Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Petani Tabanan Terapkan Metode Sarung pada Buah Kakao

Teknik sarung pada buah kakao (Dok.IDNTimes/Istimewa)
Teknik sarung pada buah kakao (Dok.IDNTimes/Istimewa)

Tabanan, IDN Times - Memasuki musim kemarau, Kabupaten Tabanan justru diguyur hujan. Kelembaban yang tinggi akibat cuaca panas disertai hujan tersebut dikhawatirkan timbulnya organinisme penganggu tanaman pada tanaman kakao atau coklat.

Mengatasi masalah seperti busuk buah, petani asal Kecamatan Selemadeg Barat (Selbar), Made Karmayanta memiliki metode sendiri. Ia menerapkan teknik sarung. Apa itu?

1. Karmayanta: teknik sarung sudah diterapkan selama 7 tahun

Teknik penyarungan buah kakao (Dok.IDNTimes/Istimewa)
Teknik penyarungan buah kakao (Dok.IDNTimes/Istimewa)

Teknik sarung ini adalah membungkus buah kakao dengan menggunakan plastik. Menurut Karmayanta, teknik pemakaian sarung pada buah kakao sudah diterapkan sejak tujuh tahun lalu.

"Penggunaan teknik pemakaian sarung ini sangat efektif melindungi buah dari serangan hama busuk buah," ujarnya, Kamis (11/7/2024).

Selain teknik penyarungan, petani di Selbar juga melestarikan sarang semut hitam yang menjadi predator alami hama penggerek buah. "Untuk ini petani tidak memakai pestisida untuk melestarikan sarang semut ini," ujarnya.

2. Harga biji kakao tembus Rp115 ribu

Biji kakao (Dok.IDN Times/Istimewa)
Biji kakao (Dok.IDN Times/Istimewa)

Karmayanta melanjutkan, saat ini harga biji kakao memang mahal. Dimana saat ini harganya mencapai Rp115 ribu perkilogramnya. "Dulu pernah tembus ke Rp150 ribu per kilogramnya," ujarnya.

Saat ini, petani kakao di Selbar cenderung menjual biji kakao asalan dan bukan biji kakao fermentasi. Alasannya, karena harga biji kakao asalan dengan yang fermentasi tidak jauh beda. 

3. Tabanan memiliki ribuan hektare perkebunan kakao

Perkebunan kakao (Dok.IDNTimes/Istimewa)
Perkebunan kakao (Dok.IDNTimes/Istimewa)

Penyuluh Tingkat Muda Distan Kabupaten Tabanan, I Ketut Yuli Aryani mengatakan, Tabanan memiliki 4.530 hektare (ha) perkebunan kakao yang menyebar di 10 kecamatan, antara lain:

  • Kecamatan Tabanan: 55 ha
  • Selemadeg Barat: 1.403 ha
  • Selemadeg" 529 ha
  • Selemadeg Timur: 500 ha
  • Pupuan: 918 ha
  • Penebel: 935 ha
  • Kerambitan: 61 ha
  • Baturiti: 72 ha
  • Kediri: 3 ha
  • Marga: 155 ha

Menurut Yuli Aryani, antisipasi organisme pengganggu tanaman sebenarnya bisa dilakukan dengan mudah oleh petani kakao. Di antaranya dengan memangkas tanaman serta memotong dan memetik buah-buah yang busuk serta menanamnya untuk menghindari penularan ke buah yang sehat. Selain itu, cara lain adalah melakukan sanitasi kebun secara berkala dibarengi dibarengi upaya pemupukan dan peremajaan pohon untuk menjaga produktivitas

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ni Ketut Wira Sanjiwani
Ita Lismawati F Malau
Ni Ketut Wira Sanjiwani
EditorNi Ketut Wira Sanjiwani
Follow Us