu obat-obatan alami atau herbal, sadek, membuat senjata, dan upas (penjaga). Namun, tidak baik untuk membangun dan mengatapi rumah akibatnya akan terbakar. Hari ini juga batasi berbicara yang dapat menimbulkan kekeliruan dan tidak baik menikahkan orang.
Sementara, ada juga hari babi turun adalah hari baik untuk memasang sesirep atau jimat baik untuk melindungi saat tidur. Penasaran bagaimana ramalan hari baik lainnya? Apakah akan ada hari buruk juga? Baca selengkapnya di bawah ini.
Baik membuat bendungan

Banyu urug merupakan hari baik untuk membuat bendungan. Namun, tidak baik untuk membuat sumur. Amerta papageran adalah hari yang tidak baik untuk melakukan dewasa ayu karena mengandung pengaruh sakit-sakitan. Kala bangkung dan kala nanggung adalah hari yang tidak baik untuk mulai memelihara ternak.
Baik untuk memelihara ternak

Kala upa adalah hari baik untuk memulai mengambil atau memelihara ternak (wewalungan). Kala buingrau merupakan hari baik untuk menebang kayu, membuat bubu, memuja pitra atau leluhur.
Namun, pada hari kala bungirau tidak baik untuk membangun dan mengatapi rumah. Kala ingsor merupakan hari yang mengandung sifat atau tanda-tanda mengecewakan. Jadi, kamu harus waspada terhadap segala hal yang akan terjadi hari ini ya, kuatkan diri dan hati.
Baik untuk gotong royong

Lebur awu merupakan hari yang tidak baik melakukan upacara wiwaha atau pernikahan Hindu Bali, pertemuan, membangun dan mengatapi rumah. Hari lebur awu baik untuk membangun irigasi.
Sementara, hari semut sedulur adalah hari baik untuk gotong royong, kerja bakti, memulai kampanye, dan membentuk perkumpulan. Namun, tidak baik mengubur atau membakar mayat. Pararasan: Laku Bintang, Pancasuda: Satria Wirang, Ekajalaresi: Bagna Mapasah, Pratiti: Jaramerana.