Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Oase Lain Seminyak, Aroma Buku Tua di Jalan Dewi Sari

Made Book Shop. (IDN Times/Yuko Utami)
Made Book Shop. (IDN Times/Yuko Utami)

Badung, IDN Times - Hiruk pikuk Seminyak dengan lebar jalan tak seberapa membuat penat. Klub malam, spa, hingga beragam toko oleh-oleh khas Bali mengisi kiri dan kanan tepian jalannya. Memasuki Jalan Dewi Sari di Seminyak seperti terbawa ke dimensi lain.

Seminyak yang sepi, saat mengikuti arah jalan ini di kiri jalannya ada sebuah toko buku tua yang dihimpit kedai kopi dan toko kue. Ini pemandangan berbeda dari ingar bingar Seminyak, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung.

1. Buka sejak tahun 2020

Tampak depan Made Book Shop. (IDN Times/Yuko Utami)
Tampak depan Made Book Shop. (IDN Times/Yuko Utami)

Made Sutomo, penjaga sekaligus pemilik toko buku Made Book Shop. membuka tokonya sejak tahun 2020. Kala itu pariwisata di Bali lesu dan turis yang berlibur di Seminyak tidak dapat pulang ke negaranya. 

Pada saat G20 lalu di Bali, Presiden Prabowo Subianto yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pertahanan RI mengunjungi toko buku Sutomo.

“Ini dia berkunjung, beli buku tiga,” ujar Sutomo.

Meskipun tahun itu dalam suasana pandemik COVID-19, tetapi Made mengaku cukup banyak pembeli. Sebagian besar adalah wisatawan mancanegara (wisman) yang tidak dapat kembali ke negaranya karena pembatasan sosial.

2. Ide didapat dari turis

Salah satu koleksi buku tua di Made Book Shop. (IDN Times/Yuko Utami)
Salah satu koleksi buku tua di Made Book Shop. (IDN Times/Yuko Utami)

Sebelum berjualan buku bekas, lelaki asal Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan ini telah lama bekerja sebagai housekeeping di hotel. Ia melakoni pekerjaan itu sejak tahun 1990. Kesehariannya membersihkan kamar hotel, Sutomo kerap menemukan beberapa benda yang ditinggalkan tamu. Benda-benda yang ditinggalkan dan tidak diambil lagi biasanya disimpan oleh pihak hotel atau dibuang.

Buku bacaan para turis yang menginap jadi benda yang ditinggalkan di kamar hotel. Mulanya tak terpikirkan dalam benak Sutomo untuk meminta buku yang tak diambil oleh turis. Namun, karena saran seorang turis dari Australia, Sutomo akhirnya menyimpan buku-buku tak bertuan itu. Selang beberapa tahun kemudian, Sutomo berhenti sebagai housekeeping dan memulai usaha toko buku bekasnya.

3. Tersedia buku dalam beberapa bahasa

Suasana di dalam toko buku bekas. (IDN Times/Yuko Utami)
Suasana di dalam toko buku bekas. (IDN Times/Yuko Utami)

Buku di Made Book Shop tersedia dalam beberapa bahasa. Buku-buku bekas tersebut ada yang berbahasa Inggris, Prancis, Italia, Spanyol, Skandinavia, dan Jerman. Harga buku bekas tergantung ketebalan dan ukuran bukunya. Misalnya, buku klasik dengan diameter kecil tetapi tebal dimulai dari harga Rp40 ribu. Sutomo mengungkapkan usaha ini akan terus dijalaninya.

“Ini bagian dari pencerdasan bangsa. Sepi, ramai tetap buka,” katanya.

Made Book Shop berdiri di ruangan dengan ukuran kurang lebih 2x3 meter. Meskipun tergolong sempit, ini jadi oase lain di tengah hiruk pikuk Seminyak.

Leonardo, turis asal Italia, mengaku toko buku ini menyajikan suasana berbeda Seminyak.

"Ketika saya tiba-tiba rindu dengan perpustakaan di negara saya, aroma buku tua di sini cukup mengobati,” jelasnya.

Aroma buku tua yang menyeruak dapat cinta tersendiri dari penikmat toko buku bekas. Made Book Shop buka setiap hari dari pukul 10 pagi hingga 5 sore waktu setempat.

Share
Topics
Editorial Team
Ni Komang Yuko Utami
Irma Yudistirani
Ni Komang Yuko Utami
EditorNi Komang Yuko Utami
Follow Us