Turis China ke Bali Didominasi Millennial

Badung, IDN Times - Pemerintah Indonesia terus memaksimalkan potensi wisatawan mancanegara asal China untuk kembali pulih datang ke Indonesia pascapandemik. Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I Kemenparekraf/Baparekraf, Wisnu Sindhutrisno, mengatakan pihaknya menargetkan 1,5 juta kunjungan wisatawan dari Negeri Tirai Bambu pada 2024. Profil wisatawan asal China yang travelling ke Indonesia sekarang ini mengalami perubahan siginifikan daripada sebelumnya. Hal ini disampaikan setelah penyambutan maskapai premium dari Tiongkok, Junaeyo. yang telah resmi beroperasi setiap hari ke Bali, Sabtu (20/1/2024) kemarin.
“Kami kerja sama dengan mereka untuk kolaboratif marketing potensi turis China melalui business class-nya mereka. Jadi ini penambahan yang ke-13 penerbangannya. Dua belas sudah terbang ke China-Indonesia. Ini yang ke-13, kami akan dorong terus. Mudah-mudahan bertahan,” ungkapnya.
1.Kedatangan turis usia millennial mendominasi di Indonesia

Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I Kemenparekraf/Baparekraf, Wisnu Sindhutrisno, mengatakan kedatangan turis China maupun negara lain yang berwisata ke Indonesia saat ini didominasi kalangan millenial. Dari data yang ada, rentang usia mereka 18-29 tahun. Mereka datang secara individu maupun berpasangan. Profil ini ia akui juga terjadi pada wisatawan berbagai negara lainnya yang datang ke Indonesia.
“Secara profil berubah. Tadinya (turis China) banyak grup-grup, yang pakai bendera- bendera, sekarang gak. Sekarang millenial. Kalau data yang kami peroleh ya, itu profilnya adalah usia 18-29 (tahun). Yang travelling sekarang,” jelasnya.
2.Cenderung suka kegiatan yang berhubungan dengan sustainability

Para turis millennial ini lebih suka mendatangi kegiatan atau lokasi yang yang berhubungan dengan sustainable tourism. Mereka cenderung suka beraktivitas tidak di dalam ruangan atau lingkungan hotel tempat menginapnya.
“Anak-anak muda ini senang. Mereka senang dengan sustainable tourism. Jadi mereka ke tempat yang hijau,” katanya.
3.Promosi pariwisata Indonesia harus semakin diperkuat

Ia mengatakan, konektivitas penerbangan Indonesia ke internasional masih pulih antara 70-80 persen jika dibandingkan dengan masa sebelum pandemik COVID-19. Satu upaya yang dilakukan untuk mendorong pergerakan wisatawan dan penerbangan adalah meningkatkan sejumlah upaya promosi.
“Target kami 14,3 juta (wisatawan mancanegara ke Indonesia) sementara penerbangan masih belum recover penuh,” ungkapnya.
Beberapa wisatawan yang banyak datang ke Indonesia saat ini adalah dari wilayah ASEAN sendiri. Berdasarkan asal negaranya, turis yang banyak datang ke Indonesia berasal dari Singapura, Malaysia, Timor Leste, Australia, India, dan China.