Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Profil Seniman Nyoman Sudarwa, 2 Patung Ikonik Ini Buatannya

Patung karya I Nyoman Sudarwa. (IDN Times/Irma yudistirani | disparda.baliprov.go.id)

Tabanan, IDN Times - Bukan Bali namanya kalau tidak melahirkan banyak seniman. Bali juga dihiasi oleh banyak patung yang dijadikan sebagai ikon suatu wilayah. Wisatawan mungkin pernah melihat patung-patung ini, namun jarang ada yang tahu siapa penciptanya. I Nyoman Sudarwa, contohnya.

Jarang ada yang tahu siapa pria berusia 59 tahun ini. Pematung asal Kabupaten Tabanan ini menghasilkan banyak karya yang bisa kamu lihat di beberapa wilayah Kabupaten Buleleng hingga Kabupaten Badung.

Berikut profil seniman patung I Nyoman Sudarwa.

1. Pada era 80-an, permintaan pembuatan patung untuk pribadi dan hiasan ruang publik di Bali belum sebanyak sekarang

I Nyoman Sudarwa (IDN Times/Wira Sanjiwani)

I Nyoman Sudarwa lahir pada November 1963 di Desa Penarukan Kelod, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan. Ia tamatan sekolah dasar (SD) di desa tersebut sampai akhirnya melanjutkan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Desa Kapal, Kabupaten Badung.

Sejak kecil, Sudarwa menyukai seni patung. Hal ini yang mendorong dirinya mengambil jurusan seni patung di SMKN 1 Gianyar (dulu SMEA) dan lulus tahun 1984. Kini, ia menjadi seorang pematung yang menggunakan bahan baku semen.

Pada era 80-an, permintaan pembuatan patung untuk pribadi dan hiasan ruang publik di Bali belum sebanyak sekarang. Memasuki era 90-an, permintaan itu mulai bermunculan. Meskipun pernah terjadi krisis ekonomi tahun 1998 dan pandemik COVID-19, namun permintaannya masih tetap ada.

"Permintaan patung tahun 80-an itu kalau tidak salah patung tema KB (keluarga berencana) atau patung pahlawan. Permintaan patung untuk dipakai pribadi maupun untuk hiasan taman kota itu belum semarak seperti sekarang," kata Sudarwa saat ditemui di Jalan Trengguli, Kota Denpasar, Selasa (6/9/2022).

2. Patung Lumba-Lumba Lovina di Buleleng adalah karya pertamanya di ruang publik

I Nyoman Sudarwa (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Sudarwa sangat mengingat karya patung pertamanya yang menghiasi ruang publik. Yaitu Patung Lumba-Lumba Lovina di Kabupaten Buleleng tahun 1990-an. Karya berikutnya adalah Patung Kumbakarna di Kebun Raya Bali, Bedugul, Kabupaten Tabanan yang dibuatnya tahun 1998. Tahun 2012, ia diminta untuk membuat Patung Rama Shinta di taman daerah Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, yang kini bisa dilihat sampai sekarang.

Karya-karya Sudarwa lainnya juga bisa dilihat di perbatasan sepanjang Jalur Simpang Enam Dewa Ruci hingga Nusa Dua.

"Tahun 2017 diberi kepercaya oleh Pemerintah Kabupaten Badung untuk membuat patung-patung kecil yang dipasang di setiap perbatasan daerah Badung," ungkapnya.

Patung Kumbakarna di Kebun Raya Bali, Kabupaten Tabanan (IDN Times/Irma Yudistirani)

Saat ini, Sudarwa sedang membuat  patung untuk menghiasi pantai di sekitaran Kuta. Satu di antaranya Patung Arjuna setinggi 10 meter yang akan dipasang di Pantai Double Six.

Selain seniman patung, Sudarwa juga seorang tenaga pengajar guru seni rupa di alumninya, yaitu SMKN 1 Gianyar.

"Diangkat jadi PNS (pegawai negeri sipil) tahun 1996 dan saya memilih pensiun dini. Harusnya saya pensiun tahun 2023. Tetapi memilih pensiun dini tahun 2021. Tidak ada alasan khusus, hanya ingin mencoba hal baru saja," ujarnya.

3. Pernah mengerjakan patung hingga ke Amerika Serikat

I Nyoman Sudarwa (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Satu pengalaman yang berkesan selama menjadi seniman patung adalah ketika diminta oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washington DC untuk membuat Patung Saraswati. Ia membawa tim sebanyak enam orang untuk mengerjakan patung tersebut. Pengerjaannya sekitar dua bulan.

"Saat itu musim panas tahun 2013. Meski musim panas, saya mengerjakan patung pakai jaket. Soalnya masih dingin rasanya," jelasnya.

Dalam mengerjakan karyanya, Sudarwa tidak melakukan ritual khusus meski patungnya lebih banyak mengambil bentuk tokoh pewayangan. Hanya saja, ia tidak menghilangkan unsur historinya jika mengerjakan patung pewayangan.

Sudarwa selalu melakukan sentuhan pada wajah karakter dan anatomi patungnya agar terlihat lebih hidup.

Sepanjang kariernya sebagai pematung, karya tersulit yang pernah dibuat adalah Patung Kumbakarna di Bedugul, Kabupaten Tabanan.

"Membuat patung itu waktunya tergantung dari kerumitan. Paling sulit membuat Patung Kumbakarna," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
Ni Ketut Wira Sanjiwani
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us