Media Harus Menerbitkan Berita Ramah Gender dan Inklusif

Denpasar, IDN Times - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Denpasar telah melangsungkan kampanye memperingati Hari Gerakan Perempuan Indonesia, pada Minggu (22/12/2024) di Lapangan Bajra Sandhi, Renon, Kota Denpasar.
Para peserta aksi memilih berorasi di tengah guyuran hujan. Kampanye ini juga sebagai rangkaian memperingati 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (HAKTP).
Lalu apa saja yang menjadi fokus kampanye AJI Denpasar dalam perlindungan perempuan? Berikut selengkapnya.
1. Upaya preventif terjadinya kekerasan seksual

Ketua AJI Denpasar, Ayu Sulistyowati, mengatakan kampanye ini menjadi upaya edukasi mencegah terjadinya kekerasan terhadap perempuan. Ayu berharap kegiatan ini memberi ruang aman bagj perempuan, dan melawan ketidakadilan di tengah masyarakat.
"Kami melihat ruang aman terhadap perempuan masih minim. Kekerasan fisik, psikis dan verbal kerap dialami perempuan baik di rumah, jalan raya dan tempat kerja," katanya saat memberikan sambutan.
2. Meluruskan peringatan "Hari Ibu"

Koordinator Aksi, Ni Kadek Novi Febriani, menegaskan peringatan tanggal 22 Desember sebenarnya merupakan Hari Pergerakan Perempuan Indonesia.
"Selama ini Hari Ibu mengalami pergeseran makna. Perayaan Hari Ibu maknanya dipersempit sekadar hanya untuk urusan rumah tangga maupun domestik. Padahal marwah gerakan ini untuk memperbaiki nasib perempuan, keluar dari buta huruf dengan menuntut pendidikan. Perempuan adalah pemikir, pendidik, dan pejuang," ucap perempuan yang karib disapa Febri.
Gerakan perempuan hadir untuk mendorong tumbuhnya keadilan gender baik dalam bidang ekonomi, politik dan sosial. Gerakan ini harus konsisten dilantangkan karena ketimpangan gender masih berjalan.
Perempuan dianggap inferior dan laki-laki superior yang menjadi faktor utama terjadinya kekerasan terhadap perempuan. Kekerasan kepada perempuan terus terjadi, ibarat gunung es. Masih banyak korban yang enggan melapor, dan memilih menutup diri karena dianggap aib.
3. Ada sejumlah orasi, penampilan puisi, dan pernyataan sikap

Peserta aksi menggelar kampanye sambil membawa spanduk, sejumlah poster, membaca puisi, dan orasi tentang kegelisahan mereka terhadap kekerasan yang selalu melanda perempuan.
Beberapa di antaranya membicarakan tentang korban dan rasa trauma menghadapi pelecehan seksual di keluarga dan tempat kerja, sanksi sosial terhadap pelaku kekerasan seksual, hingga edukasi mengenai kesehatan reproduksi seksual.
Aksi ditutup dengan pembacaan sikap dari AJI Denpasar. Berikut ini sikap AJI Denpasar:
- AJI Denpasar mengajak berbagai lembaga sektor menguatkan solidaritas melawan segala bentuk kekerasan berbasis gender di Bali
- Mendorong pemerintah maupun lembaga adat berkomitmen menegakkan keadilan terhadap tindakan kekerasan perempuan
- Mendukung perempuan berani melapor bila mendapat tindakan kekerasan
- Mendorong pemerintah memberikan perlindungan dan pemulihan korban tindakan kekerasan
- Tidak menormalisasi seksisme dalam aktivitas kehidupan sehari-sehari, yang merupakan akar masalah Kekerasan. Sikap tersebut prilaku mendiksriminasi perempuan
- Perempuan berhak setara dengan laki-laki dalam bidang, ekonomi, sosial, politik, dan moral
- Mendorong media menciptakan ruang aman dalam menerbitkan berita ramah gender dan inklusif.