Ragam Ketimpangan Upah Buruh dan Pekerja di Bali

Denpasar, IDN Times - Provinsi Bali menjadi wilayah yang banyak diburu pendatang untuk mengadu nasib. Pulau Dewata punya beragam pekerjaan dengan berbagai besaran upah. Siapa sangka ketimpangan upah yang diterima pekerja perempuan dan laki-laki juga banyak ditemukan. Seorang buruh pertanian mengaku perbedaan upah ini sudah berangsung lama. Namun di sisi lain, para pekerja perhotelan mendapatkan gaji yang tidak berbasis gender, melainkan lebih ke pengalaman kerja.
1. Buruh pertanian perempuan mendapatkan upah lebih kecil, beda tenaga
Seorang buruh pertanian asal Kintamani, Kabupaten Bangli, Ni Wayan Rasmini (36), mengaku harus menempuh waktu 15 menit perjalanan dari rumahnya setiap hari untuk bekerja sebagai buruh pertanian. Ia bekerja sejak pukul 7.30 Wita hingga 16.30 Wita hampir setiap hari. Upah yang diterimanya tidak sebesar pekerja laki-laki. Selama waktu tersebut, ia diupah Rp110 ribu. Sedangkan buruh pertanian laki-laki diupah Rp130 ribu. Perbedaan upah ini sudah berlangsung lama dalam sistem pengupahan buruh pertanian.
"Beda, kalau laki-laki lebih besar bayarannya. Mungkin karena tenaganya yang beda ya. Pekerjaannya sama, yang kami kerjakan sama seperti mencangkul, menanam, memupuk, metik sayur," terangnya.
Ketimpangan upah buruh pertanian ini baginya sudah biasa, namun ia berharap agar ke depan upah yang diterima bisa setara karena pekerjaan yang dilakukan juga sama.
"Harapannya perubahan bayaran kalau bosnya mau," harapnya.