Desa Adat Kuta Kewalahan Amankan Wilayah, Pelaku Nyambi Tukang Ojek

Bentuk tim patroli dan libatkan banjar untuk jaga keamanan

Badung, IDN Times - Maraknya kejahatan jalanan di wilayah Kuta, Kabupaten Badung, saat ini mendapat atensi khusus dari Desa Adat. Pasalnya banyak kejadian yang kemudian sampai viral sehingga merugikan citra pariwisata di Bali, khususnya Kuta.

Bendesa Adat Kuta, I Wayan Wasista, saat ditemui di ground zero, pada Senin (8/8/2022), menjelang rilis kasus oleh pihak Kepolisian Resor Kota (Polresta) Denpasar, mengatakan sudah membentuk Tim Patroli. Tim tersebut melibatkan Prajuru Adat untuk bersama-sama melakukan pengamanan di Kuta. 

Baca Juga: Mulai Hari Ini Penjambret di Kuta Bakal Langsung Ditembak

1. Desa Adat Kuta mengaku terkendala dengan cakupan wilayah yang luas

Desa Adat Kuta Kewalahan Amankan Wilayah, Pelaku Nyambi Tukang OjekPara jambret yang diamankan oleh Polresta Denpasar, dan jajarannya. (IDN Times/Ayu Afria)

Wayan Wasista mengatakan sejauh ini pengamanan di Kuta terbatas melibatkan Jagabaya. Mengingat Kuta cukup luas, diakuinya pengamanan menjadi kurang maksimal sehingga sangat membutuhkan kerja sama dari pihak kepolisian.

"Sehingga kami dari Desa Adat mau tidak mau mengamankan Desa Adat kami sendiri. Desa Adat mengerahkan Banjar, mulai tadi malam (lusa) mengerahkan masing-masing Banjar untuk keliling," ungkapnya.

Sebelum pandemik, menurutnya tingkat kejahatan jalanan juga lumayan tinggi. Selain fokus pada kejahatan jalanan, Desa Adat Kuta juga menangani money changer tak berizin serta spa-spa bodong yang mempekerjakan anak-anak di bawah umur. Wayan Wasista menekankan isu tersebut merusak citra pariwisata Kuta.

2. Desa Adat Kuta bentuk tim patroli menggunakan tiga shift

Desa Adat Kuta Kewalahan Amankan Wilayah, Pelaku Nyambi Tukang OjekIlustrasi desa adat kuta sidak terkait dengan money changer bodong di wilayahnya. (IDN Times/Ayu Afria)

Wayan Wasista mengatakan bahwa Desa Adat Kuta telah membentuk Tim Patroli untuk mengamankan wilayahnya sendiri demi kelangsungan nasib pariwisata. Tim ini menyasar beberapa wilayah yang rawan, seperti Jalan Poppies II, area ground zero, Jalan Pantai Kuta, dan Jalan Kartika Plaza. Para pelaku kejahatan jalanan ini menyambi menjadi tukang ojek.

"Keliling di wilayah-wilayah yang dianggap itu rawan, itu kami sambangi, kami jaga. Kalau mereka ada duduk-duduk, kemudian tidak jelas tujuannya, mereka ya terpaksa kami sampaikan. Nah, kami melakukan itu secara persuasif ya. Tidak ada kekerasan dalam hal ini. Kami sampaikan baik-baik, kalau tidak ada tujuan, silakan bergeser," terangnya.

Tim patroli dari banjar beroperasi mulai pukul 22.00 Wita sampai pagi. Sedangkan dari pagi sampai sore akan dijaga oleh Jagabaya dan Linmas.

"Kalau patroli kami menggunakan 3 shift. Pagi, sore, malam ya. Kalau pagi itu ada 8 orang, siang 8 orang, kalau malam lebih banyak karena memang situasinya sangat rawan. Tapi tetap kami kewalahan juga," jelasnya.

3. Wisatawan diimbau tetap waspada saat menggunakan handphone

Desa Adat Kuta Kewalahan Amankan Wilayah, Pelaku Nyambi Tukang OjekIlustrasi lalu lintas di Jalan Kartika Plaza Kuta. (IDN Times/Ayu Afria)

Wayan Wasista juga mengimbau kepada wisatawan domestik maupun macanegara yang menggunakan handphone, khususnya untuk melihat google maps saat berwisata di wilayah Kuta, agar hati-hati dan tetap waspada karena bisa mengundang para pelaku kejahatan jalanan.

"Tolong untuk diperhatikan pegang handphone ya. Waspadalah," jelasnya.

Kewaspadaan ini menurutnya sangat diperlukan karena tidak semua wilayah dijaga keamanannya, terlebih mengingat keterbatasan sumber daya manusia. Sedangkan untuk memaksimalkan pengamanan, pihak Desa Adat juga menerjunkan tim yang berpakaian seperti preman untuk mengawasi di lapangan.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya