Isu Sampah dan Banjir Bayangi Pariwisata, Bali Harus Berbenah

- Harga tiket pesawat ke Bali berpengaruh terhadap kunjungan. Biaya penerbangan masih relatif tinggi, membuat wisatawan mempertimbangkan destinasi lain.
- Isu sampah dan banjir memmunculkan kekhawatiran wisatawan. Pemberitaan mengenai persoalan lingkungan turut memberi pengaruh terhadap persepsi wisatawan.
- Pendapatan dari pariwisata untuk kelangsungan pariwisata. Penting adanya sinergi yang lebih kuat antara Pemerintah Pusat dan daerah dalam pengelolaan sektor pariwisata.
Klungkung, IDN Times - Pelaku pariwisata di Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, mulai merasakan low session jumlah wisatawan dalam dua bulan terakhir. Kondisi ini diperkirakan masih akan berlanjut hingga pertengahan 2026, seiring sejumlah tantangan yang dihadapi sektor pariwisata Bali. Misalnya saja masalah sampah dan banjir yang dianggap belum mampu diatasi oleh pemerintah.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Klungkung, I Putu Darmaya, menyampaikan situasi tersebut tidak terjadi secara tiba-tiba. Menurutnya, ada beberapa faktor yang secara perlahan memengaruhi minat wisatawan untuk berkunjung.
“Kalau dibandingkan tahun sebelumnya, memang terasa ada perbedaan. Penurunannya terjadi cukup lama,” ujar Putu Darmaya, Selasa (23/12/2025).
1. Harga tiket pesawat ke Bali berpengaruh terhadap kunjungan

Darmaya berpendapat, satu faktor yang berpengaruh adalah harga tiket pesawat ke Bali dinilai masih relatif tinggi, terutama bagi wisatawan domestik (wisdom). Kondisi ini membuat sebagian wisatawan mempertimbangkan destinasi lain sebagai alternatif.
“Biaya penerbangan ke Bali saat ini masih cukup mahal, bahkan dibandingkan dengan daerah lain yang jaraknya lebih jauh,” katanya.
2. Isu sampah dan banjir memunculkan kekhawatiran wisatawan

Selain faktor biaya, Darmaya juga menilai pemberitaan mengenai persoalan lingkungan turut memberi pengaruh terhadap persepsi wisatawan. Isu sampah dan banjir yang kerap muncul, khususnya saat musim hujan, dinilai membentuk kekhawatiran tersendiri bagi calon pengunjung. Menurutnya, citra Bali perlu terus diperkuat melalui pembenahan yang berkelanjutan.
"Informasi banjir dan sampah menyebar cukup masif, sementara upaya penanganan di lapangan belum sepenuhnya terlihat oleh publik," ungkapnya.
3. Pendapatan dari pariwisata, untuk kelangsungan pariwisata

Putu Darmaya menambahkan, penting adanya sinergi yang lebih kuat antara Pemerintah Pusat dan daerah dalam pengelolaan sektor pariwisata. Menurutnya, koordinasi yang baik membuat potensi daerah dapat berkembang secara optimal. Ia mencontohkan pendapatan dari wisata agar fokus untuk membiayai masalah penanggulangan sampah, perbaikan infrastruktur, dan penunjang pariwisata.
“Daerah perlu diberi ruang untuk mengelola pariwisatanya secara lebih mandiri. Hasil dari pariwisata sebaiknya kembali untuk mendukung keberlanjutan sektor ini,” ujarnya.


















