Konflik Iran-Israel Belum Pengaruhi Kunjungan Wisatawan Asing ke Tanah Lot

- Kunjungan wisatawan asing ke DTW Tanah Lot stabil meski isu konflik Iran-Israel dan erupsi gunung di Indonesia
- Pengelola DTW Tanah Lot lakukan langkah konservasi budaya dengan proses pemugaran Pura Luhur Tanah Lot
- DTW Tanah Lot merancang pelatihan kesenian rindik, okokan, dan tektekan untuk meningkatkan jumlah kunjungan
Tabanan, IDNTimes- Dinamika global kembali menjadi sorotan menyusul eskalasi konflik di Timur Tengah, khususnya antara Israel dan Iran. Ketegangan geopolitik ini memicu kekhawatiran terhadap stabilitas ekonomi dunia, termasuk sektor pariwisata internasional yang masih dalam tahap pemulihan setelah didera pandemik COVID-19.
Manajer Operasional DTW Tanah Lot, I Wayan Sudiana, menyampaikan bahwa situasi perang tersebut perlu dicermati lebih lanjut. “Situasi perang mungkin akan berpengaruh terhadap ekonomi secara umum dan kemungkinan juga berdampak pada kunjungan wisatawan, nantinya. Namun masih diperlukan observasi lanjut untuk memastikannya,” ujarnya, Kamis (26/6/2025)
1. Kunjungan wisatawan asing ke DTW Tanah Lot masih stabil

Selain isu konflik Iran-Israel, erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur, dan Gunung Semeru di Jawa Timur turut menjadi faktor kekhawatiran penurunan kunjungan. Pemerintah Australia bahkan telah mengeluarkan travel advisory untuk warganya untuk lebih waspada dalam bepergian ke wilayah Indonesia, termasuk Bali.
Namun hal ini rupa-rupanya belum berpegaruh kepada kunjungan wisatawan, termasuk asing, ke DTW Tanah Lot saat ini. Berdasarkan data, kunjungan harian di bulan Juni 2025 masih stabil yaitu rata-rata dikisaran 4000-5000 orang per hari. Sementara total kunjungan per bulan adalah
Januari: 158.296 orang
Februari: 111.482 orang
Maret: 67.024 orang
April: 146.335 orang
Mei: 142.207 orang
2. Pengelola DTW Tanah Lot melaksanakan langkah konservasi budaya

Di tengah tantangan ini, Sudiana mengatakan pihak pengelola DTW Tanah Lot mengambil langkah konservasi budaya yang saat ini sedang berjalan di kawasan Pura Luhur Tanah Lot. Pengempon (pengurus) pura bersama pihak terkait telah memulai proses pemugaran pelinggih utama sebagai bagian dari upaya pelestarian warisan budaya Bali. Tahap awal pemugaran meliputi pembongkaran struktur utama yang kemudian akan diperkuat secara bertahap.
"Proses pemugaran Pura Luhur Tanah Lot ini tentu menghadapi tantangan tersendiri, terutama dari faktor alam seperti pasang surut air laut yang dapat memengaruhi jadwal dan teknik pelaksanaan," ujar Sudiana.
3. DTW Tanah Lot merancang pelatihan kesenian

Untuk meningkatkan jumlah kunjungan-- sekaligus sebagai bagian dari upaya promosi dan penguatan daya tarik budaya lokal-- DTW Tanah Lot tengah merancang kegiatan latihan kesenian rindik, okokan, dan tektekan di panggung terbuka yang baru saja selesai dibangun.
"Okokan dan tektekan merupakan seni tradisional khas Kabupaten Tabanan. Latihan ini nantinya dapat diikuti oleh wisatawan secara langsung sebagai pengalaman budaya yang imersif," ujar Sudiana.
Meski masih dalam tahap perencanaan, pelaksanaannya akan mempertimbangkan kesiapan panggung terbuka dan faktor cuaca agar berjalan optimal dan tetap aman bagi pengunjung.
Sudiana melanjutkan DTW Tanah Lot tetap berkomitmen menjaga kualitas layanan dan daya tarik destinasi. Pemantauan terhadap isu-isu global dilakukan secara berkala untuk memastikan pengambilan keputusan yang responsif. “Kami akan terus melaporkan perkembangan dari waktu ke waktu dan siap melakukan penyesuaian strategi agar pengelolaan destinasi tetap adaptif dan berkelanjutan,” tegasnya.