Perjalanan Karier Arya Wedakarna, Pernah Jadi Cover Boy

Diberhentikan sebagai anggota DPD RI 2019-2024

Badan Kehormatan (BK) Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) menjatuhkan sanksi pemberhentian tetap sebagai anggota DPD RI kepada Arya Wedakarna (AWK). Pemilik nama lengkap Dr Shri IGN Arya Wedakarna ini dinilai melanggar Pasal 48 Ayat 1 dan Ayat 2 Peraturan DPD RI Nomor 1 Tahun 2021 Tentang Tata Beracara Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia. Isinya memuat pelanggaran sumpah/janji jabatan dan dan kode etik atau tata tertib DPD RI. Putusannya dibacakan oleh Wakil Ketua BK DPD RI, Made Mangku Pastika.

AWK adalah anggota DPD RI periode 2019-2024. Ia terdata dalam Daftar Calon Tetap (DCT) DPD dengan nomor urut 17 untuk Pemilu 14 Februari 2024. Berikut ini perjalanan karier AWK hingga menjadi anggota DPD RI.

Baca Juga: Makna Upacara Biyukungkung, Menghormati Padi di Tabanan

Baca Juga: Jadwal Rahinan Hindu Februari 2024, Ada Galungan

1. Sempat berkarier sebagai model dan anggota boy band bersama Indra Bekti

https://www.youtube.com/embed/QeGOa_QLvIU

AWK lahir pada 23 Agustus 1980 dari pasangan Shri Wedastera Suyasa dan Suwitri Suyasa. Lulusan S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Trisakti ini mulai dikenal ketika berkarier sebagai seorang model. Wajahnya beberapa kali menghiasi cover majalah Aneka Yess!

Dalam dunia hiburan, ia bergabung menjadi anggota boy band yang cukup populer bernama FBI pada 1999. Trio ini beranggotakan Indra Bekti, Roy Jordy, dan AWK. FBI memiliki beberapa lagu populer, satu di antaranya berjudul Zamrud Khatulistiwa yang bercerita tentang keberagaman di Indonesia. FBI kemudian membubarkan diri pada 2003 karena kesibukan masing-masing personelnya.

2. AWK memilih terjun ke dunia politik

Perjalanan Karier Arya Wedakarna, Pernah Jadi Cover BoyArya Wedakarna (tengah) dalam suatu kegiatan sebagai anggota DPD RI. (dok. DPD RI Bali)

Setelah terjun di dunia hiburan, AWK memilih melanjutkan kariernya ke dunia politik. Pria yang sempat mendapatkan dua penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Doktor Ilmu Pemerintahan Termuda di Indonesia (27 tahun) dan Rektor Universitas Termuda di Indonesia (28 tahun) ini memilih bergabung bersama PNI Marhaenisme Bali. Pilihan itu diambil karena ayahnya, Wedastera Suyasa, merupakan tokoh Marhaenisme di bali.

Pada Pemilu 2004, alumni SMA Negeri 1 Denpasar ini maju sebagai caleg DPR RI Daerah Pemilihan (dapil) Bali dari PNI Marhaenisme. Namun, ia tidak berhasil mendapatkan kursi untuk berkantor di Senayan. Ia dikalahkan oleh politisi senior dari PDIP, Golkar, Demokrat, dan PKPB yang berasal dari Bali.

3. Maju sebagai anggota DPD RI pada Pemilu 2014

Perjalanan Karier Arya Wedakarna, Pernah Jadi Cover BoyArya Wedakarna (paling kanan) dalam suatu kegiatan sebagai anggota DPD RI. (dok. DPD RI Bali)

PNI Marhaenisme, partai politik yang dipimpinnya di Bali tidak lolos sebagai partai politik (parpol)  peserta Pemilu 2014. AWK kemudian memilih jalur DPD RI untuk memuluskan langkahnya ke Senayan. Dikutip dari Kpu.go.id, pada Pemilu 2014, AWK terdaftar sebagai calon tetap anggota DPD RI dapil Bali. Ia bertarung bersama 40 calon lainnya. Beberapa di antaranya merupakan politisi senior Bali seperti AA Ngurah Oka Ratmadi (Cok Ratmadi), I Made Arjaya, Gede Pasek Suardika, I G N Kesuma Kelakan, I Wayan Sudirta, dan I Wayan Artha Dipa.

Berdasarkan SK KPU Nomor 417/Kpts/KPU/TAHUN 2014 Calon Terpilih Anggota DPD RI dalam Pemilu 2014, AWK tercatat sebagai anggota DPD RI dengan suara terbanyak yakni 178.934 suara. Menyusul I Kadek Arimbawa (Lolak) sebanyak 161.607 suara, AA Ngurah Oka Ratmadi sebanyak 150.288 suara, dan Gede Pasek Suardika sebanyak 132.887 suara.

4. Mendapatkan suara terbanyak pada Pemilu 2019 sebagai anggota DPD RI periode 2019-2024

Perjalanan Karier Arya Wedakarna, Pernah Jadi Cover BoyArya Wedakarna (tengah) dalam suatu kegiatan sebagai anggota DPD RI. (dok. DPD RI Bali)

Setelah habis masa jabatannya pada 2019, Arya Wedakarna kembali maju sebagai calon anggota DPD RI pada Pemilu 2019. Ia bersaing bersama 20 calon anggota DPD RI lainnya yang berasal dari Bali. Petahana yang turut bersaing bersamanya adalah Cok Ratmadi.

Rektor Universitas Mahendradatta ini kembali memperoleh suara tertinggi pada Pemilu 2019. Jumlah suara yang diperoleh AWK meningkat tajam dibandingkan Pemilu sebelumnya. Dilansir Bali.dpd.go.id, AWK meraup 742.781 suara, jauh di atas anggota DPD lainnya. Made Mangku Pastika meraih 269.790 suara, Anak Agung Gde Agung meraih 229.675 suara, dan H Bambang Santoso 126.100 suara.

Ia dikenal sebagai tokoh yang getol menyuarakan Bali, terutama sentimen dengan warga pendatang. Walaupun hal ini kerap memicu kontroversi tak hanya bagi masyarakat luar Bali, namun juga bagi beberapa masyarakat Bali.

Arya Wedakarna masih tercatat sebagai calon DPD RI pada Pemilu 2024. Akankah ia kembali terpilih menjadi DPD RI?

Ari Budiadnyana Photo Community Writer Ari Budiadnyana

Menyenangi hal-hal baru. Menulis salah satu hobi sejak jaman blog. Menulis apa saja yang ada di hati.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya