BNPB Buka Kursus Online Gratis Tentang Siaga Bencana, Daftar di Sini!

Penting nih. Daftar yuk!

Denpasar, IDN Times - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengembangkan kursus terbuka untuk umum secara online, pada 9 Desember 2019 hingga 12 Januari 2020. Kursus dengan kode BNPB 101 ini bertujuan untuk menjangkau publik secara luas dan cepat, dengan tema utama mengenai keluarga siaga bencana.

Dari rilis tertulis Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo, pada Minggu (24/11), bahwa keluarga siaga bencana (KSB) sangat bermanfaat untuk diketahui oleh setiap individu. Mengapa? Karena merekalah yang terdekat dengan potensi ancaman bahaya.

Mereka juga yang terlebih dahulu merespon ancaman bahaya yang mungkin terjadi. Karena itu, kesiapsiagaan individu atau setiap anggota keluarga menjadi signifikan. Ujung dari kesiapsiagaan itu adalah keselamatan nyawa manusia.

“BNPB tidak memungut biaya apapun bagi para peminat yang mengikuti kursus online yang berdurasi waktu satu jam per minggu ini. Materi ada pendahuluan tentang konsep, jenis dan karakteristik bencana, memahami, menemukan, dan mengenali potensi ancaman bencana di sekitar kita, menyusun rencana kesiapsiagaan keluarga untuk menghadapi bencana dan mitigasi praktis bencana gempabumi, banjir dan kebakaran,” jelasnya.

Bagi individu yang berminat untuk mengikuti kursus ini, harus terlebih dahulu masuk ke tautan https://www.indonesiax.co.id/courses/course-v1:BadanNasionalPenanggulanganBencana+BNPB101+2019_Run4/about, dan mendaftar untuk mendapatkan username dan password.

1. Gagasan KSB disebut sejalan dengan Katana

BNPB Buka Kursus Online Gratis Tentang Siaga Bencana, Daftar di Sini!Petugas pemadam kebakaran setempat, Minggu (24/11) siang memusnahkan sarang tawon ndas (IDN Times/Haikal Adithya)

Gagasan KSB ini rupanya sejalan dengan Keluarga Tangguh Bencana (Katana). Di mana pemikiran katana ini menjadi bagian dari komponen Desa Tangguh bencana yang telah digagas oleh BNPB sebelumnya.

BNPB sendiri mengharapkan gagasan tersebut terinternalisasi secara nasional di seluruh nusantara. Secara spesifik, gagasan katana memiliki tiga tahapan, yaitu:

  • Sadar risiko bencana mengetahui dan sadar akan risiko bencana di lingkungannya
  • Pengetahuan: mengetahui dan memperkuat struktur bangunan paham manajemen bencana, edukasi bencana
  • Berdaya: mampu menyelamatkan diri sendiri keluarga dan tetangga.

2. Pemahaman terhadap potensi ancaman bahaya harus diberikan sejak dini

BNPB Buka Kursus Online Gratis Tentang Siaga Bencana, Daftar di Sini!Petugas damkar membadamkan kebakaran di Jalan Batu Butok. (IDN Times/Surya Aditya)

Sementara itu, menurut Agus Wibowo, setiap keluarga memiliki karakteristik ancaman bahaya yang berbeda-beda. Seperti terkait dengan tempat tinggal atau rumah. Setiap keluarga tentu memiliki bentuk maupun struktur tempat tinggal yang berbeda. Kalau pun sama setiap keluarga, mungkin akan menempatkan perabot yang beraneka ragam jenisnya dengan posisi yang beragam pula.

Karena itu, setiap keluarga diharapkan mampu untuk menganalisis dan mendiskusikan di antara mereka. Misal saat terjadi gempabumi. Anggota keluarga harus memahami jalur evakuasi, atau upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan diri maupun anggota keluarga lain.

Hal sederhana lain, misalnya setiap anggota mengetahui bagaimana harus mematikan aliran listrik atau mematikan kompor di rumah.

“Pemahaman setiap anggota terhadap potensi ancaman bahaya harus diberikan sejak dini. Bencana tidak mengenal waktu dan usia. Kejadian ini bisa datang kapan saja dan apabila kita tidak siap siaga, keselamatan menjadi taruhan,” terangnya.

3. Lebih dari tiga ribu bencana di Indonesia terjadi di tahun 2019 hingga bulan November 2019 ini

BNPB Buka Kursus Online Gratis Tentang Siaga Bencana, Daftar di Sini!Dok.IDN Times/Istimewa

Dari data bencana BNPB hingga bulan November 2019 ini, tercatat lebih dari tiga ribu bencana terjadi, mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, dan kerusakan infrastruktur termasuk tempat tinggal. Jumlah korban jiwa akibat bencana bahkan mencapai angka lebih dari 400 jiwa, dan kerusakan rumah dengan kategori rusak berat mencapai 14.957 unit.

“Bencana adalah sebuah keniscayaan sehingga setiap individu diharapkan selalu siap siaga dan terlatih dalam upaya-upaya keselamatan. Kesiapsiagaan tidak dapat terbentuk tanpa kita memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai potensi ancaman bahaya di sekitar kita,” terangnya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya