Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

PMI asal Bali di Turki: Keluarga dan Sahabat Khawatir Kondisi Saya

Gempa 7,8 M guncang Turki dan perbatasan Turki-Suriah. (dok. Turkiye Ministry of National Defence)

Karangasem, IDN Times - Korban yang meninggal dunia akibat gempa bumi di Turki dilaporkan mencapai lebih dari 5.534 jiwa. Hingga Rabu (8/2/2023), KBRI Indonesia di Turki memastikan ada satu korban warga Indonesia yang meninggal dunia karena tertimbun bangunan di lokasi terdampak gempa.

Seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Bali yang tengah berada di Turki, Kadek Rasita (32), menceritakan keadaannya di Turki. Perempuan asal Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem itu merupakan satu dari ribuan PMI asal Bali yang saat ini bekerja di Turki. 

Kadek Rasita mengaku dalam keadaan baik pasca musibah gempa dasyat di Turki. Gempa dasyat itu tidak berdampak luas di wilayahnya bekerja.

1. Lokasi kerja jauh dari wilayah terdampak gempa

Ilustrasi gempa (IDN Times/Arief Rahmat)

Kadek Rasita merupakan seorang PMI asal Karangasem, yang sudah lebih dari 5 tahun menjadi seorang terapis di Turki. Ia bekerja di Kota Bodrum, yang lokasinya relatif jauh dari pusat gempat di Provinsi Gaziantep. Karenanya, tempatnya tinggal dan bekerja tidak terlalu terdampak gempa bumi. 

“Kalau ada gempa, memang terasa. Tapi di wilayah saya kerja, gempa yang dirasakan tidak besar. Hanya guncangan kecil,” ujar Rasita, Rabu (8/2/2023).

Rasita selama ini tinggal dan bekerja di Kota Bodrum, yang jaraknya cukup jauh dari wilayah pusat gempa di Provinsi Gaziantep atau Turki bagian selatan.

“Jarak di wilayah saya bekerja itu, sekitar 1.000 kilometer dari pusat gempa. Jadi astungkara di sini saya aman. Teman-teman saya juga, semua mengaku baik-baik saja,” jelas Rasita.

2. Keluarga dan teman-teman ramai menanyakan kabar

Ilustrasi gempa (IDN Times/Sukma Shakti)

Namun diakuinya, gempa bumi dasyat di Turki membuat keluarga dan rekan-rekannya di Bali khawatir. Pasca musibah itu, keluarga dan sahabatnya silih berganti menghubungi. Mereka memastikan apakah Rasita baik-baik saja di rantauan.

“Kalau keluarga tentu khawatir. Mereka telepon dan saya katakan kalau saya baik-baik saja. Lokasi saya bekerja, dampak gempanya tidak seperti yang ditayangkan di TV karena memang lokasi bencana cukup jauh,” jelas Rasita.

Selain itu, dari pihak agen yang memberangkatkannya ke Turki juga aktif menanyakan keadaannya. Rasita mengaku dirinya baru akan pulang ke Bali pada bulan April mendatang.

“Pihak agen juga aktif tanya keadaan saya. Mereka kooperatif untuk menyampaikan keadaan saya ke keluarga dan memastikan saya baik-baik saja,” jelas Rasita.

Menurutnya, para PMI Bali kebanyakan di Turki bekerja di bidang hospitality, khususnya terapis. Mereka tersebar di beberapa kawasan pariwisata seperti Bodrum, Istambul, ataupun Antalya.

3. Seorang WNI meninggal dunia akibat tertimpa bangunan

Ilustrasi korban di rawat petugas medis (IDN Times/Sukma Shakti)

KBRI Indonesia di Turki memastikan ada seorang WNI yang berasal dari Bali meninggal dunia di Kahramanmaras karena tertimbun puing bangunan pasca gempa. 

“Satu WNI bernama Nia Marlinda asal Bali, bersama anaknya yang masih berusia 1 tahun dan suaminya yang warga Turki ditemukann meninggal karena tertimbun reruntuhan bangunan,” ujar Duta Besar RI untuk Turki, Lalu Muhamad Iqbal, dalam keterangannya, Rabu (8/2/2023).

Sementara itu ada 123 WNI terdampak gempa yang sudah berhasil dievakuasi. Khususnya di Bali, berdasarkan data dari BP3MI, jumlah PMI asal Bali di Turki sebanyak 1.375 orang. Jumlah itu terdiri dari 1.120 perempuan dan 255 laki-laki. Mereka sebagian besar bekerja di bidang hospitality (perhotelan).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ni Ketut Sudiani
EditorNi Ketut Sudiani
Follow Us