Tradisi Mejaga-jaga di Klungkung, Darah Sapi Diperebutkan Untuk Obat

Darah kurban ini merupakan simbol berkah bagi mereka

Bertepatan dengan tilem sasih karo digelar,  tradisi mecaru mejaga-jaga digelar di Desa Pakraman Besang Kawan Tohjiwa, Kelurahan Semarapura Kaja, Klungkung, Jumat (30/8). Tradisi ini digelar setiap tahun dengan tujuan untuk menghidari terjadinya malapetaka bagi warga desa.

1. Sapi diikat, diarak dan ditebas menggunakan blakas sudamala yang disakralkan

Tradisi Mejaga-jaga di Klungkung, Darah Sapi Diperebutkan Untuk ObatIDN Times/Wayan Antara

Kegiatan ini dipusatkan di catus pata desa setempat. Upacara yang dinanti-nanti warga setempat ini dimulai sekitar pukul 07.00 Wita. Sapi pilihan yang dijadikan kurban mulai diarak oleh warga yang didominasi anak-anak muda. Sapi yang diikat dengan tujuh tali itu pertama kali diarak ke arah utara sampai ke ujung desa sebelah utara. Persisnya di depan Pura Puseh desa setempat.

Tradisi Mejaga-jaga di Klungkung, Darah Sapi Diperebutkan Untuk ObatIDN Times/Wayan Antara

Sesampai di sana baru  menggelar proses upacara. Sapi dilukai di bagian pantat sebelah kanan oleh pemangku catus pata. Sapi tersebut ditebas menggunakan blakas sudamala yang disakralkan.

2. Darah yang keluar dari tubuh sapi diperebutkan warga untuk diusapkan pada bagian anggota tubuh mereka. Darah tersebut dipercaya dapat mengobati penyakit

Tradisi Mejaga-jaga di Klungkung, Darah Sapi Diperebutkan Untuk ObatIDN Times/Wayan Antara

Darah yang berasal dari sapi kurban itu lalu diperebutkan oleh warga. Ceceran darah sapi itu diyakini sebagai darah kurban untuk menjaga desa setempat, baik sekala (Sesuatu yang nyata atau tampak) maupun niskala (Gaib).

Tradisi Mejaga-jaga di Klungkung, Darah Sapi Diperebutkan Untuk Obat

Melihat banyaknya darah yang keluar dari tubuh sapi tersebut, warga setempat langsung berebut mengambil darah untuk dioleskan di bagian tubuh mereka masing-masing. Sebagian malah mengusapkan darah sapi ke wajah mereka. Darah sapi itu dipercaya dapat mengobati penyakit.

“Intinya menetralkan atau membersihkan alam. Baik parahyangan, pawongan dan pelemahan,” ujar Bendesa Adat Besang Kawan, I Wayan Sulendra.

3. Sapi yang digunakan merupakan hewan pilihan

Tradisi Mejaga-jaga di Klungkung, Darah Sapi Diperebutkan Untuk ObatIDN Times/Wayan Antara

Upacara mecaru mejaga-jaga ini menggunakan seekor sapi pilihan. Tidak boleh cacat, sudah dikebiri, dan hanya bisa dipilih oleh keturunan pemangku prajapati, pemangku catus pata, serta pamong dalem.

Tradisi Mejaga-jaga di Klungkung, Darah Sapi Diperebutkan Untuk ObatIDN Times/Wayan Antara

Warga desa sepakat tidak berani mengubah rentetan tradisi yang sudah diwariskan secara turun-menurun itu. Konon, tradisi itu pernah ditiadakan dengan alasan kesibukan krama warga desa adat) melaksanakan upacara ngaben. Ternyata, beberapa orang meninggal di sana. Petani juga gagal panen.

“Sampai sekarang kami tidak berani tak menggelarnya. Ketika tidak dilaksanakan prosesi upacara ini, maka akan terjadi malapetaka,” ujar Sulendra didampingi oleh Petajuh, Komang Karyawan.

Baca Juga: Mengenal Upacara Untuk Janin yang Keguguran di Bali

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya