Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Fakta Menarik Sapi Bali, Tekstur Dagingnya Empuk

ilustrasi daging sapi (pixabay.com/Zichrini)

Denpasar, IDN Times - Bali dikenal sebagai daerah pemasok utama sapi potong di wilayah timur Indonesia. Banyak Sapi Bali kemudian menjadi komoditas antarpulau, terutama menjelang Idul Adha. Dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Asri Nurul Huda, mengatakan kualitas daging Sapi Bali cukup diminati pasar lokal, karena tekstur dagingnya empuk dan rasa khas lezat sehingga memiliki nilai jual baik di pasar domestik.

"Kecepatan pertumbuhan dan bobot badan optimal untuk sistem tradisional. Sapi Bali tumbuh dengan stabil dan bobot akhir cukup memuaskan untuk kebutuhan lokal, terutama bila pakan dan manajemen ditingkatkan," terangnya.

Nah, beberapa kelebihan lain Sapi Bali dijelaskannya sebagai berikut.

1. Sapi Bali memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik daripada sapi ras impor

Pemeriksaan hewan kurban yang dikirim ke luar Bali oleh Karantina Bali (Dok.IDN Times/istimewa)

Asri mengatakan, Sapi Bali memiliki daya adaptasi dan ketahanan lingkungan tropis yang baik. Mereka berkembang secara alami di iklim tropis Indonesia. Sapi jenis ini lebih tahan terhadap suhu tinggi, kelembapan, dan cuaca ekstrem, sehingga lebih mudah dipelihara tanpa banyak modifikasi kandang atau pendingin. Selain itu daya tahan dan kekebalan penyakit juga lebih baik dibandingkan ras impor.

"Sapi Bali memiliki imun yang relatif kuat terhadap penyakit tropis. Misalnya penyakit kuku dan mulut (PMK), serta beberapa jenis parasit lainnya. Sehingga biaya pengobatan dan kerugian akibat kematian lebih rendah," jelasnya.

2. Sapi Bali unggul soal reproduksi hingga efisiensi pakan

ilustrasi rumput tinggi (freepik.com/zircon)

Sapi Bali dikenal sebagai sapi dengan produktivitas reproduksi tinggi. Menurut Asri, sapi betina umumnya lebih subur, dengan interval beranak atau calving interval yang cukup baik, sekitar 12–14 bulan. Selain itu, sapi ini memiliki tingkat kelahiran tinggi. Juga memiliki umur produktif relatif lebih panjang sebelum mengalami penurunan reproduksi atau performa.

"Induknya cepat kembali birahi pasca sapih ya. Kemampuan buntingnya andal," terangnya.

Dalam sistem pemeliharaan, Sapi Bali dapat memanfaatkan hijauan dan pakan lokal berserat kasar misalnya rumput, jerami, dan dedak padi dengan cukup baik. Dengan kemampuan tersebut, peternak yang memelihara sapi jenis ini dapat melakukan efisiensi pakan. Dengan kemampuan adaptasi yang baik dan ketahanan penyakit, kebutuhan perawatan intensif misalnya vaksinasi, vitamin, perawatan dan kandang khusus lebih minimal.

"Memelihara Sapi Bali itu bisa menurunkan biaya pakan karena tidak selalu memerlukan konsentrat mahal.  Bisa efisiensi pemanfaatan pakan rendah kualitas sehingga efisiensi investasi beternak meningkat. Ini cocok untuk peternakan rakyat dengan modal terbatas," jelasnya.

3. Sapi Bali jantan banyak dilalulintaskan keluar Bali

Pemeriksaan hewan kurban yang dikirim ke luar Bali oleh Karantina Bali (Dok.IDN Times/istimewa)

Sementara itu, menjelang Idul Adha 2025, sebanyak 40.995 ekor Sapi Bali telah dilalulintaskan melalui 1.443 kali pengiriman. Angka tersebut merupakan akumulasi pengiriman sejak Januari hingga 27 Mei 2025. Menurut Ketua Tim Kerja Karantina Hewan, Karantina Bali, drh Sandra D Widhiyana, diperlukan waktu satu hari untuk mengarantina sapi-sapi yang akan dikeluarkan dari Bali. Sapi tersebut merupakan Sapi Bali dengan jenis kelamin jantan. Pemeriksaan dilakukan dengan fokus utama Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

"Tidak semua sapi lolos karantina. Ada juga yang gagal dikeluarkan," terangnya.

Share
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us