Penyakit Gusi Mengintai, RSGM Saraswati Tangani 1.500 Kasus Sejak 2024

- RSGM Saraswati Denpasar mencatat lebih dari 1.500 kasus penyakit gusi sejak 2024, didominasi usia di atas 40 tahun.
- Masyarakat diimbau rutin menjaga kebersihan mulut, menyikat gigi dua kali sehari, dan kontrol ke dokter gigi tiap enam bulan.
- Penyakit gusi menjadi masalah gigi kedua terbesar di Indonesia setelah gigi berlubang dan berisiko memicu penyakit serius seperti jantung dan diabetes.
Denpasar, IDN Times - Kesehatan mulut tidak hanya diukur dari kondisi gigi, tetapi juga dari kesehatan gusi. Penyakit gusi menjadi permasalahan mulut terbesar kedua di Indonesia setelah gigi berlubang, namun masih sering terabaikan.
Puluhan anak dan warga Kota Denpasar mendapatkan layanan edukasi dan perawatan gigi gratis di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Saraswati, FKG Universitas Mahasaraswati Denpasar (UNMAS), pada 8–10 Oktober 2025. Pada hari pertama, calon dokter gigi memandu anak-anak untuk belajar menyikat gigi dengan benar. Mereka diberi sikat, pasta gigi, serta arahan langsung tentang teknik menyikat gigi yang tepat. Suasana edukasi berlangsung meriah, para siswa antusias berlomba menunjukkan kemampuan mereka.
Direktur RSGM Saraswati, drg. Anak Agung Manik Swayoga, mengungkapkan bahwa selama satu tahun terakhir tercatat lebih dari 1.500 kasus keluhan gusi di rumah sakit tersebut. Sebagian besar di antaranya sudah dalam kondisi cukup parah dan didominasi pasien berusia di atas 40 tahun.
"Artinya permasalahan ini memang sering terjadi di tengah masyarakat Bali, sering kali tanpa mereka sadari," terangnya pada Rabu (8/10/2025).
1. Gingivitis masih diabaikan oleh masyarakat

Manik Swayoga menyebut, permasalahan gusi atau gingivitis masih sering diabaikan masyarakat Bali. Karena itu, diperlukan edukasi dan layanan kesehatan gigi serta gusi dalam rangka Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN). Program BKGN 2025 menargetkan manfaat bagi 750 pasien. Masyarakat juga diedukasi untuk menjaga kesehatan gusi dengan menyikat gigi dua kali sehari—setelah sarapan dan sebelum tidur—menggunakan pasta gigi khusus untuk kesehatan gusi, melakukan pembersihan karang gigi secara rutin, serta memeriksakan gigi ke dokter setiap enam bulan sekali.
"Selain itu, kami juga telah mengedukasi 2.200 siswa dan santri tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan gusi," ujarnya.
2. Perlunya memahami gejala awal penyakit gusi

Dekan Fakultas Kedokteran Gigi UNMAS, Dr. drg. Hervina, menjelaskan bahwa penyakit gusi umumnya berkembang dalam dua tahap. Tahap pertama adalah gingivitis, yang ditandai dengan gejala gusi bengkak, merah, atau mudah berdarah. Pada tahap ini, masalah gusi masih bisa diatasi dan kembali sehat dengan perawatan yang tepat. Tahap berikutnya adalah periodontitis, di mana kerusakan sudah menjalar hingga ke tulang dan jaringan pendukung gusi. Kondisi ini sering kali bersifat irreversible, menyebabkan gigi menjadi goyang bahkan bisa tanggal.
"Yang sangat perlu diwaspadai adalah bakteri dari gusi yang terinfeksi dapat masuk ke aliran darah dan meningkatkan risiko penyakit sistemik seperti jantung, stroke, diabetes, hingga infeksi pernafasan dan komplikasi kehamilan,” lanjutnya.
3. Kesehatan gigi menjadi masalah di urutan pertama masyarakat Indonesia

Personal Care Community Lead Unilever Indonesia, drg. Ratu Mirah Afifah menyampaikan bahwa masalah kesehatan gigi dan mulut masih menjadi persoalan besar di Indonesia. Berdasarkan data terbaru dari Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) Kementerian Kesehatan RI yang telah menjangkau hampir 30 juta penduduk, keluhan gigi dan mulut menempati urutan tertinggi di seluruh kelompok usia.
"Permasalahan gigi menjadi penyakit pertama dari lima penyakit yang banyak dialami masyarakat Indonesia," terangnya.
Di tengah kondisi tersebut, penyakit gusi menjadi permasalahan gigi terbesar kedua setelah gigi berlubang. Penyakit ini kerap terabaikan dan disebut sebagai silent killer karena gejalanya yang samar serta tidak menimbulkan rasa sakit, terutama pada tahap awal. Jika dibiarkan, penyakit gusi dapat memicu berbagai masalah serius bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan.