GERAK Bali dan MTN Seni Budaya, Tumbuhkan Minat Seni Anak Muda di Bali
Denpasar, IDN Times - Duduk beralaskan tikar, para peserta menyimak dengan antusias pemaparan materi dari ikon inspirasi seniman di Bali. Yessiow dan Gilang Propagila mengisi materi bertajuk Panduan Membangun Seni yang Berdampak di Rumah Tanjung Bungkak (RTB) Denpasar, pada Sabtu (20/12/2025). Melalui sesi tersebut, Gilang meyakinkan para peserta bahwa setiap orang adalah seniman.
“Setiap orang adalah seniman. Setiap orang bisa berkarya, yang terpenting adalah keberanian untuk memulai dan kesadaran akan konteks tempat kita berpijak,” ujar Gilang.
Gilang adalah seniman grafis, pegiat komunitas, dan pengarsip zine. Ia menggunakan gaya subkultur punk dan mengaitkannya pada isu dan keresahan masyarakat saat ini. Karyanya populer sebagai poster Bali gerakan ForBALI (Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi) sejak tahun 2013. Bagaimana cerita mereka mengenal keunikan diri, seni, dan gerakan publik? Berikut kisah selengkapnya.
Berani melawan arus, dari jurusan sastra Indonesia ke seni dan gerakan kolektif
Gilang bercerita kedua orang tuanya sempat mempertanyakan pilihannya menekuni seni bergaya punk. Kala itu, stereotip seniman kesulitan mencari makan terus terdengar dari orangtuanya. Tak ingin berdebat panjang, Gilang memilih kuliah di jurusan Sastra Indonesia sambil menyelaraskan hobi berkesenian, tentunya dengan gaya punk.
Karya Gilang adalah poster bergaya punk dengan kalimat pesan yang jelas. Misalnya, saat pandemik COVID-19, Gilang membuat poster untuk gerakan kolektif donasi pangan kepada mereka yang membutuhkan. Poster itu bertuliskan Punk-Pangan, Gilang mengatakan. gerakan itu sebagai solidaritas sesama warga menghadapi peliknya pandemi.
Gilang dan Yessiow ikon inspirasi seni dalam GERAK Bali
Gilang dan Yessiow adalah ikon inspirasi seni yang hadir mengisi diskusi dalam GERAK (Gelora Ekspresi Remaja untuk Aksi Kebudayaan) Bali. Agenda GERAK Bali merupakan kreasi dari Studio Nutur berkolaborasi dengan Manajemen Talenta Nasional (MTN) Seni Budaya. GERAK Bali hadir sebagai sebuah kegiatan kebudayaan yang menjadi bagian dari Program Pembibitan MTN Seni Budaya Bidang Seni Rupa.
Sementara itu, Yessiow mengungkapkan perjalanannya sebagai seorang seniman mural perempuan. Baginya perjalanan selama berkarya adalah pengalaman yang tidak pernah terduga. Ia berharap agar anak muda tergugah untuk memulai jalan seni yang tumbuh dari komunitas, khususnya dari pembibitan GERAK Bali.
“Program pembibitan seniman seperti GERAK Bali ini penting agar seni dapat tumbuh dari komunitas, tetap menjaga kebudayaan, serta menjadikan isu-isu yang diangkat relevan dengan realitas sosial,” kata Yessiow.
Selain diskusi hadirkan, praktik seni pembuatan cukil dan mural
GERAK Bali menghadirkan juga dua lokakarya bertajuk MTN AsahBakat. Kegiatan tersebut fokus pada penguatan keterampilan dan praktik langsung bagi talenta seni rupa melalui pendekatan interaktif.
Para peserta langsung mendapatkan pendampingan praktisi seni dan pelaku budaya lintas disiplin. Kegiatan seni cukil bertajuk, Belajar Seni Cetak Cukil untuk Suara dan Perubahan bersama Gilang Propagila, serta Mulai Mural: Menyuarakan Ruang Melalui Seni Mural bersama Zolalongor dan Tangi Street Art Festival.
Selain sesi diskusi dan lokakarya, kegiatan ini juga menyediakan ruang bagi seniman dan usaha kecil dalam Pasar Aksi sebagai ruang pertemuan dan pameran seni bagi remaja. GERAK Bali adalah kegiatan untuk merangkul satu seniman dengan lainnya yang didukung oleh Kementerian Kebudayaan RI melalui MTN Seni Budaya.
