Perjuangan Tim SAR 11 Jam Evakuasi Jenazah di Gunung Abang

Warga asal Pecatu meninggal setelah sembahyang di gunung

IDN Times, Bangli - I Wayan Ariana (40), warga Desa Pecatu, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, meninggal dunia di tengah perjalanannya turun dari Gunung Abang, Desa Abangsongan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, setelah bersembahyang.

Wayan Ariana diduga meninggal dunia akibat serangan jantung selama berada di sekitar puncang Gunung Abang. Proses evakuasinya berlangsung sulit. Tim Search and Rescue (SAR) membutuhkan waktu 11 jam untuk mengevakuasi korban sampai ke kaki gunung.

1. Wayan Ariana dalam perjalanan pulang menuruni Gunung Abang setelah bersembahyang

Perjuangan Tim SAR 11 Jam Evakuasi Jenazah di Gunung AbangTim SAR evakuasi korban meninggal di Gunung Abang. (Dok. IDN Times/Basarnas Bali)

I Wayan Ariana melakukan persembahyangan bersama rombongan berjumlah 43 orang ke Gunung Abang. Mereka naik ke Gunung Abang melalui Desa Suter, pada Minggu (9/4/2023) sekitar pukul 09.00 Wita.

Rombongan tiba di puncak sekitar pukul 13.30 Wita, dan melakukan persembahyangan di Pura Tulukbiyu. Selesai bersembahyang, mereka lalu turun sekitar pukul 15.30 Wita.

"Baru berjalan sekitar 20 meter, korban (Wayan Ariana) dilihat oleh rekan-rekannya sudah lemas," ungkap Kapolsek Kintamani, Kompol Ruli Agus Susanto, Senin (10/4/2023).

Wayan Ariana tiba-tiba tak sadarkan diri. Beberapa kali diberikan pertolongan, namun Ariana masih belum sadar. Denyut nadinya sudah tidak berdetak. Rombongan meminta bantuan komunikasi HT. Informasi adanya korban meninggal di Gunung Abang itu baru tersiar sekitar pukul 19.30 Wita.

"Menurut informasi, bahwa korban (Wayan Ariana) mengalami serangan jantung, kemungkinan karena kelelahan dan ketika dilaporkan kepada Basarnas Bali kondisinya sudah meninggal dunia," ujar Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Bali (Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar), I Wayan Suwena, Senin (10/4/2023).

2. Jenazah berada di ketinggian 2142 mdpl

Perjuangan Tim SAR 11 Jam Evakuasi Jenazah di Gunung AbangTim SAR evakuasi korban meninggal di Gunung Abang. (Dok. IDN Times/Basarnas Bali)

Setelah menerima laporan, Basarnas Bali melakukan koordinasi bersama unsur SAR lainnya untuk bergerak mengevakuasi. Sebanyak 11 personel dari Pos SAR Karangasem dilibatkan dalam operasi SAR ini.

"Apabila ditempuh dengan jalur darat dari Pos SAR Karangasem, memerlukan waktu antara 120 menit. Untuk itu selain menggerakkan tim rescue, kami juga terus berkomunikasi dengan unsur SAR terdekat untuk bisa cepat mengevakuasi jenazahnya," jelas Wayan Suwena.

Dari laporan awal, korban berada sekitar 200 meter dari puncak atau di ketinggian 2142 mdpl.

"Kami melaksanakan proses evakuasi kemarin malam pada pukul 22.30 Wita, melaksanakan pendakian sampai di puncak pada pukul 01.30 Wita. Tim rescue Pos SAR Karangasem tiba di lokasi kejadian dan bergabung dengan SAR untuk melaksanakan pendakian Gunung Abang. Akhirnya sekitar pukul 01.30 Wita, tim SAR gabungan langsung menemukan target," terang koordinator Pos SAR Karangasem, I Gusti Ngurah Eka Wiadnyana. 

Operasi SAR turut melibatkan unsur SAR gabungan dari Basarnas Bali (Pos SAR Karangasem), Dit Samapta Polda Bali, Koramil Kintamani Kodin Bangli, Polsek Kintamani, BPBD Bangli, Tim PSC Dinas Kesehatan Bangli, tim medis Klinik Mutiara Medika Sanur, Relawan Gowri Rescue Bali, pemandu Gunung Abang, dan masyarakat setempat.

3. Evakuasi korban membutuhkan waktu 11 jam karena hujan deras disertai angin kencang

Perjuangan Tim SAR 11 Jam Evakuasi Jenazah di Gunung AbangTim SAR evakuasi korban meninggal di Gunung Abang. (Dok. IDN Times/Basarnas Bali)

Kondisi cuaca hujan deras dan angin kencang selama proses evakuasi itu berlangsung. Sehingga membuat jarak pandang para penyelamat sangat terbatas. Setelah menempuh perjalanan 11 jam dari posisi korban ditemukan (ketinggian 2142 mdpl), tim SAR gabungan dan jenazah korban tiba di area parkir Gunung Abang, Senin (10/4/2023) pukul 12.30 Wita.

"Kendala pada saat evakuasi kondisi cuaca berkabut, hujan, jalanan licin, jalan sempit dan terjal," kata Ngurah Eka.

Jenazah kemudian dibawa menuju rumah duka menggunakan ambulans milik Banjar Bet Ngandang Sanur.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya