Mengenal Tari Joged Pingit dan Bedanya dengan Joged Bumbung
Gianyar, IDN Times - Tari Joged Bumbung kerap terdengar dan ditarikan dalam berbagai momen seperti pernikahan di Bali. Sifatnya sebagai tari pergaulan atau bebalihan, membuat Joged Bumbung dapat menjadi tontonan pada berbagai kegiatan sesuai pakemnya.
Lalu bagaimana dengan Joged Pingit? Berbeda dengan Tari Joged Bumbung, Joged Pingit termasuk dalam tari bebali atau tari sakral. Meskipun demikian, tarian ini beberapa kali dipentaskan dalam gelar seni seperti Pentas Kesenian Bali (PKB). Berikut fakta-fakta tentang Tari Joged Pingit dan bedanya dengan Joged Bumbung.
Dari tari pergaulan ke tari sakral
Awalnya, Tari Joged Pingit tergolong dalam tari pergaulan seperti Joged Bumbung. Tari Joged Pingit biasanya bagian dari pementasan Lawang-Lawang atau Ngelawang, iring-iringan Barong. Setelah beberapa kali ditarikan, terjadi momen supranatural yang dialami penari Joged Pingit. Penari itu kesurupan atau kerauhan di tengah pertunjukan.
Pascakejadian itu, tahun 1896, warga desa menyepakati agar tarian ini tidak termasuk dalam Ngelawang lagi, melainkan menjadi tari sakral. Setelah itu, Joged Pingit hanya dipentaskan di Pura Dalem Pingit, Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar.
Pementasan Joged Pingit di PKB
Lalu kenapa tari sakral yang hanya boleh dipentaskan dalam Pura Dalem Pingit boleh ditarikan saat PKB? Ternyata, ada beberapa aturan yang harus ditaati sebelum mementaskan tari sakral di depan publik. Tari Joged Pingit saat ditarikan pada PKB tidak menggunakan gelungan (hiasan kepala) asli. Gelungan asli hanya ditampilkan dengan terbungkus kain putih.
Secara kostum, penari Joged Bumbung mengenakan kebaya modern berwarna-warni. Sebagai tari pergaulan, tujuannya untuk menambah estetika visual dan daya pesona penari. Sedangkan kostum penari Joged Pingit lebih mirip dengan penari Legong yang mengenakan baju bapang berbahan logam serta baju panjang tertutup.
Bagaimana Joged Pingit ditarikan?
Berbeda dengan Joged Bumbung, Joged Pingit ada yang tidak dapat menggunakan pengibing (penari laki-laki yang ikut menari bersama penari joged). Joged Bumbung sebagai tarian pergaulan membuat pengibing leluasa menari bersama penari joged dengan tata etika susila. Pada Tarian Joged Pingit, posisi pengibing tergantung jalan cerita yang dipilih.
Kalau penari Joged Pingit membawakan cerita penyalonarangan (calonarang), maka tidak boleh ada pengibing. Jika penari Joged Pingit membawakan cerita pepangan (pertunjukan yang melibatkan tari musik dan perayaan lainnya), maka pengibing dapat ikut menari.