Belajar Bisnis Daily Wear Via e-Commerce di Bali, Harus Siap Risiko

Denpasar, IDN Times - Bisnis retail fashion memiliki peluang yang menjanjikan jika dipadukan dengan pemasaran secara e-commerce. Hal ini diungkap oleh pasangan pengusaha, Yanto Dwi Cahyono (37) dan Harisatul Khumairoh (25). Bisnis ini berawal saat pandemik COVID-19. Mereka kemudian mengambil peluang pasar daily wear yakni produksi daster, dan piyama yang dijual retail, motifnya disesuaikan dengan tren kekinian. Menurutnya, jenis pakaian ini lebih masuk dengan selera pasar Indonesia karena masyarakat cenderung konsumtif untuk fashion daily wear.
"Saya habis menikah resign dari perusahaan. Kebetulan istri keluarganya di tekstil. Ya udah akhirnya ikut terjun di tekstil dan itu pertama-tama belum tahu apa e-commerce itu," kata Yanto.
1. Usaha awalnya dibarengi kerja sama dengan keluarga tapi menghadapi kendala

Pria asal Bojonegro ini bercerita, bisnisnya mulai bergeliat setelah tiga bulan awal merintis. Ini membuatnya semakin semangat mengembangkan bisnis. Meski terkendala modal, namun ia dapat mengatasinya. Seiring berkembangnya waktu, bisnis tekstil di e-commerce, Shopee, ini memiliki peluang yang besar. Usaha yang ia bangun sempat mengalami kendala karena problem internal (kerja sama keluarga), sehingga mengharuskan pasutri tersebut banting setir. Misalnya terkait keterlambatan pemenuhan kebutuhan kain bermotif sesuai dengan kualitas yang diinginkan pasar.
"Pertama kami ambil kain itu di toko kain di Bali selama dua tahunan. Akhirnya ada problem internal kami sempat drop dari angka Rp1,7 miliar turun ke Rp100 juta. Tahun 2022 pertengahan, kami stag (stagnant) hampir satu tahun," terangnya.
2. Kebangkitan ekonomi setelah keberanian mengambil risiko permodalan

Yanto menyadari penuh bahwa setiap usaha akan mengalami kondisi naik turun, pasang dan surut. Sekitar pertengahan 2023, ia menjual mobilnya, dan mengambil modal dari dana KUR. Mereka bersama merintis lagi usahanya yang sempat jatuh, hingga sukses dengan omzet mencapai Rp900 juta.
"Modal untuk tekstil sendiri itu Rp2-Rp3 miliar. Itu pasti ludes kalau di tekstil. Kalau omzet anggap aja Rp1,8 miliar, itu biasanya dikali dua jadi stok jalan sama stok di gudang," katanya.
Yanto lalu mengambil langkah berani dengan modal yang ia miliki. Ia menyewa tempat di Solo, Jawa Tengah untuk membuat pabrik produksi kain. Hal ini untuk menghindari fluktuatif ketersediaan bahan tekstil yang sesuai standar kebutuhan pasar.
3. Tips kesuksesan membangun bisnis di e-commerce

Kesuksesan dalam bisnis tidak serta merta karena keberuntungan. Yanto mengatakan, pemasaran di e-commerce membutuhkan trik khusus untuk menjaga kepercayaan konsumen. Yaitu pengusaha harus bisa meraih kepercayaan tersebut disertai dengan layanan komunikasi yang efektif, terutama saat ada komplain dari pembeli.
Review produk sangat penting, artinya berkaitan dengan kualitas produk yang dijual. Harga yang kompetitif juga menentukan minat konsumen dalam berbelanja. Selain itu, segi marketing sebagai branding juga sangat penting.
"E-commerce itu kan sistem kepercayaan, karena kita gak ketemu sama penjualnya. Gak ketemu sama pembelinya. jadi bagaimana customer ini percaya sama toko kita sebenarnya," katanya.