ASDP Kerahkan Hingga 33 Kapal di Lintasan Jawa–Bali Saat Libur Nataru

- ASDP siapkan 28-33 kapal di lintasan Ketapang–Gilimanuk untuk mengurai potensi kemacetan. Penambahan dermaga baru dan peningkatan fasilitas darat dilakukan untuk mempercepat proses loading dan unloading kendaraan.
- Pengalihan arus truk logistik langsung ke Lombok dilakukan untuk mengurangi tekanan arus darat di Bali. Prioritas utama adalah sepeda motor, kendaraan kecil, dan bus.
- ASDP menjamin kesiapan operasional yang menyeluruh dengan ketersediaan armada, manajemen SDM, sistem digital Ferizy yang andal, serta koordinasi lintas instansi untuk respons cepat saat terjadi dinamika operasional.
Jembrana, IDN Times - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mengambil langkah untuk menghadapi lonjakan masif penumpang di masa Angkutan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Sebagai operator tunggal penyeberangan, ASDP memastikan kesiapan hingga 33 kapal di lintasan strategis Ketapang (Banyuwangi)–Gilimanuk (Bali), yang dikenal sebagai salah satu titik kepadatan tertinggi di Indonesia saat libur akhir tahun.
Direktur Operasi & Transformasi ASDP, Rio Lasse, menekankan bahwa tantangan Nataru kali ini semakin kompleks seiring dengan terus meningkatnya pola pergerakan masyarakat. Oleh karena itu, strategi operasional harus responsif dan berbasis data real-time.
“Digitalisasi tiket melalui Ferizy adalah kunci. Ini memungkinkan kami memanajemen arus sejak keberangkatan dari rumah, bukan saat kendaraan tiba di pelabuhan. Langkah ini krusial untuk menjaga kelancaran dan keselamatan,” ujar Rio dalam keterangan resmi yang diterima dari ASDP, Selasa (25/11/2025).
1. Sebanyak 28-33 kapal disiagakan dan ada penambahan dermaga baru

Lintasan Ketapang–Gilimanuk menjadi sorotan utama. Untuk mengurai potensi kemacetan, ASDP bersama regulator akan menyiagakan antara 28 hingga 33 unit kapal yang beroperasi secara bergantian. Armada ini siap melayani penyeberangan aktif 24 jam antara Pelabuhan Ketapang dan Pelabuhan Gilimanuk.
Tak hanya penambahan armada, fasilitas darat juga diperkuat. ASDP melakukan peningkatan fasilitas dermaga di Gilimanuk, termasuk penambahan satu dermaga LCM (Landing Craft Mechanized) yang secara signifikan dapat menambah kapasitas angkut pelabuhan hingga sekitar 2.000 kendaraan kecil. Peningkatan ini diharapkan dapat mempercepat proses loading dan unloading kendaraan.
Rio juga menambahkan, seluruh SOP keselamatan diperketat, terutama menyikapi prediksi cuaca ekstrem dari BMKG. Potensi angin kencang dan gelombang tinggi di Selat Bali yang kerap terjadi pada akhir tahun menjadi perhatian serius.
2. Pengalihan arus truk logistik langsung ke Lombok

Untuk memprioritaskan pergerakan pemudik dan wisatawan, ASDP mendukung penuh strategi pembatasan pergerakan kendaraan barang sumbu tiga ke atas (truk besar) yang diterapkan pemerintah. Pembatasan ini berlaku pada periode 19 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026.
Sebagai solusinya, sebagian arus logistik akan dialihkan rutenya menuju Lombok, melalui Pelabuhan Jangkar dan Pelabuhan Lembar.
"Langkah pengalihan ini bertujuan untuk mengurangi tekanan arus darat di Bali, yang selama ini menjadi salah satu titik kepadatan terbesar saat Nataru. Prioritas utama kami adalah sepeda motor, kendaraan kecil, dan bus," jelas Rio.
Di area Gilimanuk, beberapa buffer zone atau area penyangga seperti Terminal Kargo, UPPKB Cekik, Rambut Siwi, dan Pengeragoan, telah disiagakan untuk mengendalikan dan menampung volume kendaraan yang menunggu antrean penyeberangan.
3. Berupaya menjamin Nataru aman, lancar, dan terkendali

ASDP menegaskan bahwa kesiapan operasional mereka bersifat menyeluruh, mencakup ketersediaan armada, manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), sistem digital Ferizy yang andal, serta monitoring real-time di setiap titik pergerakan.
Koordinasi lintas instansi seperti TNI, Polri, BMKG, Kemenhub, dan lainnya terus diperkuat di lapangan untuk memastikan respons yang cepat saat terjadi dinamika operasional, seperti lonjakan mendadak atau perubahan cuaca.
Dengan kesiapan ini, ASDP optimistis dapat menghadirkan layanan penyeberangan Nataru 2026 yang berlangsung aman, lancar, dan terkendali di seluruh lintasan kunci salah satunya penyeberangan Jawa–Bali.
“ASDP berdiri di garis terdepan untuk menghadirkan perjalanan yang selamat dan nyaman bagi masyarakat. Kami terus memperkuat koordinasi dan pelayanan agar mobilitas publik dan distribusi logistik berjalan tanpa hambatan,” tutup Rio.


















